Kubisikkan pada logika, cinta bukan soal usia. Namun, hati memang tak berdusta. Tak pernah ada rasa antara kita.
Aku percaya, cinta akan hadir pada waktunya. Sayang, mungkin bukan denganmu. Mungkin bukan saat ini.
Percayalah, aku mencoba. Namun, hasil selalu sama. Hati dan logika berteriak iya.
Iya, ini bukan cinta. Iya, asa tak tercipta. Iya, rasa memang ada. Iya, rasa ini berbuah hampa. Aku masih mati rasa.
Hatiku menolak cinta. Terlampau terluka untuk kembali menggebu manja. Terlalu cepat untuk berharap miliki rasa yang sama seperti dahulu kala.
Namanya memang tak lagi ada. Bayangnya memang tak lagi munculkan harap. Kenangannya memang tak lagi buahkan air mata. Namun, kisahnya masih membekas di relung jiwa.
Aku tak berani mencinta lagi sedalam dengannya. Aku tak berani berharap lagi seperti tentangnya. Tidak, aku bahkan tak berani berkata tidak.
Percayalah, aku ingin jatuh cinta. Jika bukan denganmu, aku tak tahu harus dengan siapa. Setidaknya aku masih mencoba.
Aku tahu kita tak sama, tapi juga tak pernah berbeda.
Sabtu, 22 Oktober 2016
22.33
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Hampa
ŞiirJangan percaya begitu saja pada matamu. Mata yang kau pikir memandang kejujuran itu kadang menipumu, terselimuti kabut dusta. Apa yang kau lihat, tak selalu itu yang terjadi. Apa yang kau dengar, tak selalu itu yang terucap. Apa yang kau ucap, tak s...