Semua orang tahu jika cintaku terhadap ice cream seperti cintaku terhadap tubuh seksi istriku. Namun akhir-akhir ini aku tidak bisa memakannya. Entah apa alasannya, setiap kali yuri atau hyoyeon menawariku ice cream di waktu jam istirahat. Aku menolak memakannya, aku justru merasa mual menghirup aroma manis dari ice cream itu sendiri. Tentu saja yuri begitu heran denganku, aku juga lebih heran lagi kenapa reaksiku sangat berbeda dengan sebelumnya. Ice cream adalah bagian dari hidupku, mana bisa aku jadi berubah tidak menyukainya.
Saat ini aku sedang makan siang bersama yuri di cafe yang dekat dengan kantor. Di meja makan sudah tersedia makanan yang kita pesan. Namun aku hanya menatapinya saja, seakan tak berniat untuk menyentuhnya apalagi memakannya. Aku juga hanya memandangi yuri yang makan dengan lahapnya. Si Kwon pasti sangat lapar, sebelumnya ia terus merengek jika tadi pagi tidak sempat sarapan dan ia benar-benar sangat lapar saat ini.
“ Kau tidak apa, tae?? Kau sangat aneh beberapa hari ini. Emosimu juga tidak stabil hari ini. Kau sakit?? Atau ada masalah dengan Tiffany?? “ Yuri bahkan hampir menyelesaikan makannya, namun saat ia melirik Taeyeon dan menyaksikan makanannya belum tersentuh, ia segera menghentikan makannya dan mencoba bertanya.
“ Entahlah, moodku sedikit buruk akhir-akhir ini. Tiffany juga sedikit sibuk dengan acara kantor. “
“ Apa kau hamil?? “
“ Yahh!! “ Taeyeon langsung menggunakan nada keras hingga suaranya sempat membuat orang-orang disekitarnya menoleh ke arah mereka karena terkejut akan suara keras Taeyeon.
“ Aku kan hanya bertanya. Mungkin saja kalian melakukan inseminasi buatan bersama. “
“ Hanya Tiffany yang akan hamil. Aku kepala keluarga, yul. “ Taeyeon menekankan kalimatnya. Mana bisa ia hamil? Ia yang kelaminnya berpenis sekarang. Jadi dia yang akan menghamili Tiffany.
“ Okay..okay.. “ Yuri mengangkat tangannya menyerah.
Ia paham maksud yuri, ia juga heran. Jika Tiffany yang hamil, tapi kenapa ia yang merasakan gejala-gejala kehamilan. Ia juga perhatikan jika istrinya itu terlihat normal-normal saja. Ia tidak pernah melihat Tiffany merasa mual akan sesuatu, atau porsi makannya bertambah. Tiffany biasa saja.
##
Jarang sekali Taeyeon menunggu istrinya pulang. Karena biasanya Tiffany-lahh yang selalu menunggunya pulang. Jadwal kerja Taeyeon yang tidak selalu berangkat pagi, dipastikan Taeyeon pulang malam di hari kerja lainnya. Namun saat ini Tiffany belum pulang, istrinya itu berangkat dari pagi namun sudah jam 9 malam belum juga pulang. Tiffany biasa berangkat pagi dan pulang sekitar jam 4 sore. Ia tahu istrinya itu sedang membuat acara di kantornya, jadi ia paham jika jam segini belum pulang. Taeyeon sempat menelfon istrinya kapan pulang seperti bayi merengek, tidak ada Tiffany di rumah begitu membosankan baginya. Tapi jawaban yang diberikan Tiffany malah membuatnya semakin merengek karena Tiffany menjawab tidak pasti jam berapa akan pulang.
“ Tae babe.. Aku pulang... “
Taeyeon langsung mendongakkan kepalanya setelah mendengar suara istrinya yang sudah tiba di rumah. Ia sejenak melirik ke arah jam dinding di sampingnya, jam menunjukkan pukul 11 malam. Itu berarti ia duduk di sofa ruang tamu cukup lama.
“ Belum tidur, hehm?? “ Tiffany segera menghampiri Taeyeon yang seperti patung duduk di ruang tamu. Keadaan rumah sedikit gelap, bahkan TV yang didepan mata Taeyeon pun tidak dinyalakannya. Istrinya itu membuat keadaan rumah terlihat seperti rumah hantu saja.
“ Apa kau meminum alkohol?? Apa ada teman lelaki yang menggodamu? Apa ada klien yang mencoba meminta nomor pribadimu?? Apa saja yang kau lakukan di acara kantor hari ini? “ Taeyeon langsung memberikan istrinya deretan pertanyaan saat Tiffany duduk disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen One [ End ]
FanfictionSemuanya begitu normal.. Taeyeon mempunyai istri yang cantik.. pernikahan yang bahagia.. pekerjaan tetap.. orang tua yang hebat.. Sahabat-sahabat yang selalu disisinya.. sampai taeyeon bertemu seseorang yang mengubah hidupnya.. Special thanks to Mel...