6

25.7K 2.2K 202
                                    

19.30 PM KST

Ting tong...

"Ah pasti itu Min Yoongi!" Nara lalu berjalan dengan langkah cepat untuk menuju pintu utama rumahnya, sebelum membuka pintu— ia sengaja membuat wajahnya menjadi semalas mungkin.

"Nara-ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nara-ya.... " panggil Yoongi dengan suara sedikit menggoda.

"Mau apa kau kesini?" tanya Nara sinis.

"Hmm, kau masih marah padaku ya soal kejadian tadi siang?" tanya Yoongi seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kalau iya kenapa, kalau tidak kenapa?"

"Ya terserah, aku tidak peduli, yang penting sekarang kita pergi kencan," Yoongi lalu menarik pergelangan tangan Nara dengan paksa, membawanya menuju ke dalam mobil.

"Lepaskan aku, Min! aku tidak ingin pergi!" Nara berusaha melepaskan tangannya— tapi gagal. Kekuatan mereka tak sebanding.

"Maaf, tapi aku tidak menerima penolakan sayang," kata Yoongi dengan santainya. ia lalu membuka pintu mobil, menyuruh Nara agar segera masuk.

"Oh apa kau yakin tidak ingin pergi? tapi kenapa kau berdandan seperti ini?" Yoongi terkekeh ketika mengetahui kekasihnya bertingkah seperti anak kecil lagi.

Pun membuat Nara memutar bola matanya malas,"Ck, lebih baik kau diam dan cepat jalankan mobilnya!"

Setelahnya Nara hanya diam saja selama perjalanan, matanya lebih terfokus menatap jalanan yang basah akibat hujan yang turun satu jam yang lalu. Ia terlalu gengsi untuk memulai obrolan terlebih dahulu. Sedangkan Yoongi juga tak ada niatan sedikitpun untuk mengajak Nara berbicara. Ia lebih asyik menyetir dan terkadang ikut bersenandung kecil mengikuti alunan musik yang keluar dari radio miliknya.

Yoongi memang sudah sangat terbiasa membiarkan Nara diam saja ketika marah. Karena ia tau betul, gadisnya tak akan kuat jika berlama-lama berdiam diri seperti itu.

Ah memang jalan pikiran wanita itu  susah ditebak, batin Yoongi.

"Yoongi-ah..." yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, Nara mulai memanggil nama Yoongi dengan lirih, sesekali tangannya ikut menarik-narik lengan baju Yoongi.

"Hmm?" dehem Yoongi pura-pura tak peduli.

Nara mendengus sebal, "Kenapa kau tidak berusaha mengajakku mengobrol sih?"

Cup!

"Yakkk! Kau selalu mencium-"

Cup!

"Min Yoongi aku sedang tidak-"

Cup!

"Yaaaa! Min Yoongi, hentikan! Cepat jalankan mobilnya! Rambunya sudah hijau!" protes Nara dengan semburat merah di kedua pipinya karena kecupan bertubi-tubi yang diberikan oleh Yoongi.

Yoongi pun cuek saja, tak peduli jika Nara sedari tadi mengomelinya dengan bermacam-macam kalimat kotor yang keluar dari bibir merahnya. Lebih memilih untuk mengeraskan volume radio agar omelan Nara tak terdengar nyaring ditelinganya.

Min Yoongi memang kurang ajar!

Untung saja sayang!

***

Kini mereka sudah berada di pinggiran sungai Han. Tempat favorit mereka berdua sejak pertama kali bertemu, dan tak jarang Yoongi sering mengajak Nara untuk menikmati keindahan sungai Han pada malam hari seperti ini.

"Ah indahnya, aku sudah lama sekali tidak datang kesini!" ucap Nara dengan mata yang tertutup, ia sedang merasakan atmosfir yang masuk ke dalam tubuhnya.

"Senang?" tanya Yoongi yang ikut tersenyum melihatnya.

"Ya, tentu saja aku senang!" Nara langsung saja memeluk tubuh Yoongi.

Dan setelahnya mereka berdua duduk untuk menikmati pemandangan Sungai Han, ditemani dengan cemilan yang Yoongi beli sewaktu perjalanan menuju rumah kekasihnya tadi.

Nara pun kembali teringat tentang pertengkaran yang hampir saja membuat mereka berpisah. Masih mengganjal dipikirannya tentang Yoongi yang selama berhari-hari betah tidak mengabarinya.

"Boleh aku bertanya?"

"Hmm, tanyakan saja" jawab Yoongi yang masih sibuk dengan cemilannya.

"Sebenarnya kemana pergimu selama beberapa hari yang lalu?"

"Sudah pasti karena pekerjaanku yang tidak bisa ku tinggalkan, sayang" jawab Yoongi seadanya.

"Cih, aku ingin jawaban yang membuatku merasa lebih lega, Min!" Nara mulai meninggikan suaranya, tak tahan dengan sikap Min Yoongi yang selalu menganggap semuanya sepele.

"Ah baiklah baiklah, kau tau kan pekerjaanku seperti apa? Aku tidak menghubungimu karena aku terlalu sibuk dengan musik yang sedang aku produseri sayang-"

"Jelaskan dengan lengkap, jangan setengah-tengah!" protes Nara lagi.

"Ah ya— sebenarnya aku juga butuh waktu untuk bisa bertemu lagi denganmu. Hanya dengan musiklah aku bisa sedikit melupakan rasa sakit hatiku," Yoongi diam sejenak, "aku kacau sekali waktu itu. Hariku sangat berat karena aku tidak lagi melihatmu tersenyum, tertawa, mengomel, dan segala hal yang membuatku merindukanmu,

—Tapi ternyata egoku mengalahkan semuanya Ra-ya, aku terlalu gengsi untuk menghubungimu," Yoongi lalu memegang kedua pergelangan tangan Nara dengan erat, seakan ia tak ingin melepaskannya lagi.

"Lalu seorang datang dan menghiburku kembali, hanya teman, teman yang sama-sama menyukai musik," Yoongi mulai menjelaskannya lagi.

"Teman? Apa seseorang yang sedang kau produseri itu?" tanya Nara penasaran.

Yoongi pun hanya mengangguk lemah. Raut wajahnya menggambarkan jika dirinya sedang menyesal setengah mati. Entah menyesal karena apa.

"Iya, maafkan aku Ra-ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, maafkan aku Ra-ya."



[]

✔️ My Sweet Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang