1

52.4K 3.7K 176
                                    


"Kau benar Min Yoongi kan?" tanya Nara dengan polosnya. Ia lalu melangkahkan kakinya untuk mendekati tubuh lelaki itu, setelahnya menangkup kedua pipi Yoongi yang kelewat dingin. Memastikan bahwa lelaki yang ada dihadapannya itu nyata.

"Apa kau tak bisa mengenali kekasihmu sendiri, Ra-ya?"

Tanpa pikir panjang lagi Nara mengangguk, lalu melangkahkan kakinya ke belakang untuk menjaga jarak di antara mereka. "Ya, aku lupa. Benar-benar lupa kalau kau masih hidup." serangan balik seorang Park Nara. Ia membenci kenyataan bahwa yang barusan ia katakan itu hanya scenarionya saja. Padahal kan sebenarnya ia rindu setengah mati sampai hampir gila.

Yoongi tertawa remeh, tak mempedulikan sama sekali dengan segala omong kosong gadisnya, bahkan ketika Yoongi hanya melihat sorot matanya saja membuatnya langsung tau kalau gadis itu sebenarnya menyimpan banyak rindu yang tertahan.

"Ok. I miss you too." begitu balasan Yoongi.

Hening. Nara masih mencerna apa yang barusan Yoongi katakan, sedangkan Yoongi sudah menggigil kedinginan. Dan beberapa detik kemudian, saat Nara sudah paham dengan arti kata dari 'i miss you' , ia langsung saja menerjang tubuh Yoongi yang semakin kurus. Memeluknya dengan erat tanpa memikirkan bahwa ia juga akan ikut basah setelahnya.

"Hei, nanti saja peluknya. Aku kedinginan. Pinjami handuk dan baju kakakmu." Yoongi melepas pelukannya sepihak. Bukan karena apa-apa, tapi ia khawatir gadisnya akan ikut basah ketika memeluknya seperti itu.

"Baiklah," kemudian Nara mengajak Yoongi masuk-menggandengnya agar lelaki itu tidak kabur meninggalkannya lagi.

.
.
.

"Masak apa? Hm, sepertinya enak!" tiba-tiba Yoongi datang dan memeluk pinggang Nara dari belakang.

"YAA! Yoongi-ah! Kau membuatku terkejut! Bagaimana kalau tanganku sampai masuk ke dalam kuah panas ini?" maki Nara galak.

"Jika itu sampai terjadi, aku berjanji akan menyembuhkan tanganmu." jawab Yoongi santai, memilih untuk menenggelamkan kepalanya di tengkuk leher Nara. "Kau wangi sekali, sayang," cicit Yoongi berniat menggoda kekasihnya.

"Aku sedang tidak bercanda, Min! Minggir sana!" Nara mulai kesal.

"Ssstttt, jangan berisik." katanya, "biarkan aku seperti ini untuk sebentar saja. Aku sangat merindukanmu, sayang." bisik Yoongi pelan.

Jantung Nara seakan meloncat dari tempatnya, bagaimana Yoongi bisa sangat manis? Apakah ia sudah melupakan pertengkaran antara mereka?

"Jangan menggangguku dulu! A-aku tidak bisa melanjutkan memasak jika kau seperti ini terus padaku."

Nara lalu mencoba melepaskan pelukan kekasihnya, dan Yoongi pun malah dengan sangat sengaja mempererat pelukannya, membuat Nara semakin sulit untuk melepaskannya.

"Anggap saja aku tidak ada." gumannya sambil memejamkan mata sipitnya. "Apa jangan-jangan menganggapku tidak ada itu terlalu sulit untukmu sayang, hmm?" sindir Yoongi yang sudah berhasil membalikan tubuh kurus Nara. Saling berhadapan dengan jarak yang begitu dekat, sangat dekat malah, bahkan hidung mereka bersentuhan.

"Ok! Ok! aku akan melepaskanmu jika kau memberikanku vitamin c dulu." Yoongi lalu menempelkan telunjuknya di bibir tipisnya sendiri, memberi isyarat apa yang sebenarnya ia mau.

"YAAAAK!" Teriak Nara seraya membulatkan matanya dengan sempurna setelah ia mengerti apa yang diinginkan Yoongi.

"Hmmm kau tak mau ya?" Yoongi memasang wajah sedihnya.

Nara lalu buru-buru menggeleng, menyuruh Yoongi agar menutup matanya. Malu jika dilihat, katanya.

"Nee Nee," kedua mata Yoongi pun mulai tertutup, menuruti perintah gadisnya.

Cup!

Kemudian Yoongi kembali membuka kedua kelopak matanya. Memberikan senyum yang sangat manis sehingga menampilkan deretan gigi-gigi putihnya, lengkap dengan mata yang hanya nampak segaris ketika ia tersenyum seperti itu.

Kau tau? Senyumnya itu benar-benar indah!

Cup!

Cup!

Cup!

Gantian Yoongi yang menyambar bibir cherry milik Nara dengan sangat kilat, membuat gadisnya tertunduk malu karena pipinya sudah semerah kepiting rebus.

"Manis sekali. Membuatku ingin mencicipinya lagi dan lagi." Yoongi tersenyum smirk, ia lalu mengecup puncak kepala Nara dan kemudian memilih untuk pergi sesuai perjanjian.

"Wah! lelaki itu membuatku gila!" Nara mengelus dadanya merasa sangat lega.



[]

✔️ My Sweet Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang