Get fast

5.6K 453 126
                                    

" Hey... " Sapa Taeyeon melihat istrinya yang terkantuk-kantuk berbaring miring sembari menyusui bayinya ditempat tidur mereka.

" Hello babe. Kau sudah makan?? " Taeyeon hari ini pulang cukup larut. Jam dinding pun sudah menunjukkkan pukul 11 malam. Wajar saja, istri pendeknya itu juga berangkat agak siangan tadi pagi.

" Aku sudah makan. " Taeyeon menghampiri Tiffany untuk mengecup kening istrinya, lalu ikut mengecup kepala bayi mungilnya yang sedang makan menyusu itu.

" Al sudah tidur?  " Taeyeon membedakan altair dan Ivander dengan tahi lalat yang ada wajah kedua bayinya. Al mempunyai tahi dekat rahang sebelah kiri, sedang Iv mempunyai tahi lalat kecil dipipi sebelah kanannya.

" Yeah.. dia baru saja aku susui lalu langsung tertidur. Sebentar lagi Iv juga kenyang. Kamu mandilah lalu istirahat, Okay? " Tiffany mengecup bibir Taeyeon sekilas lalu mendapat anggukan kepala Taeyeon sebagai jawabannya.

##

" Aku mencarimu dikamar. "

" Khamjagiya! " Tiffany terlonjak terkejut hingga langsung membalikkan badannya secara reflek. Ia hampir saja tersedak oleh air putih yang sedang diminumnya saat Taeyeon tiba-tiba saja datang dan berbicara dibelakang punggungnya.

" Maaf.. aku tidak bermaksud mengagetkanmu. " Taeyeon tahu jika Tiffany akan selalu merasa lapar sehabis menyusui kedua bayinya. Jadi ketika ia tidak menemukan Tiffany didalam kamar, istrinya itu pasti berada didapur untuk mengisi perutnya.

" Kau mau?? " Tiffany menyuapkan kue kering buatannya ke dalam mulut Taeyeon. Taeyeon tidak akan menolak suapannya. Ia bahkan menyaksikan Taeyeon mengunyah makanannya dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Eit. Tunggu! Senyum macam apa itu?

" Wae?? " Tiffany merasa curiga dengan senyum yang tadinya manis lalu detik berikutnya menjadi mengerikan. Senyum yang awalnya melengkung lebar sama rata lalu berubah menjadi senyum melengkung ke samping kanan dengan tatapan genit ala lelaki tua

" Al dan Iv sudah tidurkan? " Tanya Taeyeon sembari mendekatkan tubuhnya pada istrinya, lalu merangkul pinggangnya hingga tak ada jarak diantara keduanya.

" Nd.. Ndee.. " Tiffany menelan ludah menatap manik mata Taeyeon dengan perasaan gugup. Ia tahu apa maksud dari semua ini. Tiffany jadi bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ia siap? Kau tahu kau juga menginginkan bercinta dengan si pendek ini. Lalu untuk apa menghalangi dirimu sendiri?

" Aku merindukanmu Fanny-ah.. " Taeyeon mengusap pipi istrinya. Ia sangat rindu dengan istrinya, meski ia telah berada dirumah dan dekat dengan istrinya. Taeyeon masih rindu, bagaimana lagi. Istrinya sungguh sibuk mengurus kedua bayinya. Jadi ketika ia hanya ingin mengecup bibirnya saja, suara tangisan bayi lebih dulu menghalau niatnya.

" Maafkan aku jika kau merasa terabaikan karena si kecil. Kau tahu mereka butuh perhatianku bukan? " Tiffany tahu Taeyeon suka sekali cemberut jika ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan si kecil. Apalagi jika si kecil menolak kehadirannya dan lebih memilih bermain dengan ibunya.

" Mereka sudah 4 bulan Fanny-ah.. kau tahu artinya sampai kapan aku harus menunggu sampai aku bisa bercinta denganmu lagi? " Taeyeon ingin sekali merengek. Masa iya dirinya harus menangis didepan istrinya untuk mendapatkan hasratnya tepenuhi.

Bukannya merasa iba. Tiffany malah terkikik melihat ekspresi wajah Taeyeon yang menggemaskan. Memang benar. Sudah terlalu lama. Ia juga hampir lupa rasanya bercinta dengan istri pendek yang lihai dalam bercintanya ini.

" Aku takut Al dan Iv bangun secara tiba-tiba. Jadi kita harus melakukannya dengan cepat.. " Tiffany berbisik menggoda dengan tangan yang sudah berada dileher Taeyeon.

" Ayo lakukan disini kalau begitu.. "

" Nde?! Kim hump! " Belum Tiffany bisa berkata apa-apa. Tangan cekatan Taeyeon sudah menyibak gaun tidurnya lalu menurunkan celana dalamnya dengan gerakan amat cepat. Ia bahkan tidak bisa melakukan perlawanan ketika tubuhnya diangkat ke atas meja lalu bibirnya dibungkam oleh lumatan liar mulut Taeyeon.

Meski begitu. Tiffany membalas lumatan-lumatan bibir Taeyeon sama semangatnya. Tak bisa dipungkiri jika ia rindu berciuman seperti ini. Ciuman liar dan sentuhan sana sini. Mengingatkan akan masa di awal pernikahannya ketika Taeyeon ingin bercinta disemua area rumah saat mereka baru saja menempati rumah baru mereka.

" Ahh..Tae-ah.. " Tiffany meremas bahu Taeyeon saat dua jemarinya keluar masuk membuat penetrasi pemanasan bercinta mereka. Kedua kakinya merangkul paha Taeyeon, seakan memperangkap kedua tubuh mereka tak terpisahkan. Karena tak mau kalah, tangan Tiffany bergerak masuk ke dalam celana dalam Taeyeon untuk meremas dan menguruti batang kemaluannya yang tegang dengan begitu cepat.

Kau pasti sangat frustasi hingga  dengan mudahnya kemaluanmu tegang seperti ini.

" Yah! Kim! Kau merusak euhh.. " Niat marahnya terhenti saat Taeyeon dengan tenaganya langsung membelah gaun yang dipakainya hingga sobek hanya untuk mengeluarkkan buah dadanya untuk Taeyeon bisa kulumi.

Kau betul-betul, yah Kim. Awas saja, aku akan mengambil Kartu kreditmu untuk membeli gaun tidur baru. Ingin rasanya Tiffany memukul kepala Taeyeon karena telah merusak gaun tidur kesukaannya. Namun apa daya ia bisa marah, pikirannya kini hanya fokus pada hasratnya yang sudah meninggi. Berkat mulut Taeyeon yang bermain pada buah dadanya. Juga berkat jemari profesional Taeyeon yang begitu ahli memainkannya masuk ke dalam lubang kemaluannya.

" Ahh.. Fanny-ah.. " Taeyeon menggerang lalu melepas mulutnya dari puting buah dada istrinya. Area sensitifnya semakin tegang dan memanas, semua itu karena tangan lembut istrinya yang dengan pelan terus menguruti batang kemaluannya.

" Oh.. Fanny-ah.. Aku sungguh tidak tahan. " Taeyeon sungguh tidak sabar ingin segera memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang hangat istrinya. Dengan gerakan terburu, Taeyeon segera menurunkan celana training longgar sekaligus celana dalamnya. Lalu membebaskan kemaluannya yang sudah siap untuk bertamu ke dalam lubang hangat milik istrinya. Sebelum ia bisa memasukkan kemaluannya, Taeyeon lebih dulu membenarkan posisi mereka, menarik gaun tidur istrinya semakin ke atas agar tidak menghalangi penglihatannya.

" Ohh.. Taetae-ah.. " Tiffany tercekat saat kemaluan Taeyeon memasuki lubang sensitifnya dengan sekali dorongan masuk yang sungguh menekan.

" Euh.. Fanny-ah.. " Nafasnya terhempas-hempas menerpa wajah Tiffany. Taeyeon menggerakkan kemaluannya keluar masuk ke dalam lubang istrinya dengan gerakan pelan, namun dimenit selanjutnya dipercepat.

Siapa yang tahan untuk bermain slow motion ketika sudah lama tidak bercinta. Siapa yang tahan akan keseksian seorang Tiffany Kim istrinya ini. Meski kini ia telah menjadi seorang ibu dari kedua bayi lelaki yang imut. Namun pesonanya tak luntur begitu saja.

" Oh.. Taetae-ah.. oh my god... " Tiffany hampir kehilangan nafas ketika Taeyeon terus saja menghantamkan kemaluannya keluar masuk ke area sensitifnya. Tubuhnya bahkan tergerak-gerak mundur karena ulah dorongan pinggul Taeyeon.

Bunyi berisik begitu terdengar dari berbagai sumber. Dari suara erangan keras Taeyeon, suara desahan melengking Tiffany, suara pinggul bertabrakan, serta suara decitan kulit yang menggesek meja marmer.

" Uh.. Fanny-ah.. aku akan keluar.. " Taeyeon menahan pinggang Tiffany agar tubuhnya tetap stabil saat gerakannya mulai lebih dalam dan cepat dari sebelumnya.

" Keluarkan.. aku juga ingin.. " Tiffany meremas kedua belah pantat Taeyeon dengan gemas ketika ia akhirnya sampai diujung orgasme.

" I'm coming!! Argh!! " Hentakkan kemaluannya sedalam mungkin saat ia juga orgasme hebat. Mengeluarkan semua spermanya memenuhi rahim Tiffany. Argh! Semua otot yang tadinya menegang kini luntur melemas setelah mendapatkan orgasme-nya.

Sungguh luar biasa. Taeyeon lemas sembari memeluk tubuh istrinya. Sambil bernafas lega, kepalanya ia sandarkan didada Tiffany yang sungguh empuk.

" Tae babe.. Kita harus segera kembali ke kamar. " Tiffany takut jika si kecil terbangun. Mereka tidak boleh ditinggal terlalu lama.

" Aye.. aye.. sayang.. " Taeyeon segera membenarkan celananya lalu membantu istrinya memakai kembali celana dalam yang sedari tadi menggantung dipergelangan kakinya. Barulah Taeyeon bisa mengangkat Tiffany turun dari meja dapur.

The Chosen One [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang