27

19.9K 1.7K 105
                                    


"Pergilah jika hati ini bukan lagi tempatmu."

















"YAAAK! MIN PABO! APA KAU AKAN MERELAKAN AKU BEGITU SAJA?!" teriakan Nara sukses membuat Yoongi tersentak kaget.

Apakah Yoongi berbuat salah lagi sehingga Nara mengatainya bodoh?

"Wae?" tanya Yoongi takut-takut. Ia mengernyitkan alisnya bingung.

Nara berdecak sebal, dengan gerakan kasar ia menghapus air mata yang tersisa di sudut matanya.

"PABO! PABO! PABO!" Nara lalu menghentak-hentakkan kakinya ke tanah dengan kesal.

Bolehkan Yoongi menarik kata-katanya kembali dan menggantinya dengan 'Jangan pergi, tetaplah bersamaku'?

Yoongi mulai mendekati Nara, merentangkan kedua tangannya lalu memeluknya, seakan tidak ingin lagi ia lepaskan.

Nara menangis lagi, kali ini tangisannya lebih kencang dari yang sebelumnya. Bahkan ingusnya ikut keluar mengenai baju Yoongi. Persetan dengan baju mahalnya. Untuk sekarang Nara hanya ingin menangis sejadi-jadinya dalam pelukan lelaki pucat ini.

Yoongi memilih diam. Takut jika ia salah bicara lagi. Hanya tangannya yang dengan lembut membelai rambut panjang Nara.

"Hiksss- K-kau j-jahat! Kau sangat jahat! Aku membencimu! Tapi aku juga sangat merindukanmu—" racau Nara tak jelas, ia juga sedikit memukul pelan dada Yoongi untuk menyalurkan rasa kesalnya selama ini.

Nara benci tapi rindu? Lalu untuk apa ia merajuk dan mengatakan jika Yoongi tak usah mencarinya lagi?

Yoongi mengeratkan pelukannya. Ia tersenyum lega setelah mendengarkan racauan Nara yang tak jelas tapi masih bisa ia pahami itu.

"Maaf- Maaf- Maaf- Maaf- Maaf- Maaf- Maaf- Maaf- Maaf-Maaf- Maaf- Maaf- Maaf- Maaf- Maafkan aku karena begitu bodoh." Yoongi lalu mengecup puncak kepala Nara berkali-kali, membuat Nara semakin terisak.

Hening,

Hanya suara isakan tangis Nara yang mengisi indra pendengaran Yoongi.

Ah ini begitu Familiar baginya.

Familiar katanya? Kenapa Yoongi baru sadar sekarang jika ia sudah sering membuat Nara menangis?

"Hiks— kenapa kau tak jujur saja padaku waktu itu?" 

Yoongi menghela nafas panjangnya, ia tetap memilih diam dan mengecupi lembut puncak kepala Nara.

Yoongi ingin menjelaskan semuanya— menjelaskan semua yang membuatnya sampai rela melepas gadis cantik itu, tapi sekarang bukanlah waktunya.

Tolong biarkan Yoongi merasakan hangatnya pelukan Nara yang selama ini ia rindukan. Biarkan Yoongi sehat secara alami, tanpa adanya obat-obatan yang harus ia minum lagi.

Dan tolong, jangan biarkan gadis cantik ini pergi lagi dari kehidupan Yoongi karena mungkin ia akan menggila jika harus hidup tanpa Nara disisinya.

"Yoongi-ah?"

Yoongi lalu melepaskan pelukannya, menangkup wajah gadis itu agar ia dapat dengan jelas melihat wajah cantik yang sangat ia rindukan selama beberapa bulan ini.

Hening,

Tak ada yang berbicara. Mereka memilih menatap satu sama lain dengan tatapan rindu. Sibuk bergelut dengan apa yang kini berkecamuk dalam pikiran masing-masing.

Yoongi tersenyum kecil ketika melihat wanita yang sangat ia cintai ada disisinya lagi dengan mata yang membengkak karena menangisinya. Bahkan kini tak terasa air matanya sendiri sudah jatuh perlahan tanpa seizinnya dan mulai membasahi wajah tampannya.

✔️ My Sweet Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang