Ten

397 57 2
                                    

Mina turun dari taksi dan langsung berjalan kearah rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mina turun dari taksi dan langsung berjalan kearah rumahnya. Membuka pagar lalu mengetuk pintu rumahnya beberapa kali sebelum akhirnya ibunya membukakan pintu dengan raut wajah bingung.

"Apa yang terjadi, sayang?" Ibunya bertanya penuh rasa khawatir.

Mina memang jarang sekali pulang ke rumah. Ia hanya pulang sebulan sekali. Di akhir pekan pun ia memilih tetap tinggal di dorm untuk menemani Somi yang orang tuanya memang tinggal di Jerman. Dan melihat anak gadisnya pulang tiba-tiba dengan mata sembab dan air mata yang masih mengalir.

"Aku merindukanmu, eomma." Mina menghambur memeluk ibunya. Tangisnya kembali pecah dan ia sama sekali tidak bisa membendungnya.

"Kau sakit, sayang?" Ibunya mengelus pungguh Mina dengan lembut, lalu melepas pelukan anaknya secara perlahan. "Tubuhmu panas. Kau demam."

Mina tidak mengatakan apapun, ia hanya diam dan masuk ke dalam rumah. Lalu mendudukan tubuhnya di sofa. Ia menghapus air matanya sekali lagi. Berusaha untuk menahan tangisnya.

"Istirahatlah, eomma akan menyiapkan obat untukmu," Ibu mengusap rambut Mina dengan lembut, wajah penuh khawatirnya masih terpampang jelas dibawahnya. "Tidak usah menangis, sayang. Ada eomma disini."

Mina mengangguk. Ya, ada ibunya disini. Tempat ternyaman di dunia yang tidak bisa tergantikan oleh apapun. Tapi, bayangan bagaimana Soyeon menjambak rambutnya lalu menginjak kakinya tadi sore masih tergambar jelas di wajahnya.

"Sekarang istirahat, sepertinya kau kelelahan dan pola makanmu pasti buruk sekali," Ibu membantu Mina berdiri dari duduknya, mengambil tas yang masih menggantung di punggung Mina lalu menemani anaknya itu ke kamar. "Sebentar, eomma akan ambilkan obat dulu."

Mina mengangguk. Berjalan dengan lemas kearah tempat tidurnya. Ia menatap cermin yang ada di samping tempat tidurnya. Matanya benar-benar sembab, dan merah bekas tamparan itu masih samar-samar terlihat. Syukurlah, ibunya tidak menyadari hal ini.

"Sudah, sayang. Jangan menangis!" Ibu masuk ke dalam kamar dan meletakkan nampan berisi obat dan air minum. Mina langsung memasukan obat ke dalam mulutnya. "Kau ini setiap sakit selalu saja menangis."

Ibu mengelus wajah Mina. Lalu tersenyum tipis.

"Sekarang istirahat, ya," Ibu mengecup dahi Mina dengan lembut. "Selamat tidur, sayang. Mimpi indah."

Dan selepas ibunya pergi, Mina kembali bergelung dengan selimutnya. Menangis dalam diam.

***

Dua hari berlalu semenjak kejadian yang menimpa Mina. Hingga kini ia memilih berdiam diri di rumah. Sebenarnya, keadaannya jauh lebih baik dibandingkan dua hari yang lalu. Hanya saja, ia masih belum siap kembali ke sekolah. Tidak untuk bertemu Jin Soyeon dan teman-temannya itu.

LOVE GAME [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang