20

17.6K 1.6K 178
                                    

"Andai ikhlas semudah mengucapnya, kepergianmu sama sekali bukan urusanku."

***

15.30 PM KST

"Dan sekarang untuk apa kau menceritakan ini semua padaku?" tanya Chanyeol yang mulai penasaran tentang alasan Yoongi menceritakan kehidupannya yang kelam itu.

Yoongi lalu menatap Chanyeol dengan intens, seakan ingin meminta sesuatu padanya.

"Bantulah aku," dan benar Yoongi mulai memohon.

Chanyeol balik menatap tajam Yoongi yang tengah menunjukkan muka memelas di hadapannya. Apa yang bisa Chanyeol bantu untuk masalah hati seperti ini? Benar-benar merepotkan!

"Maaf, aku tidak bisa membantumu" tolak Chanyeol tanpa basa-basi lagi.

Oke, kali ini Yoongi harus benar-benar bersabar lagi. Ini bukan kali pertama Chanyeol enggan membantunya untuk masalah hati seperti ini.

"Aku sangat mencintai adikmu. Aku tidak ingin ada lelaki lain yang memilikinya selain aku. Aku mohon bantulah aku untuk kali ini saja," Yoongi tak mau cepat menyerah.

"Kabarnya kau menghamili wanita lain?" tanya Chanyeol to the point. Bertanya apa yang sedari beberapa hari yang lalu mengganjal di pikirannya. 

Yoongi tersenyum miring, "Tidak. Aku tidak sebrengsek itu" jawab Yoongi sangat yakin.

Chanyeol menaikkan satu alisnya dan menunjukkan senyum remehnya, ia mulai tertarik dengan pembicaraan ini. Pembicaraan yang membuatnya bisa mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

"Hanya saja... "

"...untuk sekarang wanita itu  sangat berarti untukku" lanjut Yoongi.

"Berarti bagimu?" Chanyeol mengernyitkan dahinya, lagi-lagi ia dibuat bingung.

"Ya, berarti. Anggap saja seperti sebuah permohonan maaf untuk seseorang."

"Aish! Apa maksudmu? aku semakin tak paham dengan apa yang kau bicarakan!" Chanyeol mengacak-acak rambutnya karena mulai frustasi.

Yoongi kembali tersenyum miring. Ia buru-buru bangkit dari duduknya dan segera berpamitan untuk pulang dari rumah itu.

Baiklah, Chanyeol mungkin harus menahan rasa ingin tahunya untuk sekarang.

Karena tak adil jika Nara belum mengetahui kebenarannya, tapi malah dirinya yang terlebih dahulu mengetahui tentang fakta yang sebenarnya.

"Ya, pergilah. Selesaikan dulu apa yang membuatmu bisa semudah itu melepaskan Nara" sarkas Chanyeol kemudian.

Yoongi hanya membalasnya dengan senyuman kecutnya. Lagi-lagi ia tersindir dengan ucapan lelaki tinggi yang bisa dibilang agak 'Menyakiti hati kecilnya'.

Yoongi perlahan menjalankan mobilnya dan meninggalkan rumah itu. Kedua matanya fokus pada jalanan tetapi berbeda dengan hatinya yang ternyata masih kalut akibat terlalu merindukan Nara yang selama beberapa hari ini pergi meninggalkannya.

"Ra-ya.... Apa kau sama sekali tak merindukanku? Kenapa kau meninggalkanku sendirian lagi... " guman Yoongi dengan kedua matanya yang kembali terlihat berkaca-kaca, "Jika kemarin aku bisa menjelaskan semuanya padamu, mungkin kau masih disini bersamaku.."

Yoongi tak henti-hentinya menyesali kepergian wanitanya, hingga sempat beberapa kali ia memukul setir kemudinya sendiri karena kesal.

Ya, Mungkin hatinya saat ini memang terlalu sesak oleh berbagai macam pikiran yang sudah pasti hanya Nara lah yang menjadi penyebab utamanya.

Menyesal? Pasti.

Tapi mau bagaimana lagi? hanya sisa kenangan yang Yoongi miliki saat masih bersama Nara. Hanya senyum gadis itu yang masih Yoongi ingat dengan jelas.

Ah gadis itu benar-benar sukses membuat Yoongi hampir gila karena merindunya. Jika saja Nara masih berstatus menjadi kekasih Yoongi, mungkin ia akan bangga setengah mati karena berhasil membuat Yoongi hampir gila karenanya.

***

18.15 PM KST

"Akhirnya kau datang juga, Yoon."

Yoongi refleks tersenyum manis ketika mendengar suara merdu seorang wanita yang menyambutnya ketika ia membuka pintu apartemennya. 

"Oh hei, kau sudah lama disini nonna?" tanya Yoongi canggung.

"Lumayan lama. Apa kau tidak senang aku disini?" 

Yoongi menggeleng, "Ani, jika aku tau kau disini, aku akan membelikanmu makanan yang kau inginkan" jelasnya. 

"Ah akhir-akhir ini dia tak merepotkanku. Kau tenang saja, Yoon." Suran lalu tersenyum simpul.

Yoongi ikut mengembangkan senyumnya, ia lalu berjalan mendekatinya, tangannya mengelus-elus perut Suran yang semakin hari semakin membesar karena sudah memasuki bulan ke 4 ia mengandung.

"Anak pintar, Appa pasti akan bangga karena memilikimu," guman Yoongi tepat di depan perut Suran, seperti tengah berkomunikasi dengan janin yang berada di dalamnya. 

"Ya, Appa pasti bangga memilikimu... " saut Suran dengan suara yang sedikit sendu.

Yoongi yang paham akan situasi itu langsung merangkul Suran dan membawanya untuk duduk. 

"Bagaimana Nara? Apa ia sudah menghubungimu?" tanya Suran tiba-tiba.

Yoongi lalu memberikan senyum kecutnya.

Oke, tidak usah dijawab Suran pun akan tau jawaban atas arti senyuman itu.

"Maafkan aku... " Suran mulai menggenggam tangan Yoongi yang terasa dingin.

Yoongi lalu menolehkan wajahnya pada wanita disampingnya, "Maaf untuk apa, nonna?" tanyanya terheran.

"Maaf karena aku membuatmu tersiksa seperti ini" Suran menundukkan kepalanya merasa tak enak. 

Yoongi yang paham akan arah pembicaraannya langsung melepaskan genggaman tangan Suran dan berpindah untuk memeluknya.

"Hei, tenanglah. Aku tidak merasa tersiksa sedikitpun" bisik Yoongi dengan lirih.

Suran pun membalas pelukan Yoongi, "kau tidak usah berbohong padaku, Yoon. Pergilah dan carilah gadismu, aku bisa mengurus diriku sendiri sekarang," ucap Suran yang kini sudah sedikit meneteskan air matanya.

"Tenanglah, aku tidak akan pergi. Aku hanya sedikit merindukannya. Itu saja." jawab Yoongi seraya mengelus punggung Suran untuk menenangkannya.

Suran hanyut dalam kesedihannya, ia kembali meneteskan air matanya karena sangat merasa bersalah kepada Yoongi yang rela mengorbankan kisah cintanya demi dirinya dan juga anak dalam kandungannya.

Sering kali Suran sengaja untuk pergi jauh sendirian dan tak mengabari Yoongi karena ia berharap Yoongi punya waktu untuk dirinya sendiri dan tak hanya memikirkannya terus menerus. Tapi ternyata, Yoongi berhasil menemukan keberadaannya, lalu mengomelinya habis-habisan karena ia sudah pergi jauh sendirian tanpa mengabari Yoongi terlebih dahulu. Ya, padahal kan niatnya untuk menghindari Yoongi. Tapi ternyata tidak bisa meskipun hanya sehari saja.

Yoongi lalu melepaskan pelukannya, ia mulai menghapus sisa air mata yang masih membasahi pipi wanita itu. 

"Bagaimana kabarnya?" tanya Suran tiba-tiba.

"Tidak usah menanyakannya. Mungkin dia sudah hilang dimakan hiu" kata Yoongi asal bicara.

"Hikss- aku merindukannya-" Suran kembali terisak ketika mengingat satu nama yang membuatnya selalu bersedih, "Aku ingin bertemu dengannya, aku ingin ia tau jika ia akan menjadi seorang ayah, hikss-"

Yoongi hanya menghembuskan napasnya panjang. Kembali membawanya ke dalam pelukannya lagi agar wanita itu tenang dan tidak lagi mengingat tentang lelaki yang membuatnya kacau seperti ini.

[]

✔️ My Sweet Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang