" Tarik nafas... dorong fanny-ah.. "
" Kyah!!! TAE-AHHH!!! " Tiffany meremas genggaman tangan Taeyeon amat erat hingga rasanya ia bisa meretakkan tulang telapak tangan Taeyeon karena tenaganya yang begitu kuat untuk mendorong bayinya keluar.
" Sedikit lagi Fanny-ah!! Bayi kita akan keluar!! " Taeyeon bisa melihat sendiri bagaimana tangan sang dokter sudah meraih kepala bayinya. Tangannya mungkin sakit. Rambutnya mungkin rontok karena Tiffany sempat menarik rambutnya. Wajahnya juga mungkin tergores-gores karena cakaran kuku tangan istrinya. Namun semua itu bukanlah apa-apa dibanding rasa sakit dan perjuangan Tiffany melahirkan bayinya.
Tiffany Kim. Istrinya itu berjuang hidup dan mati demi mengeluarkan bayi dalam perutnya. Ia bisa melihat sendiri dengan kedua bola matanya saat satu bayinya keluar dengan diikuti oleh tangisan, lalu bayi keduanya kembali keluar dengan tangisan yang tak kalah keras.
Ya tuhan. Istrinya sungguh luar biasa. Taeyeon sampai menangis dan tak henti-hentinya mengucapkan banyak terima kasih pada Tiffany yang kini berbaring lemas.
" Bayi lelaki anda.. " Kedua suster langsung menyerahkan bayi yang baru saja dibersihkan dari darah disekitar tubuh kedua bayinya itu.
" Oh my god... " Tiffany memeluk bayinya dengan tangan bergetar. Tubuhnya yang amat lelah dan lemas kembali diberi kekuatan saat ia memegang kedua bayinya dalam dekapannya. Ini sungguh luar biasa. Perasaan yang sungguh menakjubkan.
" Taetae-ah... " Tiffany memanggil nama Taeyeon dengan suara bergetar. Perasaan haru bahagia begitu menyelimutinya. Ia mendongak menatap Taeyeon yang sedang berlinang air mata itu. Jika saja tangannya tidak sedang memegangi bayinya. Tiffany ingin sekali meraih kepalanya dan mencium bibirnya. Meluapkan perasaan bahagia ini.
" Altair Kyle Kim, anak sulung kita. Dan Ivander Kyne Kim si bungsu. " Taeyeon menyentuh kepala sang bayi satu persatu. Ya tuhan. Mereka nyata. Ia memiliki bayi sendiri! Tiffany Kim, kau seutuhnya menjadi jodohku dengan melahirkan anak-anak kita.
##
" Tae-ah.. " Tiffany mencoba mencegah Taeyeon yang terus saja mengganggu dirinya yang sedang menyusui salah satu bayi lelakinya. Taeyeon, istri pendeknya itu suka sekali mencolok-colokkan jarinya pada pipi gembul anaknya ketika sedang menyusui. Anaknya itu sedang makan, bisakah Taeyeon tidak menganggunya?
" Pipinya seperti roti yang baru saja keluar dari pemanggang, Fanny-ah! " Taeyeon mencoba membela dirinya. Ia sangat gemas dengan pipi bayinya yang berisi itu. Apalagi ketika sedang menyusui, pipinya pasti akan menggembung lebih dari biasanya!
" Ssshh! Plak! " Tiffany langsung saja menjitak kepala Taeyeon yang berbicara terlalu keras. Satu bayinya sedang tidur pulas. Jika Taeyeon membangunkan kakak dari kedua bayi lelaki mereka karena suara kerasnya. Tiffany bisa kewalahan.
" Maaf.. " Taeyeon segera menutup mulutnya paham. Ia tahu istrinya itu mudah lelah setelah menyusui kedua bayinya. Apalagi jika kedua bayinya bangun dalam waktu bersamaan. Mereka berdua akan sama-sama kewalahan.
Taeny baru saja 2 minggu pulang dari rumah sakit. Setelah kunjungan dari banyak orang. Hari ini mereka tidak lagi mendapat kunjungan. Kemarin umma Kim baru saja pulang kembali ke jeonju setelah stand by menemani dan membantu Tiffany dalam mengurus kedua bayinya 2 minggu ini menginap dirumah mereka. Umma kim sempat mengatakan akan kembali kapanpun jika Taeny membutuhkannya. Meski bantuan umma Kim sangatlah meringankan, namun Tiffany merasa jika mereka tidak boleh bergantung pada ibunya. Ia dan Taeyeon harus belajar dengan semua ini, umma sudah cukup membantunya ini itu.
Meski lelah karena mereka mendapat dua bayi sekaligus. Namun kelelahan itu adalah momen kebahagiaan mereka. Anugerah yang tidak pernah mereka sangka bisa terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen One [ End ]
FanfictionSemuanya begitu normal.. Taeyeon mempunyai istri yang cantik.. pernikahan yang bahagia.. pekerjaan tetap.. orang tua yang hebat.. Sahabat-sahabat yang selalu disisinya.. sampai taeyeon bertemu seseorang yang mengubah hidupnya.. Special thanks to Mel...