Three

566 66 3
                                    

Bagaimana caranya membuat Guanlin yang sedingin es itu jatuh cinta?

Pikiran-pikiran itu selalu menghantui Mina kapanpun dan dimanapun ia berada. Terutama di kelas, saat matanya selalu mlirik Guanlin di sudut ruang kelas. Hal-hal yang selama ini tak ia ketahui, semuanya terlihat jelas saat ia selalu memperhatikan lelaki berwajah tampan itu.

Guanlin mengunyah permen karet sepanjang pelajaran dan anehnya para guru tidak pernah menyadari hal itu, kadang-kadang membuka ponselnya lalu kembali meletakannya di kolong meja, menidurkan kepalanya diatas meja, mencoret-coret buku catatannya dan bahkan membuat origami aneh dari bukunya. Dan itulah yang diperhatikan Mina selama jam pelajaran berlangsung. Lai Guanlin dengan segala sifat misteriusnya.

Bunyi bel istirahat benar-benar melegakan tapi Mina masih duduk dikursinya, berusaha melirik sudut belakang kelas untuk melihat Guanlin dan kini lelaki itu tengah bersiap untuk meninggalkan kelas. Mina mengikuti punggung lelaki itu sebelum tepat diambang pintu.

Trap!

Matanya bertemu pandang dengan mata gelap Guanlin.

***

Mina melamun sepanjang jam istirahat. Sejeong dan Somi yang ada disampingnya masih sibuk mengunyah makanan sambil sesekali membicarakan hal yang sama sekali tidak membuat Mina tersadar dari lamunannya. Otaknya kembali berputar bagaimana caranya agar Guanlin menjadi pacarnya dan ia berhasil mendapatkan 10.000 point dan sepuluh kupon restoran daging akan menjadi miliknya.

Setelah dipikirkan baik-baik, ia dan Guanlin bahkan tidak pernah saling menyapa meskipun duduk di kelas yang sama. Mereka bahkan tidak pernah berada dalam kelompok tugas yang sama. Dan sekarang Mina menyesal, mengapa dia memilih Guanlin untuk menjadi target misi berikutnya.

Matanya menyapu seisi kafetaria dan tak lama matanya terpaku pada salah satu sudut kafetaria yang paling jauh di sisi kanan. Ada Guanlin disana, bersama Seonho dan Jihoon - keduanya merupakan teman Guanlin di klub basket, mereka berada di kelas yang berbeda. Ia memperhatikan bagaimana Guanlin memakan makan siangnya sambil sesekali tertawa. Seonho memang dikenal anak yang lucu dan moodmaker.

Tanpa sadar Mina tersenyum. Ia jarang sekali melihat Guanlin tersenyum, dan melihatnya tertawa seperti tadi membuatnya tersenyum tanpa sadar.

"Lihat apa, sih?"

Mina menoleh, Somi menatapnya dengan pandangan curiga lalu pandangan matanya mengikuti pandangan Mina tadi.

"Guanlin?"

Mina menahan nafas. Ia menduduk, memilih mengaduk minumannya tanpa selera.

"Sebenarnya apa misi yang diberikan padamu?" kali ini Sejeong mengikuti arah pandangan Somi.

Mina mengehela nafas. "Misi tersulit, kurasa."

"Mana mungkin," Somi mengibaskan tangannya. "Jaden - tidak, maksudku Daehwi - tidak akan memberikan misi yang sulit. Memangnya apa yang harus kau lakukan terhadap Guanlin?"

"Apa mungkin kau harus menyembunyikan sepatu basket Guanlin?" tebak Sejeong yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Mina. "Memintanya menteraktirmu es krim?"

"Aku akan senang kalau misinya semudah itu." Komentar Mina sambil kembali mengaduk minumannya.

"Lalu apa?"

"Memulangkan Guanlin ke Taipei?"

