18

17.1K 1.7K 295
                                    

"Pergilah sesukamu. Aku tidak akan mengejarmu lagi. Aku akan menghilang pelan-pelan."

***

"Dia tanggung jawabku" kata Yoongi mantap, ia mulai melepas genggaman tangannya dari pergelangan tangan Nara. Langsung menundukkan kepalanya. Terlihat sudut matanya sudah mengeluarkan sedikit air mata.

Nara menggenggam kuat ujung bawah bajunya. Hatinya entah sudah pergi kemana. Pikirannya tak menentu. Benar-benar tak terkendali. Ia sudah sangat pasrah tentang takdir hubungannya dengan Yoongi.

Jika hubungan itu karena suatu keterpaksaan memang tidak baik bukan?

Pun Nara akan tetap mencoba untuk tersenyum meskipun terasa getir. Bahkan mungkin semua orang yang melihatnya akan langsung tau jika gadis itu tengah menahan tangisannya. Sebenarnya ia hanya ingin terlihat kuat jika Yoongi benar-benar akan pergi meninggalkannya. Setidaknya agar dirinya tidak terlalu mengenaskan di depan lelaki itu.

"A-apa k-kau sedang bercanda?" tanya Nara untuk memastikannya lagi.

Yoongi menggelengkan kepalanya lemah. Ia masih tertunduk sambil sesekali memainkan kuku jarinya sendiri.

"Kau-" pertahanan Nara runtuh juga, ia tidak dapat melanjutkan perkataannya lagi. Air matanya pun sudah menggenang dikelopak matanya untuk siap turun kapan saja.

"Sebenarnya... "

Yoongi mencoba menjelaskan. Tapi Nara langsung memotong perkataan Yoongi.

"Cukup! Aku sudah sangat paham dengan arah pembicaraanmu!"

Yoongi lalu mendongakkan kepalanya ke atas. Menatap langit yang entah kenapa langsung gelap. Seolah hujan akan turun kapan saja. Ia lalu menghembuskan napasnya panjang. Yoongi ingin menjelaskan semuanya, tapi gadisnya benar-benar keras kepala.

Bahkan gadis itu sudah berani memotong kalimat Yoongi. Sialan sekali. Batinnya. 

"Wanita itu hanya cukup berarti untukku—" ucap Yoongi tiba-tiba, ia masih setia untuk menatap langit dan awan gelap di atas sana.

Baiklah, kali ini hati Nara cukup kebal. Nara hanya memberikan senyuman sinisnya ketika mendengarnya.

Ini belum apa-apa. Batinnya.

"Hanya saja, kau tetap yang paling berarti untukku," Yoongi beralih menatap Nara. Lebih tepatnya menatap manik mata kecokelatan milik gadis di sebelahnya.

Oke, kali ini Nara sedikit tersentak. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya agar terhindar dari tatapan Yoongi.

"Cih, apa kau kira semua ini hanya lelucon, Min Yoongi?" tanya Nara dengan sinis.

Yoongi kembali mengumbar smirknya, "Aku menginginkanmu. Tapi untuk sekarang, aku juga tidak bisa melepaskannya."

What the...

Nara semakin merasa dirinya sedang di permainankan.

"Kau benar-benar egois!" gertak Nara. Ia lalu berdiri untuk pergi meninggalkan pria bodoh itu, tapi buru-buru Yoongi menarik lengannya, membuat gadis itu kembali terduduk di sampingnya.

Nara lalu menarik napasnya dalam-dalam, "apa kau belum puas menyakitiku, Yoon?" tanya Nara penuh amarah.

"Ya! Jaga bicaramu, Park Nara!" bentak Yoongi dengan keras, tapi ia pun langsung menundukkan kepalanya. Sepertinya Yoongi kelepasan karena tak sengaja telah membentak gadisnya.

"Aku tau kau genius. Tapi, aku juga tidak sebodoh yang kau pikirkan untuk bisa terus kau sakiti. Apa kau tau? Aku sudah muak denganmu, Min Yoongi-ssi!" bentak Nara tak kalah seru.

✔️ My Sweet Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang