Dari awal kukatakan padamu, aku hanya pembawa luka. Lalu, kenapa kamu malah berikan cinta?
Kini, hatimu berselimut duka. Bertahtakan luka. Memang salah siapa?
Kamu berteriak akulah si pendosa. Padahal, aku selalu berkata bahwa aku penuh dusta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Hampa
PoetryJangan percaya begitu saja pada matamu. Mata yang kau pikir memandang kejujuran itu kadang menipumu, terselimuti kabut dusta. Apa yang kau lihat, tak selalu itu yang terjadi. Apa yang kau dengar, tak selalu itu yang terucap. Apa yang kau ucap, tak s...