Fourteen

458 53 8
                                    

Kelas baru saja selesai tiga puluh menit yang lalu. Tapi Mina, Somi dan Sejeong masih duduk di kafetaria sambil memakan beberapa cemilan dan minuman dingin. Mereka butuh merefresh otak mereka setelah pelajaran matematika tadi.

"Bagaimana persiapan pentas dramamu?" tanya Mina pada Sejeong.

Sejeong memang aktif di klub drama, akan ada pentas satu minggu lagi dan Sejeong sedang sibuk berlatih berhubung dia mendapatkan peran yang penting dalam drama kali ini.

"Cukup baik, kurasa. Kita semua berlatih dengan serius," ujar Sejeong sambil mengunyah kripik kentang yang ada di meja. "Jangan lupa lihat penampilanku, okay?"

Mina dan Somi langsung mengangguk dengan antusias. Pementasan drama menjadi agenda tahunan sekolah dan hal ini selalu dinantikan setiap tahunnya.

"Eh, aku harus berlatih lagi," Sejeong melirik jam tangannya. "Aku hampir telat. Sampai jumpa saat makan malam nanti."

Sejeong berlalu keluar dari kafetaria, langkahnya terlihat tergesa-gesa. Somi dan Mina kembali menyantap kripik kentang dan minuman yang ada di meja saat tiba-tiba Somi berteriak heboh.

"Oh my god, oh my," Somi terus bergumam heboh sambil membereskan beberapa barang yang ada meja. "Mina, aku melupakan sesuatu. Aku harus mewawancarai tim baseball hari ini. Shit."

Somi terus mengumpat sebelum akhirnya ia menepuk bahu Mina dan memberi kode bahwa ia harus segera pergi dan akhirnya berlari keluar dari kafetaria. Somi memang anggota tim majalah sekolah dan tim baseball baru saja menjuarai turnamen antar sekolah dan ia harus mewawancari mereka.

Mina merapihkan sisa bungkus makanan dan minuman yang masih berserakan di meja lalu membuangnya ke tempat sampah. Ia berjalan sendirian keluar dari kafetaria dan mulai berjalan hingga langkahnya terhenti saat melihat Guanlin sedang berlatih di lapangan basket.

Mereka akan bertanding dua minggu lagi dan tentu saja mereka sedang berlatih serius memanfaatkan waktu yang tersisa. Mina melirik kursi penonton, ada banyak sekali yang menonton latihan mereka tapi anehnya ia tidak melihat sosok Jin Soyeon disana.

Mina mengangkat bahunya tidak peduli, ia memilih berbalik dan kembali berjalan. Ia akan langsung pulang ke dorm dan mengerjakan beberapa tugas.

Mina masih berjalan dengan santai saat tiba-tiba ada seseorang yang menghalangi jalannya. Mina mendongak dan matanya langsung membulat saat melihat Soyeon dan teman-temannya tersenyum sinis kearahnya sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Guys, si jalang ini harus kita apakan, ya?" Soyeon menatapnya galak. Mina mendadak panik, ia langsung mengeratkan cengkraman pada tasnya.

"Tentu saja kau harus memberinya pelajaran." Mina mendengar salah satu temannya berkata demikian.

Mina masih terdiam saat ia kembali merasakan sakit di kepalanya, Soyeon menarik rambutnya dan menyeretnya ke salah satu toilet wanita yang ada di dekat perpustakaan umum.

Tubuhnya kembali tersungkur ke lantai, kali ini rasanya lebih sakit dari sebelumnya. Mina panik, tangannya bergetar dan dadanya bergemuruh kencang. Ia menutup matanya, diam-diam berdoa bahwa akan ada seseorang yang datang untuk menolongnya.

"Apakah peringatanku waktu itu kau anggap main-main, hah?" Soyeon menjambak rambutnya, membuat Mina terpaksa mendongak menatap wajah Soyeon yang terlihat marah sekali.

"Aku tidak paham maksudmu." Mina menjawab dengan suara yang bergetar.

"Jangan pura-pura bodoh!" Salah satu teman Soyeon menginjak kaki Mina dengan kuat membuat Mina kembali meringis kesakitan.

LOVE GAME [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang