Afwan yaaa pada typo yang berkeliaran
Cih dia mendekat lagi! Masih punya muka gitu dia buat berhadapan sama gue? Hello harus nya dia itu sadar diri dong! Gak tau malu banget sih. Temen kok nelen temen, keturunan anaconda sih.
"Assalamualaikum Yo---la" kata Teresa dengan suara gugup. Heh, situ takut sama saya?.
"Wa'alaikumsalam" ketus gue cuek.
"Boleh aku duduk disini?" katanya lagi. Gue lirik dia sebentar lalu tak gue rihaukan lagi dia. Masa bodo! Dia mau duduk disitu kek, di lantai kek, atau di atas sono gue gak peduli.
Hening sejenak
Kami jadi terasa canggung sampai akhirnya ica datang mencairkan suasana."Assalamualaikum, udah pada datang nih? Tumben banget." Ica datang dan duduk di sebelah kiri gue.
"Wa'alaikumsalam" jawab gue dan Teresa. Gue lihat Ica tersenyum cerah namun ketika ia melihat mata gue yang udah jumbo ini ia pun terbelalak dan heboh seketika.
"Yola..... Mata kamu kenapa?" Ica berucap histeris yang gue balas dengan lirikan malas.
"Ya Allah, Yola ngomong dong?" Ica masih berusaha membujuk gue.
"Udah deh jangan berisik mood gue lagi gak baik karena ada uler yang nongkrong di sebelah gue ini." Gue lirik Teresa dengan sebal dan ternyata Teresa melihat nya. Wajahnya menjadi tertunduk sendu dan beranjak dengan pelan ke kursi di belakangnya.
Fiuh....
Sadar diri dia, bagus dong."Astagfirullahal'azim Yola kamu gak boleh gitu. Walau bagaimanapun dia teman kamu, kalian pernah mengisi hari-hari bersama." Ica mulai berceloteh lagi bak Ustadzah kondang.
"Ihh ngapain sih lo sibuk banget! Orang kayak begitu gak pantes juga di kasihani. Sekali gue benci ya benci! Dendam malah" Balas gue dengan berapi-api.
"Yola....Maafkanlah dia." ucap Ica lembut.
"Ini bukan urusan lo Ica. Lo gak ngerti gimana perasaan gue!" mata gue menjadi berkaca-kaca lagi.
"Yola... Memaafkan itu lebih baik ,berpahala Yola kita sesama saudara harus saling memaafkan" Ucap Ica sendu. Kenapa Ica jadi ikutan mau nangis?.
"Tapi..." gue masih mementingkan ego gue.
"Barang siapa memaafkan kesalahan orang lain maka Allah akan memaafkan kesalahan nya pada hari kiamat.(HR.Ahmad no-7122)" gue jadi diam seribu bahasa gak tau mau berbicara apa lagi.
"Memaafkan itu bukan berarti kita yang salah dan dia yang benar melainkan artinya hubungan silahturahmi kita jauh lebih penting di bandingkan ego dan rasa kesal kita. Jangan pernah lupa untuk beristigfar"
Gue meneteskan air mata, ya selama ini gue salah. Dan selalu mementingkan ego gue. Mau bagaimana pun Teresa teman gue saudara sebagai sesama muslim. Gue harus memperbaiki hubungan ini tidak baik melakukan permusuhan dan tak baik untuk membenci seseorang.
Gue membalikkan tubuh gue untuk mencari dimana keberadaan Teresa. Namun nihil Teresa gak ada disana.
"Kejarlah dia dan perbaiki hubungan kalian. Sahabat harus saling merangkul ingat itu" Ucap Ica dengan tersenyum lembut.
Gue mengangguk mantap dan memeluk Ica sebentar lalu keluar mencari Teresa, maafkan gue Teresa.
"Apakah kalian melihat Teresa?" tanya gue kepada anak-anak yang berduri did depan kelas.
"Tadi sih gue lihat dia lagi duduk di bahwa pohon dekat lapangan Volly." jawab teman gue, gue balas dengan anggukan dan ucapan terimakasih.
"Teresa..."panggil gue pelan. Teresa yang sedang menunduk dengan punggung bergetar menjadi tersentak dan membalikkan tubuhnya ke arah gue. Sebegitu sedihnya kah sahabat gue? Hati kecil ku pun meringis. Ia terkejut dengan kehadiran gue air mata masih berlinangan di matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku, Duda Bangkotan?
RandomSequel TEARS Benarkah jodohku si BANDOT TUA! BERANAK DUA! Ya Allah jelasin ke gue, apa gue kehabisan stok? Stok bujangan keren contohnya. Aisyah Yola Nurjannah menikah lagi? dengan anak kecil? kurasa aku akan gila Thomas Edison #313 -29 Juni 2017 #6...