3

33.3K 3K 300
                                    

21.00 PM KST

Nara saat ini lebih memilih diam dan menyenderkan kepalanya di dada bidang Yoongi. Mendengarkan suara alunan detak jantungnya yang kini tengah berdetak dengan kencang.

"Oppa... " Nara mulai membuka obrolan untuk memecahkan keheningan.

"Hmm," Yoongi hanya berdehem. Matanya fokus melihat acara basketball favoritnya di layar televisi.

"Ish! Lihat aku! Apa sekarang melihat basket lebih indah daripada melihatku?" omel Nara kesal.

"Kau dan basket itu berbeda sayang. Kau juga indah, tapi dalam hal yang lain-"

—Ah tunggu, kenapa kau memanggilku Oppa? jangan bilang kau ingin itu ya?" goda Yoongi dengan senyuman mesumnya.

Nara diam sebentar, lalu berteriak setelah memahami ucapan Yoongi, "Yakk! Jaga otak mesummu, Oppa! Ayo ajak aku keluar, kita kan sudah lama tidak pernah kencan!"

Nara terus saja merengek, tetapi Yoongi tidak juga menanggapinya. Ia lebih memilih heboh menyoraki team basket favoritnya karena baru mencetak point.

Padahal beberapa menit yang lalu mereka sempat beradu mulut, saling mendengarkan, saling berpelukan dan saling mengungkapkan perasaan. Tetapi belum ada satu jam pun Yoongi seakan sudah lupa tentang masalah itu. 

Yoongi memang bukan tipe lelaki yang romantis. Bukan seperti Park Jimin yang jika kekasihnya menangis langsung dibelikan es krim. Bukan juga seperti Kim Taehyung yang jika kekasihnya kesal karna tingkahnya langsung diajak pergi ke taman hiburan.

Iri, sudah jelas. Siapa yang tidak ingin memiliki pacar seperti mereka? Sudah tampan, romantis, dan— ok cukup.

Hey ingatlah! diluar sana masih banyak wanita yang lebih cantik darimu, mengantri untuk menjadi kekasih Yoongi. Tetapi lihatkan? Yoongi hanya memilihmu, jadi sadarkan dirimu sekarang juga Park Nara!

Tanpa tinggal diam, Nara lalu memilih untuk mematikan televisi dengan menekan remotenya. Ia kesal, ia hanya seorang wanita biasa yang juga bisa dengan mudah kehilangan kesabaran.

'Hahaha lihatlah Min Yoongi kau kalah sekarang!' batin Nara kegirangan.

"YAAKK! kenapa kau mematikan televisinya! Apa kau tidak lihat kalau team favoritku hampir mencetak point lagi? Ah sialan!" umpat Yoongi hanya bisa mengacak-acak rambutnya frustasi.

Nara lalu mendengus sebal, "Ok. Pilih aku atau basket?" tantang Nara dengan rasa percaya diri yang tinggi.

"Ck, pilihan yang cukup sulit," Yoongi menghembuskan napasnya kasar.

Pletakkkk

Nara langsung saja menjitak kepala Yoongi, ia tambah kesal setengah mati pada kekasih pucatnya tersebut. Benar-benar menyebalkan.

"Aish sakit! kenapa kau sangat kasar sih?" jerit Yoongi tertahan, seraya mengelus kepalanya.

"Kalau kau tidak juga memilih, aku akan menyeretmu keluar, Min!"

"Aigoo, kekasihku ini galak sekali. Oh apa kau sedang datang bulan sayang?" goda Yoongi dengan kedua tangannya yang sudah berhasil mengacak acak rambut Nara dengan gemasnya.

Nara menepis tangan Yoongi, "Sampai hitungan ke 3 kalau kau tidak juga memilih, jangan salahkan aku kalau pagi-pagi kau ditemukan mengambang di sungai, Yoon!" Nara lalu menatap tajam Yoongi seperti ingin menerkamnya.

"Satuu"

"Duaaa"

"Tiii..."

"Basket!" akhirnya Yoongi menentukan pilihannya.

"YAAKKKK MIN YOONGI!!!" teriak Nara sambil memukuli lengan Yoongi, kalau membunuh orang tidak dosa dan tidak dipenjara, mungkin Nara sudah melakukannya dari dulu.

Lalu dengan sangat kilat, Yoongi mengecup lembut kedua kelopak mata gadisnya. "Aku mendengarmu sayang, kenapa kau segalak ini sih? Matamu sedang lelah kan karena menangis tadi?" tanyanya.

Nara hanya mengangguk lemah.

"Tidurlah. Kau butuh istirahat." kata Yoongi, "Aku akan disini, menjagamu sampai kau tertidur, aku berjanji." Yoongi mengecup lagi kedua kelopak mata kekasihnya dengan lembut, lalu menyisipkan sebagian rambut Nara yang menghalangi wajahnya ke belakang telinganya.

Keduanya hanya bisa terdiam, saling bertatapan dan tersenyum lembut seakan dunia ini hanya milik mereka berdua.

***

23.30 PM KST

Mungkin sekarang memang bukan waktu yang tepat untuk menanyakan kemana perginya Yoongi. Nara tidak mau kebahagiaan malam ini hancur gara-gara mendengarkan pengakuan dari Yoongi yang entah berita baik ataupun buruk, karena Nara belum siap untuk menangis lagi.

"Sayang, malam ini jangan pulang, tidur saja dikamar Chanyeol Oppaaku takut kau akan pergi meninggalkanku lagi." guman Nara seraya memainkan jari jemari Yoongi.

Yoongi mengangguk, "Iya sayang, tidurlah, aku akan disini sampai kau memejamkan matamu." Ia pun mulai mengelus kepala Nara agar gadisnya itu cepat tertidur.

Ah, Betapa cantiknya Nara ketika seperti ini. Malam ini Yoongi ingin sekali membawanya ke pelaminan. Menikahinya secepat mungkin. Tetapi, ia langsung mengurungkan niatnya— mengingat ini sudah malam dan pastinya tidak ada yang mau menikahkan mereka malam-malam begini. 

Dan lalu Yoongi tersadar dari lamunan gilanya, 'Ck bodoh! apa yang aku pikirkan sebenarnya. Ingat lelaki yang baik itu menjaga kekasihya, bukan malah merusaknya!' batin Yoongi semakin kalut.

Beberapa menit Yoongi sibuk mengelusi puncak kepala Nara dan menyanyikannya lagu pengantar tidur. Akhirnya gadisnya sudah tertidur pulas, Yoongi langsung saja beranjak dan menyelimuti Nara, tak lupa juga untuk mengecup kening gadisnya yang sangat ia sayangi itu.

"Aku mencintaimu, sayang." bisik Yoongi setelah memberikan kecupan selamat tidur.

Yoongi lalu beranjak pergi setelah mematikan lampu kamarnya. Ia lalu berjalan menuju ruangan televisi, melanjutkan menonton acara basketball yang sempat terhenti karena ulah kekasihnya.

"Akhirnya aku bisa melihatmu lagi selingkuhanku," Yoongi terkekeh senang seraya memakan beberapa cemilan yang sebelumnya sudah ia ambil dari dalam kulkas. 

[]

✔️ My Sweet Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang