Sequel TEARS
Benarkah jodohku si BANDOT TUA! BERANAK DUA!
Ya Allah jelasin ke gue, apa gue kehabisan stok? Stok bujangan keren contohnya.
Aisyah Yola Nurjannah
menikah lagi? dengan anak kecil?
kurasa aku akan gila
Thomas Edison
#313 -29 Juni 2017
#6...
"Melihat kelakuan Novela, ada bagusnya Om Thomas itu cari istri lagi." Ungkap Teressa yang sedang memangku Dima.
Yola menatap Teressa dengan pikiran berkelana. Yang dikatakan Teressa mampu membuat Yola menjadi merasa campur aduk.
"Menurut lo, Om Thomas bagusnya cari istri yang seperti apa?" Tanya Yola.
"Yang pastinya jangan kayak kamu deh!" Yola tersentak mendengarnya. Ungkapan Teressa tepat sekali menghunus jantungnya.
"Tadi dirumah nyuruh gua nikah sama si om. Lah sekarang bilang jangan gue! Gak jelas banget"Cibir Yola.
"Yaa aku berubah pikiran aja, La. Kamu itu terlalu urakan, masih suka kekanakan. Emang kamu bisa melayani om Thomas kelak?" Tanya Teressa.
Yola meneguk ludahnya, ia belum kepikiran kesana. Apa ia bisa menjadi istri yang baik?. Masalahnya Om Thomas itu pria dewasa pada umumnya pria dewasa lebih menyukai wanita dewasa sebab pola pikir mereka sama.
"Emang segitu urakannya ya gue?"Tanya Yola Polos. Teressa mendecih dengan kata-kata Yola.
"Sholat aja kadang masih bolong, gue yakin pasti subuhnya gak tepat waktu!"
Yola meringis mengiyakan tebakan Teressa dalam hati."Benerkan?"
"Yaa kan cuman sekali dua kali" jawab Yola mengelak. Yola diam memperhatikan Novela, yang diperhatikan malah balas memperhatikan. Pandangan matanya seakan mengerti isi hati Yola. Kemudian tersenyum seakan memberi kekuatan tersembunyi terhadap Yola.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"La, ibu adalah madrasahnya seorang anak. Maka jadilah wanita yang pintar agar anak kita kelak menjadi generasi yang baik dan membanggakan dunia dan akhirat."
"Aku tau, kalau kamu mulai ada hati dengan Om Thomas." Ungkap Teressa tanpa ragu.
"Maksud kamu?"Tanya Yola sedikit berlagak bingung padahal ia sudah gelagapan sendiri.
"Gak perlu aku jelasin karena cuman kamu yang lebih tau. Hati-hati Yola nanti Allah subhanahu wata'ala cemburu. Maka akan ada sebuah rasa sakit yang akan membuat mu merasa kehilangan."
Yola semakin tak dapat berbicara yang dikatakan Teressa benar.
"Kalau memang ingin berjodoh, jangan dekati dia yang sudah menyentil hatimu tapi dekati dia yang sudah menciptakan mu dan dia."
. . . . . . . .
Yola diam memandang Novela dan Dima di atas ranjang mereka masing-masing. Keduanya sudah terlelap sejak satu jam yang lalu, dirumah besar ini Yola duduk seorang diri tak jauh dari si kembar. Teressa sudah pamit pulang lebih dulu karena ada urusan penting yang sangat mendadak. Walaupun didapur ada para pembantu tapi Yola dapat merasakan kesunyian yang tercipta dari rumah besar ini.
Bosan hanya dengan duduk diam Yola pun mulai beranjak meneliti setiap sudut kamar yang ditempati oleh si kembar. Kamar dengan nuansa princess Aurora yang pastinya serba bewarna merah muda. Ada banyak lukisan putri dongeng yang tertempel di dinding kamar. Susunan mainan yang sangat rapih sesuai tempatnya membuat ruangan mungil ini terkesan sangat rapih. Saat sedang mengelilingi kamar si kembar tanpa sengaja Yola melihat pintu terbuka yang tersambung ke sebuah kamar terletak disebelah kamar sikembar. Walau Yola masih berada didalam kamar Dima dan Novela tidak menutup kemungkinan untuk Yola tak dapat melihat sebuah bingkai foto besar yang tertempel di dinding kamar dengan nuansa abu-abu itu. Bingkai foto tersebut sangatlah besar, didalam bingkai itu tampak sepasang pengantin yang dibalut dengan pakaian bewarna putih. Dari jarak yang cukup jauh saja Yola bisa melihat sebuah senyuman bahagia digambar tersebut.
Merasa tak puas hanya melihat dari jauh, dengan lancang Yola berjalan menuju kamar tersebut. Langkah demi langkah Yola lalui hingga ia sampai tepat didepan bingkai foto besar itu. Disana ada Thomas sang duda tua bersama dengan seorang wanita yang memakai khimar putih berparas cantik bak seorang bidadari dengan wajahnya yang berseri dan bola mata yang berkilau. Senyuman manisnya begitu memukau, Yola saja yang notabene seorang wanita sampai ikut terpesona dengan paras cantiknya.
'MasyaAllah.. Ciptaan mu sungguh tiada tandingannya Ya Allah' ucap Yola terkagum-kagum dengan kesempurnaan wanita digambar tersebut.
'Apakah ini salah satu istrinya Si dukot itu? MasyaAllah cantik banget sih. Jadi minder -_-'
Di gambar tersebut keduanya terlihat sangat cantik dan sedikit malu-malu. Membuat Yola berdecih malas melihat ekspresi duda tua yang sok malu itu. Kemudian Yola mulai sadar bahwa ia sedang berada dikamar laki-laki dari warna dan perabotan kamarnya saja sudah bisa ditebak meskipun disudut kamar terdapat lemari jati bewarna putih dan meja rias putih mengkilat yang menandakan bahwa disana juga ada seorang wanita yang menempatinya. Yola segera berbalik dan bergerak cepat untuk keluar dari kamar itu.
Seperti orang yang tertangkap maling Yola sampai tak sadar bahwa ia berjalan cepat sampai keluar kamar meninggal kan sikembar yang telah tertidur lelap. Yola masih saja iseng dan asik sendiri meneliti setiap sudut rumah Duda Tua nya. Lihat sana lihat sini dan terhenti ketika ia melihat sebuah pintu putih yang sedikit terbuka. Tak perlu berpikir panjang Yola segera mengintip, ia dikalahkan oleh rasa ingin tahu nya.
Lalu Yola membuka pintu kamar tersebut, tak ada penerangan atau sinar apapun yang dapat menerangi kamar tersebut. Yola meraba-raba dinding kamar untuk mencari tombol penghidup lampu.
KLIK
Kamar gelap tadi segera berubah menjadi terang dan memperlihatkan isi kamarnya. Kamar dengan cat bewarna kecoklatan dan nuansa yang lebih elegan menyapa Yola. Kamar tersebut terlihat begitu rapih namun dapat dirasakan bahwa tak ada yang menempati kamar itu. Mata besar Yola segera menangkap adanya gambar yang terpatri di dinding kamar itu. Disana ada sepasang pengantin yang juga tak kalah cantik nya dengan yang tadi. Mata Yola terbelalak karena disana ada wajah pak tua nya dengan seorang wanita seksi dan cantik jelita.
'Jadi bener kalo Duda Tua itu punya bini dua? Rakus banget sih ini bulek!.'
'Iss kok bininya cantik semua sih? Yang ini beda versi cantiknya. Wihh seksi banget!'
'Tapi kenapa muka Pak Tua asem begitu? Kayak bau ketek nya mang solihin eh wkwk'
'Kok malah jadi nyesek ya? Apa gue pantes gitu jadi pengganti mereka ini? Gue mah apa cuman remahan peyek teri.'
Pusing dengan pikiran-pikiran aneh yang berkeliaran dikepalanya Yola lebih memilih untuk keluar dan turun kebawah. Kini sudah pukul 11:00 siang perut Yola menjadi keroncongan. Mau pergi untuk mencari makan diluar Yola malas sekali.
"Neng Yola mau makan siang,ya?" Tanya pembantu dirumah Thomas.
"Engg... Enggak makasih bu. Yola udah pesan makanan diluar pakek gojek hehe" Ucap Yola canggung.
Pikiran Yola masih kian berkelana mengenai foto yang ia lihat tadi. Sisi hatinya telah yakin bahwa ia sudah bertekad dengan berpikir matang. Niat itu sudah lama ia ingin jalankan, dengan menahan segala ego dihati terhadap yang selama ini ia katakan dan ia lakukan. Semua itu berjalan karena hati nuraninya dan sebuah kata yang berujung janji.
Namun ia masih berpikir sudah pantaskah dia?. Ingatlah Jodoh adalah cerminan diri kita. Jika ingin mendapat pasangan yang baik maka berubahlah jadi baik. Jodoh sudah ada yang atur tugas kita sebagai hamba Allah subhanahu wata'ala adalah dengan beribadah-doa-usaha-dan sabar.
. . . .
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Apa kabar ukhti dan akhi( kalau ada) sekalian.
Sudah lama sepertinya aku gak update yaa hehe afwan.
Hanya segini yang bisa aku kasih, ini penuh perjuangan mengerjakan nya karena aki merasa memiliki tanggung jawab disini :)