Mina mengernyitkan alisnya sambil menatap Somi yang tersenyum jahil kearahnya. Guanlin memang berasal dari Taiwan, tapi keluarganya pindah ke Korea tiga tahun lalu karena urusan bisnis.

"Itu misi yang sulit tapi terlalu impossible untuk dilakukan." Ujar Mina sambil menyeruput minumannya dengan malas.

"Lalu apa?" Tanya Sejeong tidak sabar.

Mina menghela nafasnya, lalu matanya kembali menatap Guanlin yang berada di sudut kafetaria dan kembali menatap Somi dan Sejeong dihadapannya.

"Aku harus membuat Guanlin menjadi pacarku."

"APAAAA?"

Dan seketika pandangan semua orang tertuju pada bangku yang berada di deretan tengah. Somi membulatkan matanya dengan hampir sempurna dan Sejong bahkan tersedak minumannya.

Kehebohan ini semuanya disebabkan oleh permainan bodoh dari Jaden alias Lee Daehwi.

***

Tiga hari berlalu semenjak pesan misi dikirimkan oleh Daehwi, dan hingga kini Mina masih belum melakukan pergerakan apapun. Sejenak ia berpikir, apakah lebih baik ia menyerah saja? Lagipula kupon makan di restoran daging itu bisa ia dapatkan dengan cara lain, ikut undian misalnya. Daripada mempertaruhkan harga dirinya demi sepuluh kupon sialan.

Pagi ini, Mina kembali dibuat bingung setiap Guanlin masuk kelas. Ada perasaan yang membuatnya ingin tiba-tiba menghampiri lelaki itu lalu memintanya menjadi pacar Mina, eh hal itu benar-benar menjijikan. Mina bahkan tidak bisa membayangkannya.

Guanlin masuk kelas dengan tatapan cueknya seperti biasa, kali ini ia menggantung jaket berwarna hitam di sela-sela ranselnya. Rambutnya terlihat agak basah kali ini. Shit, sudah tiga hari ini ia jadi lebih sering memperhatikan Guanlin dan pikiran-pikiran itu membuatnya tidak bisa fokus sama sekali.

Tak lama bel berbunyi dan guru kelas masuk beberapa menit setelahnya. Kali ini guru muda yang sedang hamil besar itu mengatakkan bahwa ia akan cuti melahirkan untuk beberapa minggu ke depan dan mata pelajaran sastra akan diganti menjadi tugas tim berjumlah dua anggota.

Sebenarnya, Mina tidak keberatan dengan hal itu tapi mengingat Somi dan Sejeong langsung mendeklarasikan diri menjadi satu tim mendadak Mina panik untuk mencari anggota kelompoknya. Selama ini, Mina memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama Somi dan Sejeong dibandingkan dengan Nayoung yang duduk disampingnya.

"Semuanya sudah memiliki kelompok?"

"Belum." Jawabku panik sambil mengacungkan tangan. Aku tidak ingin satu tim dengan Jae Han, si cupu yang menyebalkan.

"Kang Mina?" tanya guru kelas. "Ada lagi?"

Mina terus menggelengkan kepalanya sambil menunduk. Ia tidak ingin berada satu tim bersama Jae Han atau Ah Reum yang menyebalkan. Ia bahkan lebih berharap untuk mengerjakan semuanya sendirian saja.

"Baiklah. Kang Mina dan Lai Guanlin. Kalian satu tim sekarang."

Apa? Lai Guanlin?

Dengan ragu Mina menoleh ke belakang dan melihat Guanlin yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan mata dingin. Mina menghela nafasnya dan menatap Somi dan Sejeong yang sudah heboh mengatakan bahwa ini adalah kesempatannya untuk menjalankan misi.

Tapi mendadak, Mina enggan untuk mejalankan misinya. Ada perasaan takut yang menyelinap dihatinya. Entah apa.


to be continue...

please comment dan vote yaa


LOVE GAME [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang