Aku pernah bahagia. Sangat. Saat kita masih bersama. Saat mimpi terasa nyata. Saat hidup terasa begitu bermakna. Saat segala terasa indah. Saat semua terlihat mudah.
Aku tak berkata kini aku tak lagi merasa bahagia. Aku masih bahagia. Sangat. Hanya saja karena alasan yang berbeda. Hanya saja dengan cara yang tak sama.
Kita tak lagi menapaki jalan yang sama. Kita tak lagi saling merajut asa. Kita tak lagi saling menggenggam erat. Kita tak lagi menyimpan rindu yang kuat.
Tapi, aku tahu. Akui saja. Kamu masih mengucap doa yang sama. Kau harapkan bahagiamu, sepanjang sisa umurmu. Begitu pun dengan aku.
Ada masa namamu jadi utama dalam setiap bait doaku. Ada masa sosokmu jadi utama untuk kulihat dengan mataku. Ada masa aromamu jadi utama untuk kuhirup di setiap hariku. Ada masa akhirnya melepasmu jadi jawaban atas segala doaku.
Aku tak tahu bagaimana nanti. Yang kuyakin, hari ini aku baik-baik saja, tanpa kamu hiasi hari. Yang kucoba percaya, hatiku baik-baik saja, dengan kamu pernah mengisi dan meninggalkan jejak di sudut hati.
Untuk sosok yang pernah temani hari,
hiasi hati.Aku sedikit rindu.
Selasa, 4 Juli 2017
01.44
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Hampa
PoetryJangan percaya begitu saja pada matamu. Mata yang kau pikir memandang kejujuran itu kadang menipumu, terselimuti kabut dusta. Apa yang kau lihat, tak selalu itu yang terjadi. Apa yang kau dengar, tak selalu itu yang terucap. Apa yang kau ucap, tak s...