11

18.8K 1.8K 301
                                    

Yoongi menarik nafasnya dalam-dalam. Merasakan sesak di dadanya begitu dalam. Sesekali tangannya memukul setir kemudinya dengan kesal, dan tak henti-hentinya mengeluarkan kata-kata kasar.

"Hah, seharusnya aku menemani gadisku lebih lama lagi!" ucapnya, "Ini semua karena janji sialan itu!"

Ia melajukan mobilnya kencang menuju apartemen seorang wanita yang telah menungguinya sedari tadi. Harus dengan terpaksa membohongi kekasihnya tentang urusan di kantor yang belum selesai.

Tak lupa Yoongi berhenti di sebuah restoran untuk membelikan makanan yang wanita itu pesan lewat Line. Kalau bukan karena wanita itu yang memintanya. Yoongi bahkan tidak akan mau pergi ke restoran sendirian. Heol, seperti seorang jomblo saja.

Ngomong-ngomong soal jomblo, Yoongi jadi teringat dengan sosok Hoseok yang selalu sendirian setiap ia berpergian. Entah itu untuk belanja atau hanya sebatas makan siang.

Pasalnya semua teman-temannya yang akan diajaknya keluar sudah mempunyai pasangannya masing-masing. Ya, meskipun belum resmi menjadi sepasang kekasih. Tetapi terlepas dari hal itu sungguh malang nasibmu Hoseokie.

Mungkin lama-lama Yoongi dan teman-temannya akan mengadakan sayembara untuk mencarikannya wanita. Oke tunggu saja kapan itu terjadi.

***

Sepi.

Yoongi melangkahkan kakinya pelan ke ruangan yang tak terlalu besar itu untuk mencari keberadaan wanita yang sedari tadi mencarinya. Lalu, terciumlah aroma khas ramyeon yang tengah dimasak membuat Yoongi begitu saja berjalan menuju ke arah dapur. 

"Sedang masak apa kau?" tanya Yoongi, membuat wanita itu sedikit terkejut.

"Oh Yoongi-ah! Kau sudah datang ternyata, aku hanya memasak ramyeon. Aku sudah sangat lapar sekarang!" jawabnya, tangan kirinya kini mengelus perutnya sendiri.

"Padahal kau sendiri yang merengek meminta makanan ini, tapi kenapa malah membuat ramyeon?" tanya Yoongi dengan datar, seraya membuka makanan yang ia beli tadi dan menaruhnya di piring.

"Ah karena kau sangat lama, Suga-ssi." jawabnya, lalu mendekati Yoongi yang berada di meja makan.

"Ck, jangan memanggilku seperti itu jika kita tidak berada di kantor, noona."

Wanita itu memilih diam saja. Duduk disamping Yoongi dan mulai berbisik, "waeyo? Padahal nama itu sangat cocok untukmu. Artinya manis, kan?"

Yoongi hanya bisa menatapnya heran dengan raut muka yang sangat datar. Sebenarnya wanita itu tau jika Yoongi sedang tidak dalam keadaan mood yang baik, tetapi ia tetap akan berusaha untuk membuat Yoongi tersenyum manis seperti biasanya.

"Aku yang akan memakan ramyeonnya. Kau makan ini saja, noona," Yoongi menyodorkan makanan yang sudah ia pindahkan ke piring.

"Tapi, Yoon... Aku ingin makan ramyeon itu—"

"Tidak. Tidak baik untuk janin yang ada di dalam perutmu, noona!" galak Yoongi yang lalu menuju ramyeon yang sedang dimasak.

"Kau dari mana saja? Kalau saja perutku tidak lapar, mungkin aku sudah tertidur di sofa karena lelah menunggumu," keluhnya seraya melahap makanan dari Yoongi.

"Makan dulu, noona. Bicaranya nanti saja" jawab Yoongi tanpa meliriknya, ia kini tengah asik menyantap ramyeon pedasnya.

Dan wanita itu sukses jengkel dibuatnya. Berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah terlampau hafal dengan sifat lelaki yang ada disampingnya tersebut.

Galak dan kaku.

***

Selesai menyantap makanannya masing-masing. Mereka berdua bersantai di depan televisi.

"Tadi kau dari mana saja?" wanita itu kembali bertanya.

"Hm, dari mana lagi kalau bukan dari rumah Nara?" jawab Yoongi enteng.

"Oh, kau masih bertemu dengan gadis itu ya? Padahal kau su–"

Yoongi memotong kalimat wanita itu, "kau tidak mengerti apa-apa, noona. Lebih baik diamlah."

"Tapi kau sudah berjanji padaku Yoongi-ah!" bentaknya tak sadarkan diri.

"Ya. Aku tidak lupa. Tidak akan lupa," ucap Yoongi seraya tersenyum miring. Lalu tangan kanannya menjulur, mengelus-ngelus perut wanita yang berada di sampingnya, "Hanya demi dia, Okay?"

Wanita itu hanya menganggukan kepalanya dengan senyum yang sedikit mengembang di sudut bibirnya, terlihat tidak ikhlas padahal.

"Apa dia sudah menendang-nendang perutmu?" tanya Yoongi dengan polosnya. 

"Yaak! Dia masih 3 minggu di perutku, dia bahkan belum mempunyai kaki!"

"Ah maaf, aku tidak tau makanya aku bertanya," Yoongi kemudian terkekeh geli.

"Pertanyaan bodoh macam apa itu! Aku kira genius, ternyata sama saja. Huh menyebalkan!" ia pun menatap Yoongi dengan kesal, "Yoon, aku harap kau cepat memberi tahu Nara tentang kita. Aku tidak ingin membuatny–"

Lagi-lagi Yoongi memotong perkataan wanita itu, "Belum waktunya dia tau, noona" jawab Yoongi santai, ia lalu berdiri dan berjalan menuju kulkas, mengambil satu kaleng minuman untuk mendinginkan hatinya dan juga otaknya yang terasa panas.
 

  

[]

✔️ My Sweet Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang