17

17.6K 1.7K 95
                                    

11.30 AM KST

Nara kini sedang duduk termangu di bangku taman. Ia tak sendiri melainkan datang bersama Jimin. Karena sejak ia menangis melihat kejadian tadi, membuat Jimin yang sedari tadi bersamanya merasa iba dan memilih membawanya ke taman terdekat untuk sekedar menenangkan diri.

"Ini ambil lah" ucap Jimin dengan napas yang terengah-engah. Ia berlari hanya untuk membelikkan Nara sebotol air mineral dan hamburger.

Nara menerimanya,"terimakasih Jim. Aku malah membuatmu repot."

Jimin lalu memilih duduk di sebelahnya. Ia tidak berani untuk mengajak Nara berbicara lebih dalam. Takut kalau pertanyaan yang di ajukannya salah dan malah membuat hati Nara semakin terluka.

Jimin cukup menjadi pendengar setia. Ya, syukur-syukur kalau bisa menghibur Nara.

"Jiminie.." panggil Nara lirih tanpa menolehnya. Tangannya meremas kuat botol mineral yang masih penuh.

"Hm?" Jimin melirik Nara.

"Siapa wanita itu?"

Jimin terlihat bingung, pertanyaan itu membuatnya gugup. "Ah dia hanya rekan kerja Yoongi hyung. Namanya Suran nonna." jawab Jimin sesantai mungkin.

"Suran? Ah Yoongi pernah cerita padaku. Tapi kenapa mereka terlihat mesra?" tanya Nara to the point.

"Eum, setauku mereka memang dekat..." diam sedetik, "Tapi, hanya karena hyung memproduseri lagu baru untuknya saja. Selebihnya aku tidak tau." Jimin menelan salivanya susah payah. Ia tidak punya hak untuk berbicara lebih banyak tentang mereka.

"Rekan kerja? Peluk-pelukan? Wah! bahkan wanita itu sedang hamil— sudah pasti wanita yang sama saat aku melihatnya dirumah sakit."

"Rumah sakit?" Jimin mengerutkan keningnya.

"Ya. Aku pernah melihat Yoongi menemani wanita itu ketika konsultasi kandungannya."

Deg,

Jimin memberi tatapan tak percaya. Ah bagaimana bisa seorang genius seperti Min Yoongi sangat bodoh tentang masalah percintaan?

Ingin sekali Jimin menyumpah serapahi lelaki pucat itu sekarang. Harusnya lelaki pucat itu banyak belajar tentang percintaan dari Park Jimin saja. Heol

Jimin menggaruk kepalanya, "Ah a-aku juga tidak tau Ra-ya. Mungkin saja mereka memang dekat dengan artian kakak-adik."

"Kau tak usah membelanya Park Jimin. Aku sudah melihat dengan mata kepalaku sendiri." bantah Nara.

Hening.

Mereka tidak lagi bersuara. Hanya terdengar suara anak kecil yang bermain di sekitar taman tersebut. Jimin cukup takut untuk berbicara lagi karena kekasih Yoongi ini kadang bisa berubah menjadi terlalu dingin.

Pun Nara memilih memandangi anak-anak kecil yang tengah berlarian dan bermain dengan asyiknya— membuat perasaannya damai kembali.

"Ingin sekali aku menjadi seperti mereka yang belum mengenal apa itu sakit hati karena seseorang," guman Nara yang membuat Jimin kembali diam seribu bahasa.

✔️ My Sweet Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang