First Trial

5.8K 521 155
                                    

“ Yeah, babe. Aku sedang makan. Dua porsi?? “ Tiffany langsung termangu menatap pesanan makanannya yang hanya untuk satu porsi, porsi biasanya dia makan. Ia terus mendengar omelan Taeyeon ditelfon jika ia harus makan lebih banyak. Kedua bayinya membutuhkan itu. Sigh. Taeyeon memang benar, tapi rasanya ia tidak sanggup menghabiskan porsi makan banyak.

“ Iya, Tae baby.. okay..okay..  ya sudah.. Kamu makan juga sana. I love you too, babe.. “ Tiffany menutup telfonnya lalu meletakkan ponsel itu kembali ke dalam tasnya.

“ Dia selalu seperti itu?? “

“ Yeah. Apalagi karena kehamilan ini. Dia semakin sering menelfonku disaat jam kerja ataupun istirahat. Tapi aku tidak mempersalahkannya. Aku suka perhatian yang dia berikan. “ Tiffany tersenyum sembari menjawab pertanyaan Tommie.

Saat ini mereka berdua sedang makan siang bersama. Beberapa pegawainya juga ada disitu, hanya meja saja yang berbeda. Ia tadinya hanya ingin menikmati makan siang dengan tenang sendirian sampai tiba-tiba saja tommie duduk dihadapannya sembari membawa piring makanannya sendiri. Ia tidak punya alasan untuk mengusir Tommie saat pria itu bertanya dengan baik-baik apakah dirinya bisa duduk satu meja dengannya atau tidak.

“ Kalian terlihat bahagia.. “ Tommie menatap wajah Tiffany yang begitu berseri dan sangat memikat. Aura dewasanya begitu melekat hingga menjadi salah satu pesonanya. Tiffany, Taeyeon beruntung memilikimu. Ahh.. mungkin karena aku sedang sendiri saat ini, jadi rasanya semua wanita yang aku temui terlihat menggoda dimataku.

“ We loves each other anyway. “

Mendengar kata cinta dari mulut Tiffany membuatnya sedikit cemburu. Kehidupannya yang terus berganti-ganti pasangan tanpa ada yang menetap membuatnya sedikit sensitif berbicara tentang cinta. Jadi cemburu akan kebahagiaan orang lain seringkali dirasakannya.

“ Can I have your phone number? “

“ Ehhmm.. “ Untuk apa? Tiffany bingung, namun ia harus menjawab dengan nada tenang.

“ Sorry, Tommie. I think I can’t. Kau bisa menghubungi asistenku jika ada ingin janji temu. “

“ Ahh... Aku paham. “ Tommie berusaha tersenyum meski akhirnya hanya bisa tersenyum kaku, tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Meski ia harus paham jika Tiffany hanya ingin melindungi kehidupan rumah tangganya dari campur tangan orang lain.

##

Tiffany merengek kesal saat aku pulang malam dan hanya memberitahu jika besok aku harus pergi keluar kota selama 3 hari untuk shooting. Aku paham ini begitu tiba-tiba, jadi aku sangat mengerti jika ia kesal denganku. Terlebih hari ini aku pulang sedikit larut.

“ Maaf, sayang. Ini hanya 3 hari, tidak akan lebih dari itu. “ Aku mencoba membujuknya. Saat ini kita sudah ditempat tidur, aku harus menyelesaikan hal ini dengannya atau kita tidak akan tidur. Tiffany pasti lelah seharian ini, aku tidak ingin membuatnya kelelahan karena kurang tidur.

“ Tapi, Tae.. 3 hari bukankah terlalu lama?? “ Tiffany terus mencubit-cubit lengan Taeyeon yang kini memeluk tubuhnya.

“ Hey.. justru karena ini hanya 3 hari, sayang. Jadi aku masih menerimanya. Tidak begitu lama. Kau tahu aku bisa lebih dari itu sebelumnya kan? “

“ Jadi kau ingin lebih dari itu?? Meninggalkan istrimu yang sedang hamil muda ini sendirian dirumah begitu? “ Apa Taeyeon tidak paham jika ia sungguh membutuhkan dirinya?

“ Bukan begitu, Fanny-ah.. 3 hari tidak akan lama. Kau juga pagi sampai sore bekerja. Tidak akan terasa jika aku tinggal 3 hari saja, sayang. Hehm.. atau.. aku akan kembali memaksamu untuk resign dari tempat kerjamu dan fokus saja pada kehamilanmu ini. “

“ Yahh.. Taeyeon-ahh... “

“ Aku janji jika kau resign dari tempat kerjamu aku tidak menerima shooting untuk luar kota selama kehamilanmu. Bagaimana?? “ Ini akan menjadi negosiasi yang membuat Taeyeon tidak akan khawatir lagi tentang istrinya yang sedang hamil jika Tiffany tidak bekerja dan fokus akan kehamilannya.

“ Tapi Tae-ahhh.... “ Tiffany kembali merengek dengan bibir turun ke bawah. Mengekspresikan ketidak setujuannya. Ia mudah bosan dirumah, lagipula perutnya belum besar jadi ia masih merasa baik-baik saja jika bekerja.

“ Sayang.. pikirkan baik-baik. Aku sebenarnya tidak ingin kau membantah hal ini. Aku tidak ingin kau sakit dan kelelahan karena masih terus bekerja dikehamilanmu yang pertama ini. Kau tahu jika kita harus menjaga bayi kita baik-baik bukan? Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup aku menghamilimu. “

##

Sejak pembicaraan malam itu. Tiffany berpikir keras tentang keputusannya yang akan resign dari tempat kerjanya lebih cepat dari yang ia rencanakan atau terus mengundur-ngundur waktu, menunggu sampai perutnya sedikit membesar. Oleh sebab itu ia belum bisa menjawab pertanyaan Taeyeon untuk segera resign atau tidak.

Seharian ini ia hanya menghabiskan waktu ditempat kerja. Tidak ada Taeyeon dirumah, jadi untuk apa ia buru-buru pulang, bukan? Dia memang pada akhirnya mengijinkan Taeyeon untuk pergi keluar kota selama 3 hari itu.

Baru ditinggal 2 hari saja Tiffany merasa rindu dengan istri pendeknya itu. Rumah benar-benar sepi tanpa Taeyeon. Sepulangnya dari tempat kerja ia langsung mandi lalu setelahnya hanya bermalas-malasan ditempat tidur. Lagipula ia sudah makan malam diluar rumah jadi tidak ada hal lagi yang ia lakukan sepulang dari rumah.

Sebenarnya ia sangat menunggu telfon dari Taeyeon. Namun sejak terakhir istrinya menelfonnya kemarin sore, Taeyeon belum menelfonnya lagi sampai sekarang.

Mungkin Taeyeon sibuk. Shooting diluar kota memang selalu lebih repot dari biasanya. Tiffany paham betul akan hal itu, namun selang tak berapa menit saat pikirannya menenangkan diri sendiri jikalau ia harus mengerti bagaimana sibuknya pekerjaan Taeyeon. Ponselnya bergetar dan berbunyi cukup nyaring, sontak saja langsung membuatnya meraih ponselnya yang berada diatas nakas.

Taeyeon. Baru saja aku memikirkanmu. Tiffany langsung melengkungkan senyumnya sembari mengangkat telfon dari orang yang sudah dinanti.

“ Hello babe?? “

“ Fanny-ah.. Kau sudah makan? “

“ Aha. Aku sudah makan sejak 3 jam yang lalu. Kamu sudah makan? “

“ Yeah. Euh.. ekhem.. “

Tiffany mendengar suara berdehem Taeyeon yang cukup keras, lalu diikuti dengan keheningan setelahnya. Apa ada sesuatu yang ingin dia katakan? Taeyeon biasanya berdehem jika ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya, yang ingin dikeluarkan lewat kata namun ragu untuk dikeluarkan lewat mulutnya.

“ Babe? You okay?? “ Tiffany niatnya ingin merengek manja pada Taeyeon agar ia tahu betapa rindunya ia saat ini tanpa Taeyeon dirumah, namun semuanya jadi terlupakan saat ia menemukan keheningan Taeyeon dalam telfonnya.

“ Ehhhm. Sayang, apa beberapa hari yang lalu kau makan siang bersama dengan lelaki itu? “ Mungkin memang lebih baik Taeyeon mengungkapkan masalah dalam benaknya. Ia sempat kesal sejak pagi tadi saat tak sengaja salah satu stuffnya membuka sebuah akun gosip dan memberitahukan dirinya tentang berita gosip terbaru, terpampang istrinya dengan salah seorang lelaki yang ia temui beberapa hari yang lalu dirumah sakit. Mereka terlihat sedang menghabiskan makan siang bersama disebuah cafe hanya berdua saja. Belum lagi judul artikel yang membuat kekesalannya bertambah, menuliskan jika istrinya itu sedang mencoba mendekati seorang lelaki karena telah bosan berhubungan terlalu lama dengan seorang perempuan.

Taeyeon ingin marah pada Tiffany namun takut jika kemarahannya hanyalah sebab karena ia sudah termakan berita gosip yang belum tentu kebenarannya. Ia bahkan belum bertanya apapun pada Tiffany, yang pastinya belum mendapat penjelasan apa-apa dari istrinya. Jadi Taeyeon harus menahan diri sampai ia selesai melakukan pekerjaannya hari ini untuk bisa menelfon Tiffany setelahnya.

“ Lelaki? Siapa?? Ah. Maksud kamu Tommie?? “ Taeyeon tahu darimana jika ia dan tommie pernah makan siang bersamanya?

“ Yeah. Apa kemarin kalian menghabiskan waktu bersama juga saat aku tidak ada dirumah?? “ Taeyeon sebenarnya tidak ingin menuduh istrinya yang tidak-tidak. Namun cemburu begitu melingkupinya saat ini, belum lagi karena ia sudah tahu siapa Tommie dimasa lalu istrinya. Jadi jangan salahkan Taeyeon untuk tidak cemburu karena menemukan dan termakan berita tidak enak seperti itu tentang istrinya.

“ Kenapa kau bertanya seperti itu Tae-ah.? Aku hanya dirumah sepulangnya kerja. Aku juga tidak menghabiskan waktu dengan lelaki itu. Apa kau membuntutiku selama ini atau apa sampai kau curiga begitu, hehm? “

“ Lihat pesanku. “

Tak berapa lama sebuah pesan online masuk pada ponselnya. Sambil bertelfon, ia membuka pesan yang telah dikirimkan oleh Taeyeon dan menemukan sebuah berita gosip tentang dirinya.

Ya tuhan. Gosip murahan. Ia mengumpat dalam hati yang telah menyebarkan foto dirinya dan membuat pernyataan palsu tentangnya. Sigh. Tiffany harus tenang. Ia harus menjelaskan hal ini baik-baik karena ia dan Tommie tidak ada hal apapun.

“ Itu hanya kebetulan saja, Tae Baby.. Dia kebetulan salah satu model dimajalah aku yang sempat aku kunjungi lokasi pemotretannya. Aku juga sempat terkejut saat tahu Tommie salah satu modelnya.

Kita makan siang bersama tidak direncanakan sama sekali. Aku sebetulnya makan siang bersama asistenku dan kru pemotretan. Namun Tommie tiba-tiba menghampiri mejaku saat menemukan aku duduk sendirian. Aku tidak bisa mengusirnya saat ia sendiri sudah duduk didepanku. “

“ Begitu.. hehm.. Tolong jangan dekat-dekat dengannya. Atau aku akan langsung menyuruhmu untuk keluar dari pekerjaanmu saat ini juga. Jujur saja aku merasa tidak aman akan kehadirannya. “

“ Tae baby.. Kau tahu aku sangat mencintaimu, bukan. Aku milikmu, tolong percayakan itu. “

“ Jauhi dia sebisamu. Aku tidak ingin ada lagi berita seperti ini. Jangan berdebat denganku saat ini. “

Klik.

“ Tae?? Yah... Taeyeon-ah?? Tae?! “ Tiffany sama sekali tidak menyangka jika Taeyeon tiba-tiba saja menutup telfonnya ditengah pembicaraan mereka yang menurutnya belum selesai. Ia bahkan belum mengatakan bahwa dirinya sangat rindu padanya! Ah! Kim Taeyeon! Kau jadi membuat kesal istrimu yang sedang hamil ini.
Kau baru saja menelfonku setelah seharian ini tidak ada kabar darimu. Memang kau tidak rindu padaku juga, huh?

Karena kesalnya memuncak, Tiffany langsung melempar ponselnya ke lantai yang beruntung terlapisi oleh karpet bulu warna pinknya. Menyelamatkan kerusakan yang bisa terjadi pada ponselnya.




Author note:

Kalo banyak yg voment, nanti aku janji bakal update cepet..

So.. give me your comment for this chapter😁😁

The Chosen One [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang