INTERMEZZO - REAR VIEW

2K 98 5
                                    

Hai hai...

Di sini aku cuma mau promosi cerita romance baru aku

Judulnya REAR VIEW bisa dicari di work aku yaa

Ini deskripsi  dan prolog ceritanya

Siapa tau tertarik buat baca huehehehee....

--------

"Perjalanan ini tak akan pernah sama tanpamu..."

Lembaran foto hitam putih itu melukiskan banyak kisah perjalanan
Dan aku larut di dalamnya,
Duniamu, yang hanya ada dalam batas ruang dua dimensi,
Tetapi menyeretku pada keindahan semesta dalam sudut pandangmu ~ Adhia Pelangi Biru

Duniaku bisu, hitam putih, dan beku
Kulukiskan dalam bidik lensa kameraku
Lalu kau hadir, celotehmu adalah torehan warna dalam hitam putihku,
dan menyeretku menikmati semesta dalam sudut pandangmu ~ Dev Eugennee

Dua orang asing itu dipertemukan oleh sebuah kebetulan. Memaksa mereka untuk memulai sebuah perjalanan panjang. Perjalanan yang menyeret mereka dalam sebuah pencarian akan sesuatu yang hilang.

Tetapi perjalanan mereka tak lagi sama, saat hati mulai terbawa dalam tiap jejaknya...

---------

PROLOG

When she was just a girl,
She expected the world,
But it flew away from her reach,
So she ran away in her sleep ~ Coldplay - Paradise

SUARA Chris Martin memenuhi ruang pendengaran gadis berambut sebahu itu. Tangannya terangkat untuk membenahi letak headphone berwarna biru langit yang menempel manis di sisi dua daun telinga. Ia menggoyang-goyangkan kepala seirama dengan musik yang mengalun pelan. Matanya terpejam, menikmati setiap makna lirik yang teruntai dalam alunan simfoni. Kemudian ia terhanyut, terbawa dalam surga yang ada dalam imajinya.

Ia selalu suka bermain dalam ruang imajiner yang ada di kepalanya. Membayangkan keindahan dunia saat matanya terpejam. Membayangkan ia berada di tempat yang berbeda-beda hanya dalam satu kedipan mata, karena itulah surganya. Sebuah senyum tipis menghiasi bibir mungilnya, ia masih terpejam dan larut dengan dunianya sendiri.

And dreamed of...
Para-para-paradise...
Every time she closed her eyes...

Tiba-tiba ia membuka mata, memandang ke sekelilingnya sambil tetap menikmati musik yang memenuhi kepalanya. Taman ini begitu luas dengan latar hijau dan gradasi biru langit yang menyejukkan, ditambah pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang tampak megah. Beberapa orang berkumpul untuk menikmati pagi pertama musim panas di kota ini. Ada beberapa yang sedang piknik dengan keluarga mereka, beberapa pasangan baik yang muda dan tua sedang bersantai sambil saling menyalurkan rasa sayangnya, dan ada banyak anak kecil yang berlarian dan bermain di atas rerumputan.

 Ada beberapa yang sedang piknik dengan keluarga mereka, beberapa pasangan baik yang muda dan tua sedang bersantai sambil saling menyalurkan rasa sayangnya, dan ada banyak anak kecil yang berlarian dan bermain di atas rerumputan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu semakin melebarkan senyumnya. Surga yang ada di dalam imajinya ternyata tidak jauh berbeda dengan surga yang ada di hadapan netranya. Ia kemudian merebahkan tubuhnya di atas rumput, menatap biru langit yang selalu ia cintai. Biru memang warna favoritnya. Sama seperti nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya, Adhia Pelangi Biru. Mungkin nama itu kedengaran cukup aneh bagi beberapa orang, tetapi ia menyukai namanya sendiri.

Biru menoleh kesamping, menatap lelaki yang terbaring di sisinya sejak tadi. Mata lelaki itu terpejam. Biru tahu lelaki itu sedang tertidur. Biru tidak lagi menatap langit, kini pandangannya justru terpaku pada lelaki itu. Lelaki dengan wajah kebaratan dan kulit yang cenderung pucat. Rambut tembaganya semakin terlihat terang karena pantulan sinar matahari. Kini selain langit, Biru juga menyukai pemandangan wajah lelaki disampingnya. Mungkin ia akan betah berlama memandangi wajah itu, jika saja ia tidak takut tiba-tiba lelaki itu terbangun dan mendapati ia sedang mencuri pandang padanya. Agh! Membayangkan saja Biru tidak sanggup.

"Kita sudah melewati perjalanan panjang untuk bisa sampai di sini dan kau memilih untuk tidur?" Biru berbisik tanpa ada niat untuk membangunkan lelaki itu.

"Aku tidak tidur."

Tiga kata dari bibir merah lelaki itu mampu membuat Biru segera bangkit dari tidurnya dan kembali membenahi letak headphonenya. Ia salah tingkah.

"Sudah sejauh ini dan kau belum mengatakan apa tujuanmu yang sebenarnya, Nona." Lelaki itu masih pada posisinya dan tidak membuka mata.

"Sebentar lagi. Aku pasti akan mengatakannya. Kita akan sampai pada titik akhir kita sebentar lagi," jawab Biru sambil menggigit bibirnya. Entah mengapa tiba-tiba suara Chris Martin terdengar samar. Gradasi  hijau dan biru di hadapannya kini berubah menjadi hitam dan putih. Surganya menjadi semakin kabur.

"Dan ketika kita sampai pada tujuan akhir kita, kau harus berhenti mengikutiku."

Biru membuang napas berat dan mengangguk meskipun ia tahu bahwa lelaki itu tidak bisa melihat anggukannya. Kembali ia melihat ke atas biru langit, menerawang. Ia memutar memorinya pada saat mereka pertama bertemu dan memulai perjalanan gila ini. Semuanya dan tak ada kenangan yang terlewatkan.

Dan semakin Biru mengingat semua kenangan mereka, maka semakin ia tidak ingin perjalanan ini menemui titik akhirnya. Karena akhir dari perjalanan ini berarti...

Perpisahan...

Life goes on, it gets so heavy
The wheel breaks the butterfly
Every tear a waterfall
In the night, the stormy night she'll close her eyes
In the night, the stormy night away she'd fly
And dreams of paradise


Gimanaa.. gimanaa...
Penasaran gaa??
Dibaca yaa dan semoga suka... butuh feedback dan banyak masukan...

Makasih semuanya...

Peluk cium,

Lupita Zhou

LaQueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang