Cup....cup...cup...
Yola bergerak gelisah dalam tidurnya, ia merasakan ada sesuatu yang dingin menerpa wajahnya. Namun Yola tetap malas untuk bangun ia masih saja memejamkan matanya.
Thomas tertawa pelan dan terus mengecup seluruh wajah Yola. Ia usap rambut istrinya itu dan membisik lembut di telinga Yola yang tertidur menyamping membelakanginya.
"Istriku, ayo bangun!" Ucap Thomas lembut. Yola menggidik geli karena terpaan nafas seseorang ditelinganya.
"Jamilah," bisik Thomas lagi.
Yola menggeliat kecil dan segera membuka mata. Setelah nama asing mengusik tidur cantiknya itu.
"Ja...uh," kata Yola yang membekap mulutnya.
Thomas menaikkan alisnya, "Kenapa?" Tanya Thomas heran.
"Belum sikat gigi, bau!" Yola bangun dari ranjang mereka dan berjalan cepat menuju kamar mandi. Meninggalkan Thomas yang menatapnya penuh tanda tanya.
Yola keluar dari kamar mandi dan menghampiri Thomas disisi ranjang. Yola menatapa Thomas dari kaki hingga kepalanya. Wajah sudah segar pakek sarung baju koko dan wangi.
"Sudah, ambil air wudhu?" Tanya Thomas.
"Eh... Belum," Jawab Yola dengan menyengir bodoh.
"Yaudah ambil wudhu duluan, nanti kita sholat di sini," Yola mengangguk dengan perintah Thomas. Kembali Yola memasuki tempat untuk mengambil Wudhu. Dalam hatinya Yola sedang berbunga-bunga tidur nyenyak bersama pria tampan lalu dibangunkan dengan kecupan mesra di wajahnya kemudian diajak sholat tahajud bersama. MasyaAllah.
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَان
Fabiayyi alai rabbikuma tukaththibani
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Yola sangat bersyukur ini adalah nikmat yang Allah beri padanya. Memiliki kekasih halal rasanya begitu membahagiakan. Apapun yang dikerjakan menjadi pahala. Tersenyum kepada suami, pahala. Memasak untuk suami, pahala. Menyiapkan kebutuhan suami, pahala. Bermanja-manja dengan suami, pahala. Ya Allah sungguh ini adalah kenikmatan yang berlimpah.
Yola rasanya mabuk kepayang oleh perlakuan manis Thomas. Meskipun baru saja tiga hari hidup serumah. Beberapa hal tentang Thomas sudah ia ketahui dan ia terima apa adanya. Dan seperti yang ada di dalam Al-qur'an jodoh kita adalah cerminan diri kita.
"Sudah?" Tanya Thomas ketika Yola sudah siap dengan mukenanya.
"Sudah, Bos!" Thomas tertawa lagi. Ada-ada saja panggilan yang Yola beri untuknya.
"Yasudah giliran aku," Yola mengangguk saja. Ia duduk di atas sajadah yang sudah disiapkan oleh sang suami.
.
.
..
.
."Ngaji dulu yuk menjelang subuh tiba," ajak Thomas.
Yola menurut saja apapun yang diajarkan Thomas kepadanya. Untung saja Yola tidak begitu bodoh dalam mengaji dan semua itu karena ia sering berlatih dan belajar. Setelah menutup Al-Qur'an Yola tertawa sendiri mengingat saat dulu ia mengaji diajar oleh Thomas di masjid. Dulu Thomas mengajarnya dengan tegas dan sekarang Thomas mengajarnya penuh kelembutan dan kentara sekali kasih sayangnya. Membuat Yola terbuai dan serasa ingin terbang.
Kini Yola sudah bergelung di atas ranjangnya ia bersembunyi di balik selimut melarikan diri dari keisengan sang suami. Tadi selepas Yola membuka mukena Thomas menyolek pinggang Yola. Yola tidak tahan, ia mudah merasa geli. Dengan iseng Yola mengambil mukenanya dan mengurung kepala Thomas dengan mukena putihnya. Kemudian Yola melompat menaiki ranjang sambil tertawa puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku, Duda Bangkotan?
RastgeleSequel TEARS Benarkah jodohku si BANDOT TUA! BERANAK DUA! Ya Allah jelasin ke gue, apa gue kehabisan stok? Stok bujangan keren contohnya. Aisyah Yola Nurjannah menikah lagi? dengan anak kecil? kurasa aku akan gila Thomas Edison #313 -29 Juni 2017 #6...