No Insult, KIM

6.6K 487 100
                                    

Taeyeon dan Tiffany sudah menerima kunjungan dari keluarga Kim setelah mereka memberitahu tentang kehamilan Tiffany yang kini sudah menginjak 6 minggu. Mereka sengaja tidak langsung memberitahukan berita ini dari awal karena menunggu anniversary dari kedua orang tuanya yang jatuh hari kemarin. Bertepatan dengan itu mereka memberi kado calon cucu untuk Kim appa dan Kim umma. Keluarga Kim tentunya amat gembira akan berita membahagiakan ini. Sampai-sampai Kim umma terus berceloteh tentang makanan yang baik untuk orang hamil dan memasakkan banyak makanan untuk Tifffany setelah mendengar jika Nafsu makan Tiffany buruk.

2 hari setelahnya mereka baru bisa merayakan berita ini bersama para sahabat mereka. Maklum saja, jika yang ini baru merayakan karena jadwal mereka yang selalu tidak sama. Dan weekend ini mereka baru bisa berkumpul setelah rencana pertemuan yang sudah berhari-hari lamanya baru terwujud. Namun sebelumnya mereka sudah diperingati oleh Taeyeon untuk tidak memakai parfum pada pertemuan makan malam ini. Untungnya mereka paham dan tidak mempermasalahkan hal ini. Keadaan Tiffany yang tidak bisa mencium aroma tajam dari wewangian memang sulit dijalani, terutama saat Tiffany harus bekerja dan menjalani aktifitas seperti biasanya. Ia hanya bisa memakai masker saja sebagai penangkalnya. Padahal Taeyeon benar-benar tidak setuju jika Tiffany masih bekerja sedang kehamilan ini membuat pekerjaannya jadi tidak fokus karena banyak yang dirasa tidak nyaman.


“ Apa kalian sudah melakukan USG?? “ Tanya Yoona yang terlihat sangat penasaran tentang kehamilan Tiffany. Dia baru bisa bertemu dengan Taeny dan menemukan jika Tiffany sudah hamil membuatnya terkejut sekaligus senang mendengarnya.

“ Bulan ini kami ingin mengeceknya.. “ Jawab Taeyeon yang setelah itu makanan datang menyambut meja mereka.

“ Aku bertaruh anak Taeny kembar nanti. “

“ Aku juga.. “

“ Aku tidak yakin. “  Mereka ramai-ramai berunding tentang berapa anak didalam perut Tiffany nantinya.

“ Aku yakin anak Taeny kembar. Mereka berdua begitu hiperseks. “

“ Yahh!! Kwon Hitam! Tidak usah diperjelas dasar kau kacang hitam. “ Taeyeon segera menjitak kepala yuri namun entah darimana datangnya, ia juga di jitak oleh istrinya sendiri.

“ Ahh! Yahh.. Fanny-ah.. Kenapa kau memukul kepalaku?? “ Taeyeon menggaruk-garuk bagian kepalanya yang dipukul oleh istrinya, ia memandang ke arah Tiffany dengan tatapan heran dan bertanya-tanya.

“ Rasain kau cebol. “ Yuri menjulurkan lidahnya meledek Taeyeon.

“ Kau tidak boleh lagi memanggil yuri dengan panggilan menghina seperti itu. “

“ Iya itu benar Fanny. Taenggoo kau dengar istrimu itu huh?? “ Yuri merasa merdeka saat Tiffany membelanya bukan membela si pendek itu.

“ Tapi dia yang mulai duluan, sayang. “ Taeyeon cemberut kesal, kenapa istrinya menyalahkannya.

“ Pokoknya mulai sekarang kau tidak boleh lagi memanggil orang dengan panggilan menghina. Kau mau anak kita bukannya mirip kita tapi malah mirip orang lain karena kau suka menghina huh?? Kau mau anak kita nanti hitam seperti yuri huh? “

Penjelasan Tiffany malah seakan menusuk Yuri dari belakang. Kenapa ia jadi tersinggung?

“ Yahh.. Fanny-ah.. Kenapa kau yang jadi menghina. Memang aku sehitam itu apa?? Kenapa kau jadi melebihi Jessica bisa berkata seperti itu. “ Yuri mengelus -ngelus dadanya untuk bersabar.

“ Kau tidak tahu saja. Bahkan di rumah dia jadi suka membully-ku. Ini tidak ada apa-apanya. “ Taeyeon hanya ingin mereka tahu jika ia mendapatkan lebih parah dari ini jika di rumah.

“ Aku senang mengerjaimu, Tae. Aku juga lebih baik menghinamu daripada menghina orang lain. Aku tidak ingin anak kita mirip orang lain. “

Okay.. Taeyeon menatap istrinya dengan pupil membesar dan mulut terbuka tertutup. Jadi maksudnya?

“ Apa itu tujuanmu? Menghinaku agar anak kita mirip denganku?? “ Taeyeon menatap istrinya tak percaya.

“ Sabar, Tae. Istrimu sedang hamil. “ Menyaksikam suasana ruang makan yang menjadi gelap, Hyoyeon segera menghampiri Taeyeon untuk menempelkan dua gelas minuman dingin ke dada Taeyeon agar Taeyeon padam dan tidak kesal dengan Tiffany. Juga memadamkan suasana yang rasanya sebentar lagi akan kebakaran.



##


Ahh.. Lelahnya.. Aku terus memutar leherku yang terasa sedikit sakit. Salah posisi tidur sungguh menyiksa saat terbangun dari tidur setelahnya. Tadi malam aku memang langsung saja tidur tanpa memperdulikan posisi tidurku. Aku begitu lelah karena hampir semua pekerjaan rumah aku yang mengerjakan. Aku tidak ingin membuat Tiffany merasa lelah, apalagi ia sempat mengeluh bahwa ia sangat mudah lelah. Tentu saja aku jadi tak tega melihat Tiffany kelelahan saat ia mencoba membereskan rumah. Aku juga khawatir jika terjadi apa-apa karena ini adalah trimester pertamanya, sangat rentan bagi janin. Jadi lebih baik aku yang kerjakan semuanya. Tidak semuanga juga, Tiffany tetap bersikukuh ingin memasak. Tugasnya memasak kembali di ambil alih olehnya saat aku membuat daging yang aku masak sampai gosong menghitam dan mengeluarkan banyak asap hingga tersebar ke seluruh dapur dan ruangan lainnya. Salahku karena aku sangat mengantuk saat itu. Fokusku hilang dan malah berakhir tidur berdiri hingga menyebabkan masakanku gosong.

“ Taenggoo!! “

“ Kamjagiya!! Yah! Kwon! Kau mengagetkanku. “ Taeyeon bukan hanya kaget karena tepukan keras yuri yang datang dari belakang menepuk punggungnya keras namun ia juga hampir terjatuh karena kakinya yang salah ambil langkah. Untung saja ia langsung menahan diri agar tubuhnya tidak tersungkur ke depan.

“ Sorry.. sorry.. Makannya kau jangan melamun sambil berjalan. Kau kenapa huh?? Tiffany?? “ Yuri merangkul bahu Taeyeon sambil berjalan melewati lorong kantor.

“ Hanya posisi tidur tadi pagi. Sampai sekarang masih sakit juga. “ Taeyeon memijat lehernya yang masih nyeri.

“ Aku tahu bukan hanya karena hal itu. Mungkin kau benar, lebih baik Tiffany resign dari pekerjaannya. Agar dia bisa fokus dengan kehamilan pertamanya. Jika kamu terus-terusan mengerjakan semuanya. Kau juga bisa sakit karena kelelahan, Tae.  “

“ Aku hanya harus terbiasa dengan semua ini. Tidak apa, Yul. “ Taeyeon hanya memberi sebuah senyuman untuk meyakinkan yuri bahwa ia baik-baik saja.

“ Baiklah.. baiklah.. Yang penting sekarang ayo makan siang bersama. Kau jangan sampai melewatkan jam makan siangmu. Kau butuh banyak energi setiap harinya. “


##

Saat aku dan Yuri kembali ke kantor setelah makan siang. Salah satu staff perempuan datang menghampiri Yuri dengan bingkisan kecil di tangannya dan langsung di berikan pada Yuri. Dia mengatakan bahwa tadi seorang wanita datang menitipkannya pada satpam depan pintu masuk. Satpam itu lalu menitipkannya pada staff perempuan tersebut saat tahu ia satu ruangan kerja dengannya.

“ Dari siapa yul?? Tumben kau dapat penggemar.. “

“ Yahh..! Memang kau saja yang bisa membuat orang terpesona. Meski aku tidak cute dan kulitku tidak seputih dirimu, tapi aku tinggi, seksi, dan atletis tidak seperti dirimu yang pendek. “

“ Yahh! Kwon hi.. “ Taeyeon memejamkan matanya sembari menahan mulutnya untuk tidak melanjutkan apa yang akan dikatakannya. Kata-kata Tiffany yang mengingatkan bahwa ia tidak boleh menghina siapapun selama masa Kehamilan istrinya membuat dirinya harus menahan diri.

“ Apa?? Kau ingin mengatakan aku hitam?? Katakan saja, Tae.. “ Yuri menjulurkan lidahnya meledek. Ia tahu jika Taeyeon tidak boleh memanggil siapapun dengan panggilan hinaan lagi. Ia tersenyum penuh kemenangan.

“ Terserahmu. “ Taeyeon hanya bisa menghela nafas sembari berjalan meninggalkan Yuri di tempatnya berdiri.

“ Yah! Taeng! Tunggu aku. “ Yuri segera menyusul si kaki pendek Taeyeon itu. Tidak susah menyusul Taeyeon karena langkahnya yang tidak panjang.

“ Ini parfum.. “ Yuri mengeluarkan isi dari bingkisan tadi dan mendapat sebuah parfum dengan brand terkenal yang tentu harganya juga tidak murah.

“ Wahh.. ini parfum bagus, Yul. “ Taeyeon mengambil sejenak parfum yang di pegang yuri. Ia memutar parfum tersebut untuk membaca Tulisan dari brand Parfumnya.

“ Dari tante-tante lagi?? “ Taeyeon bertanya sedang ia mencoba menghirup wangi parfum yang telah ia lepas tutup botolnya.

“ Yah! Dia hanya lebih tua 3 tahun dariku. “

“ Ohh.. sebelumnya 8 tahun bukan? “

“ Sini kembalikan! “ Yuri merebut kembali parfumnya dari tangan Taeyeon. Ia sempat menyemprotkannya ke lengan kemeja dan mencium dengan jelas aroma wanginya.

“ Wanginya enak.. “ Yuri mengangguk-nganggukkan kepala menciumi aroma parfumnya yang lembut namun maskulin, cocok dengan dirinya. Wanita itu pintar memilihkan parfum untuknya.

“ Ya sudah kamu makan saja parfumnya. “

“ Yah!! Sini kamu coba di bajumu. “ Yuri menyemprotkan minyak wanginya ke sekitar depan dada Taeyeon.

“ Jadi wangi kan dirimu. Gimana wanginya enakkan? “

“ Hehhmm.. Pilihan parfum yang bagus. “ Taeyeon sedikit menarik kemeja yang dipakainya untuk menciumi aroma semerbaknya. Wanginya memang bagus ia akui. Wangi? Parfum?

“ Oh Tuhan!! Apa kau baru saja menyemprotkan parfum ke bajuku??! “ Taeyeon langsung terlonjak sadar. Ia tidak seharusnya mendekati wewangian apalagi menyemprotkan parfum ke pakaiannya. Bisa-bisa ia di usir dari rumah oleh istrinya jika Tiffany mendapati dirinya memakai parfum.

“ Memang kenapa? Oh!! Ya ampun. Aku lupa. “ Yuri menutup mulutnya ketika ia baru saja ingat jika Taeyeon tidak bisa memakai parfum selama Tiffany hamil.

“ KWON YURRRRRIIII!!!!! “ Taeyeon berteriak keras sekeras-kerasnya karena amat kesal. Bukan hanya karena yuri namun juga karena ia ceroboh membiarkan yuri menyemprotkan parfum pada baju yang di pakainya.

The Chosen One [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang