Author POV
Hari kamis kedua bulan September, 07.36 WIB.
Ara menggebug-gebugkan kakinya tanda dirinya masih sebal masalah kemarin.
Emosinya memuncak di ruang pengobatan karena bucket bunga itu. Ia sangat marah dengan Aldi yang notabene adalah murid lesnya sendiri.
Rasanya jika boleh, Ara ingin merobek-robek Aldi seperti selembar kertas dan melemparnya ke Antartika. Atau Ara akan menginjak-injak Aldi sampai wajah tampannya itu gepeng dan membuangnya ke tempat sampah. Sangat menyebalkan.
"Emang menurut dia, siapa yang sok strong, huh? Dia aja yang banci!" Omel Ara pada dinding-dinding lorong kelas 12 yang baru ia jajaki.
Ara menenteng tas punggung berwarna putihnya. Ia memakai seragam khas hari itu. Derap langkahnya dengan sungutan amarah melangkah menuju ke kelas.
Guru Prakarya kelas Ara yang mengajar jam pertama jarang sekali masuk kelas, jadi murid-murid di kelas XII-6 tidak begitu rancau dan terlihat santai hari ini. Mereka memang sudah di sekolah sebelum jam 7, namun tak langsung ke kelas. Biasanya seperti itu. Ara sendiri saja baru dari perpustakaan mengembalikan beberapa buku yang dipinjamnya.
Tap..tap..deg.
Setelah dengan percaya dirinya melangkah memasuki pintu kelas, ternyata belum ada seorang pun di dalam kelas itu kecuali Danial dan Shireen. Hanya mereka berdua.
Pandangan Danial dan Shireen untuk sesaat juga ikut teralihkan karena kehadiran Ara yang tiba-tiba.
Ara seketika sedikit salah tingkah dan berusaha tidak memperhatikan mereka. Ara mempercepat derap langkah menuju ke arah tempat duduknya. Tiba-tiba gadis itu terasa berat untuk menelan salivanya.
"Astaga, gue nggak nyangka bisa lupa soal Danial secepat ini. Ini bener, gue nggak tulus cinta sama Danial, semua itu pasti hanya karena hutang budi gue aja. Huh, tenang." Ara menepuk kepalanya sendiri dan mengoceh lirih.
Ara segera meletakkan tasnya di atas meja dan mengacak-acak kasar beberapa buku serta benda-benda yang ada di dalamnya.
Sret..
Ara mengelus keningnya, salah satu tangannya menarik sebuah buku bersampulkan kertas manila berwarna hitam, "Ya Ampun, Aldi lagi, Aldi lagi. Ya Tuhan mengertilah, gue niatnya gak pengen nemuin dia hari ini, tapi kenapa buku biologi dia ini harus ketinggalan di tas gue!" Ara kembali mengingat kesebalannya beberapa menit yang lalu, karena tepat di cover buku tulis itu, terdapat identitas 'Vrenaldi A.Z XII-6' yang terpampang sangat jelas.
"Huh, dia kan cowok. Biarin aja lah. Besok-besok aja gue ngebalikinnya." Tuntas Ara cepat, seraya memasukkan buku tulis itu kembali ke dalam tasnya.
"Tapi," Tiba-tiba tangan Ara terulur dan menarik buku tulis itu keluar. "Kalo dia dihukum gimana dong? Bukannya guru Biologi itu killer. Berarti, itu semua salah gue? Ebuset, siapa suruh buku ini kebawa sama tas gue?" Lanjutnya lirih karena tak ingin mengganggu Danial dan Shireen.
"Buku ini?" Ara mengernyitkan keningnya sejenak. "Ah, tentu saja. Terimakasih, Tuhan. Maaf beberapa detik lalu, hamba sudah menyia-nyiakan rencana yang telah Kau buat." Ara mengukir sebuah senyum miring kecil di sudut bibirnya. "Buku tulis ini akan bantu gue buat bebas dari kelas ini, dan balas dendam sama Aldi. Muah!" Tanpa sadar, Ara mencium buku tulis itu sekilas.
Mendadak, Ara berdiri dari bangkunya dan berlari keluar. Meninggalkan Danial dan Shireen kembali berduaan di dalam kelas. Entah bagaimana nanti yang dipikirkan Danial dan Shireen tentangnya, Ara harus belajar tidak peduli lagi tentang itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/110748464-288-k911771.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETABLE
Teen Fiction"Because, everyone keep secrets of their own." ✔Biar nyambung, baca Silhouette dulu okay(: ❤ "Lo lihat laut yang dalam itu? Sedalam itu pula rahasia gue yang gak pernah mereka tau selama ini." Seorang gadis tangguh dan pekerja keras yang tak pernah...