Seharusnya ini menjadi weekend yang mengasyikkan bagi keduanya. Pantai dengan matahari terbenam dan cuaca yang bagus. Sungguh pemandangan yang indah. Namun istrinya itu malah berbalik langkah untuk kembali ke kamar setelah beberapa menit keluar dari tempat penginapan mereka.
" Yeah.. sayang.. bukankah kau ingin melihat matahari terbenam.. " Taeyeon terus membuntuti kemana langkah kaki Tiffany berjalan. Ia tidak paham kenapa istrinya menunjukkan muka masam dan aura gelap. Apa aku melakukan kesalahan? Taeyeon bingung dimana letak kesalahannya. Ia kini bahkan menyaksikan istrinya memasukkan pakaian mereka kembali ke dalam tas.
" Kau saja sana yang lihat. Aku ingin pulang. Kau puaskan saja matamu menatap bokong wanita-wanita seksi di pantai dan buah dada mereka yang meloncat-loncat saat berlari. "
" Yahh.. Fanny-ah.. Aku tidak bermaksud menatap mereka karena aku suka, sayang. Kau jangan salah paham saat aku melirik mereka. "
" Lalu apa maksud matamu melirik mereka Kim Taeyeon?? " Tiffany menghentikan tangannya memasukkan pakaiannya ke dalam tas untuk memberi Taeyeon tatapan tajamnya.
" Dada dan pantat mereka begitu besar. Semuanya bergoyang saat mereka berjalan. Itu terlihat menakutkan. Aku jadi berpikir betapa pasnya tubuhmu itu untukku jamah. Aku yang kecil ini tidak akan mampu menangani yang besar-besar seperti mereka. Mereka terlihat horor bagiku. " Taeyeon mengungkapkan apa yang membuatnya melirik wanita bule yang tinggi dan seksi saat lewat di depan mereka saat itu.
" Tentu saja kau tak akan kuat menangani mereka yang juga tinggi. Kau bukan hanya kecil, tapi juga terlalu cebol untuk mereka. Kau itu pendek, kurus kering, kau juga akan tenggelam seperti di telan bumi saat bersama mereka. "
" Ya tuhan. Kenapa hatiku begitu sakit mendengarnya?? " Taeyeon bergumam sambil memegang jantungnya yang seakan nyeri saat mendengar kata-kata menohok dari istrinya.
" Aku ingin pulang. Jika kau ingin mencoba melirik para bule itu lagi kau tidak usah pulang ke rumah selamanya. "
" Yahh.. Fanny-ah.. Berkata apa kau ini?? Baiklah..baiklah.. kita pulang.. " Taeyeon segera mengambil tas pakaian mereka dari tangan Tiffany untuk dimasukkan ke mobil. Padahal mereka baru setengah hari disini, tapi istrinya memaksa ingin pulang. Ia tidak ingin ribut dengan moodswing istrinya yang sungguh di luar dugaan. Jika saja matanya itu bisa ia gembok, ia tidak mau melihat para wanita bule itu. Sungguh, ia tak bermaksud menikmati pemandangan tubuh seksi dan porsi tubuh tinggi mereka. Taeyeon hanya merasa terintimidasi saat melihat manusia yang besar seperti itu, jadi matanya secara reflek melirik ke arah mereka.
##
Dalam perjalanan mereka pulang Tiffany begitu pendiam. Tidak berisik seperti sebelumnya. Ia bingung jika begini. Meminta maaf sudah ia lakukan, menjelaskan juga sudah. Apapun yang Taeyeon katakan akan selalu menjadi hal yang salah saat istrinya membalas perkataannya.
Saat sampai di rumah pun, Tiffany masih bisu. Istrinya langsung turun dari mobil saat ia hendak membukakan pintu untuknya. Tak berhenti di situ. Taeyeon memasak makan malam hari ini karena istrinya yang masih merajuk dan mengajaknya perang dingin. Namun setidaknya Tiffany masih mau makan malam ini. Meski porsi yang dimakannya sedikit namun setidaknya Tiffany makan, tidak seperti siang tadi yang sama sekali tidak makan. Istrinya memuntahkan kembali makanan yang dia makan saat itu, sama saja seperti dia tidak makan.
" Aku mau mandi. " Suara Tiffany membuat Taeyeon langsung menghentikan mencuci piring yang sedang ia bersihkan sehabis mereka makan malam barusan. Ia hanya memutar kepalanya ke samping untuk menatap istrinya itu.
" Mandilah duluan. Aku masih belum selesai dengan ini. Tidak apa kan? "
" Aku tidak mengajakmu untuk mandi bersamaku. Aku ingin bilang kalau kamar kita terlalu wangi untuk kumasuki. Aku tidak bisa masuk ke kamar kita apalagi masuk ke dalam kamar mandi. "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen One [ End ]
FanfictionSemuanya begitu normal.. Taeyeon mempunyai istri yang cantik.. pernikahan yang bahagia.. pekerjaan tetap.. orang tua yang hebat.. Sahabat-sahabat yang selalu disisinya.. sampai taeyeon bertemu seseorang yang mengubah hidupnya.. Special thanks to Mel...