11

10.6K 700 20
                                    

"Makasih. Sudah banyak yang bilang kalau saya itu 'HOT' tapi saya juga tidak terlalu paham dengan ungkapan yang  dimaksud mereka." Ketiganya terdiam. Teressa sudah meringis malu wajahnya menjadi merah padam. Ica tak sanggup menolehkan kepalanya yang tiba-tiba kaku hatinya bertanya kenapa kejadian seperti ini kembali lagi?. Dan jangan tanyakan Yola yang nyaris jatuh melumer bagaikan coklat yang dilelehkan.

"Kaburrr....." Titah Yola yang langsung   saja berteriak. Ica dan Teressa juga ikut bergerak cepat setelah mendengar titah Yola tapi sayang justru Yola  tak bisa kabur karena kakinya terinjak oleh tali sepatunya sendiri.

BUGH.....

"Yolaaaaaa"Seru Ica dan Teressa. Mereka berbalik kembali lagi ke tempat tadi.

Akibat terjatuh Yola jadi meringis sakit dan menutupi wajahnya malu, ia tidak mau bangun ia terus menelungkup karena tak sanggup melihat teman-teman kuliahnya tertawa apalagi melihat Pak Tua yang ikut gencar menertawakannya.

Tawa Thomas akhirnya pecah juga padahal ia sudah susah payah menahan tawa melihat tingkah laku gadis-gadis muda ini. Terutama Yola.

"Yolaa bangun...." Ucap Ica. Teressa berjongkok didekat kepala Yola untuk memeriksa mana tau ada keretakan yang terjadi dikepala Yola.

"WOII datuk tua! Jangan diketawain dong temen saya. Kan kasihan!"Teressa memprotes Thomas yang tertawa terpingkal-pingkal. Pasalnya gaya jatuh Yola itu memang benar-benar lucu. Awalnya berteriak lalu berputar kemudian ingin melangkah dan tertahan karena menginjak tali sepatu sendiri lalu karena merasa gamang akan jatuh kedua tangannya menggapai-gapai angin disekitarnya pada akhirnya mendarat mulus juga diatas lantai. Bisa ditebak bukan bagaimana ekspresi wajahnya walaupun Thomas tidak bisa melihatnya membayangkannya saja sudah cukup membuat nya tertawa.

Namun mendengar panggilan 'Datuk' untuk dirinya Thomas segera merubah raut wajahnya. Matanya memicing tajam layaknya Harimau sedang mengintai mangsa.

"Kamu panggil saya apa?," Tanya Thomas tajam. Yola sebelumnya merunduk tetapi menjadi tersentak menaikan kepala dan menghadap Teressa dan Thomas yang sedang saling tatap. Wajah Teressa masih terlihat menantang seakan tidak takut padahal wajah Pak Tua itu sudah berubah bengis. Oh ayolah,emosi Thomas sedang sulit dikendalikan.

"Datuk!. Kenapa? Salah?," Ujar Teressa merasa tak takut. Ica segera menutup mata ia kebingungan harus bagaimana.

"Kamu...."

"HAHAHAHAHAHAHA. Aku-in aja deh kalo emang udah tua! Disini semua juga tau kalo situ emang udah tua." Yola ternyata telah duduk dan meledek Duda Tua itu.

Thomas paham yang ia lakukan adalah salah. Meladenin anak usia muda darinya adalah hal bodoh. Thomas beristigfar dan menarik nafas dalam.

"Saya memang sudah tua, tapi yang muda lebih banyak suka yang tua. Wajah saya tua tapi.... Onderdil saya masih muda!"  Ucap Thomas tegas. Ia pergi berjalan menuju mobilnya setelah berulang kali istigfar dan menyesal dengan apa yang ia ucapkan. Hingga Yola,Ica,Teressa dan teman-teman kuliah yang menonton mereka menjadi bungkam tanpa kata.

___________

Malam harinya Yola sudah berada diparkiran rumah sakit. Ia mendapat kabar kalau si kembar besok sudah boleh pulang. Sebenarnya sore tadi tapi ntah karena apa jadi tertunda. Bisa saja sih jika dipulangkan malam cuman rasanya tidak bagus untuk anak kecil baru sembuh sakit keluar malam. Maka jadilah esok hari mereka pulang.

Knop pintu sudah berada di genggaman Yola dengan perlahan ia mendorong pintu itu takut menganggu sikecil atau mungkin mengganggu penghuni lainnya. Mengintip sedikit, sepertinya tidak ada orang. Yola melangkah masuk setelah mengucap salam dilihatnya si kembar sedang tidur dengan pose yang berbeda. Novela si gembul dan jahil tidur telentang dengan tangan terangkat mirip ketika sedang di sergap polisi.

Jodohku, Duda Bangkotan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang