Kamu yang lebih dulu kembali mengusikku. Membangunkanku dari niat tidur panjangku. Lalu? Setelah sulit bagiku terlelap kembali, kamu menyalahkanku atas masa lalu yang mungkin kembali gentayangimu.
Aku tak pernah memupuk apa pun di hatimu dengan sengaja, baik suka, atau pun duka. Bukankah kamu sendiri yang menciptakan semuanya? Bukankah kamu sendiri yang memaksaku jadi begini?
Tanpa kamu minta, aku memilih mundur dari hidupmu. Aku memilih hindari hatimu. Tak ingin lebih lama lagi menetap di sana.
Lalu, kamu memanggilku kembali. Kamu sebut lagi namaku dalam harimu. Aku datang. Memenuhi panggilanmu.
Sekarang, kamu berseru aku yang mengganggumu? Tunggu sebentar. Silakan pikirkan lagi baik-baik. Renungi jika perlu.
Siapa yang sebenarnya perlu teguran? Aku? Ataukah kamu?
Siapa yang sebenarnya masih memainkan drama bak opera sabun? Aku? Ataukah kamu?
Berhenti bersikap seolah kamu menjadi korban. Nyatanya hari ini, kamulah si penulis skenario.
Selasa, 20 Juni 2017
14.40
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Hampa
PuisiJangan percaya begitu saja pada matamu. Mata yang kau pikir memandang kejujuran itu kadang menipumu, terselimuti kabut dusta. Apa yang kau lihat, tak selalu itu yang terjadi. Apa yang kau dengar, tak selalu itu yang terucap. Apa yang kau ucap, tak s...