LaQueen 27

2.2K 233 15
                                    

"Kamu bisa membaca hatiku, Laquisha. Karena hatiku tidak pernah pergi dari hatimu."

Sesak. Rasa itu seperti menggerogoti diri Zurri. Mengapa mengatakan itu bisa terasa sangat menyakitkan? Otak Zurri berusaha untuk mengingat tiap kenangan indah bersama Qui. Tiap cinta yang telah mereka rajut. Tiap bahagia yang telah mereka ciptakan. Tapi... bukankah cinta itu hanya untuk Earth? Apakah ia berpikir bahwa Earth dan Qui adalah orang yang berbeda? Tidak, mereka adalah satu, hanya nurani Zurri saja yang merasa mereka berbeda. Tangan Zurri dengan lembut menggenggam jemari Qui. Perempuan itu masih berbaring di ranjang dengan wajah lelah.

Sama, Qui, aku juga lelah dengan semua ini! Jerit batin Zurri dengan pilu.

"Apa yang terjadi denganmu dan Queen?" Qui mulai menyelidik. Satu alisnya terangkat, dengan biru yang menatap safir Zurri penuh tanda tanya.

"Bisa jangan menanyakan Queen dulu, sayang?" Pinta Zurri sambil mempererat genggamannya pada jemari Qui.

Qui menggeleng dan perlahan menarik tangannya dari genggaman Zurri. "Kumohon. Ceritakan semuanya padaku, Zurri. Semuanya."

Zurri menelan salivanya. Desiran lara kembali menyergap dirinya. Menawan dalam rasa sakit yang semakin menjadi. Safir Zurri nampak kosong, tangannya bergetar. Pikirannya melayang jauh pada kala itu. Kala ia bersumpah di hadapan Queen untuk meninggalkan gadis itu  Gadis yang dengan jahat telah mencuri hatinya dari genggaman Earth.

***

"Dulu... Qui pernah ingin membunuhku dengan cara seperti ini. Maka sekarang aku akan mati dengan cara yang diinginkan oleh Qui. Lihatlah aku, Laqueena. Saksikanlah kematianku."

Zurri mengarahkan pisau itu tepat di atas nadinya. Dan dengan gerakan cepat Zurri menggoreskan bagian tajam pisau itu untuk mengoyak kulitnya.

"Aaaaarrrgggghhh!!!!"

Plak!

Sepersekian detik. Hanya sepersekian detik sebelum besi tajam itu mengoyak nadi Zurri, Queen menampar pipi lelaki itu. Ia masih berteriak histeris hingga suara laranya ditelan pekat malam.

Zurri yang tidak menyangka mendapat tamparan keras dari Queen segera menjatuhkan pisaunya. Tatap nanar Queen seakan memaksanya untuk tidak melakukan hal gila. Tanpa sadar setetes kristal bening turun dari kelopak Zurri, mengalir hingga ke rahangnya yang mengeras 

"Jika kau tidak ingin aku mati. Aku harus bagaimana, Laqueena?!!!" Dengan kalap Zurri mencengkeram bahu Queen. Napasnya memburu, putih di sekeliling safir itu menampakkan gurat  merah saraf yang mengerikan. Sang amarah mengambil perannya, memenuhi Zurri dengan api yang berkobar dan siap menjilat Queen ke dalamnya.

"Aku hanya ingin kamu bahagia."

Pelan. Begitu pelan Queen menjawab pertanyaan Zurri. Tetapi dalam ruang pendengaran Zurri, kalimat itu diulang-ulang hingga membuatnya merasa pening.

Bahagia? Zurri menyeringai sinis, ia bahkan tidak tahu definisi bahagia yang ditawarkan oleh Queen. Bahagia seperti sudah nampak suram dan tak lagi dapat digapai dalam genggaman tangan. Cengekeraman bahu Zurri pada Queen melemah. Ia melepaskan, tetapi tajam safirnya tetap terpaku pada hazel itu.

Dengan tangan bergetar, Zurri menunjuk hatinya sendiri. "Sakit, Laqueena, di dalam sini sakit sekali."

Queen terlihat berusaha menghindari tatap safir Zurri. Argh! Seandainya Zurri bisa membaca apa yang ada di dalam pikiran gadis itu! Ia bahkan rela membayar berapa pun untuk mengetahui apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Queen!

"Kamu harus bahagia dengan cinta sejatimu Zurri. Kamu... harus bahagia bersama Qui."

Dan seketika Zurri terpana. Saat kata demi kata meluncur dari bibir Queen untuk menyampaikan alur cerita yang telah dirangkai indah oleh Queen. Alur cerita yang penuh dengan rahasia. Yang sama sekali tidak diketahui Zurri.

LaQueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang