Fifteen

493 57 6
                                    

Satu minggu berlalu semenjak kejadian itu. Mina memaksakan dirinya untuk pergi ke sekolah, walaupun masih ada sedikit memar kebiruan di tubuhnya dan juga luka di sudut bibirnya. Kali ini, ia pergi bersama ibunya sekaligus membuat laporan kepada pihak sekolah terkait kekerasan yang dialaminya.

Pihak sekolah merespon dengan cepat dan mengatakan bahwa mereka akan segera memproses laporan yang diterima. Mereka telah melaporkan hal ini pada komite kekerasan sekolah dan akan segera di proses melalui sidang internal untuk menentukan jenis hukuman apa yang pantas diterima oleh Soyeon dan teman-temannya.

Mina sedikit merasa lega walaupun ia masih merasa takut. Soyeon dan teman-temannya mungkin saja bisa kembali menyakitinya. Ibunya memutuskan bahwa untuk sementara ini Mina akan pulang ke rumah dibanding ke dorm, hal ini dianggap lebih aman untuk Mina.

Mina baru saja keluar dari ruang kepala sekolah. Melambaikan tangannya kearah ibunya yang berjalan ke arah tempat parkir.

"Kang Mina!"

Mina menoleh dan tersenyum tipis menyadari Sejeong dan Somi berlari kearahnya dari ujung lorong, kemudian kedua sahabatnya itu memeluk Mina dengan erat. Mina sampai dibuat sesak olehnya.

"Aku senang akhirnya kau kembali sekolah," Sejeong melepas pelukannya dengan perlahan. "Aku merindukanmu."

Mina tersenyum lebar. Ia juga merindukan kedua sahabatnya ini, dan ia juga merindukan seseorang.

"Ayo pergi ke kelas," Somi merangkul bahu Mina dan keduanya mulai berjalan ke arah kelas mereka. "Kau tahu, Guanlin marah besar pada Soyeon-sunbae dan teman-temannya."

"Hah?" Mina melirik Somi dengan ekspresi yang kebingungan.

"Iya, dua hari setelah kejadian yang menimpamu, Guanlin menghampiri Soyeon-sunbae saat makan malam. Ia marah pada Soyeon-sunbae, aku tidak ingat apa yang dikatakannya, yang jelas Soyeon-sunbae sampai menangis waktu itu."

"Intinya Guanlin marah pada Soyeon-sunbae karena apa yang telah ia lakukan padamu," Sejeong ikut menimpali. "Dan yang paling penting Guanlin mengatakan bahwa..."

Mina semakin penasaran karena Sejeong menggantungkan kalimatnya. Somi dan Sejeong saling melempar pandang sebelum tersenyum lebar.

"Kau yang seharusnya menjauh dariku. Aku tidak pernah menyukaimu. Sudah ada seseorang dihatiku dan itu bukanlah dirimu," Somi mengikuti gerakan dan gaya bicara Guanlin. "Terus Soyeon-sunbae bertanya siapa seseorang itu."

Somi tersenyum menggoda. Dan kali ini Sejeong yang melanjutkan kalimatnya.

"Dan Guanlin dengan senyum sinisnya mengatakan..." Sejeong kembali menggantungkan kalimatnya. "Kang Mina. Dia gadis yang aku sukai."

***

Akibat apa yang dikatakan Somi dan Sejeong, dada Mina berdegup dengan sangat kencang, ia bahkan sulit menyembunyikan senyum yang tersungging di bibirnya. Ia masih berusaha mengulum senyumnya saat ia menyadari bahwa ia sudah berdiri di depan pintu kelasnya.

Langkahnya terhenti sesaat sebelum akhirnya ia masuk ke dalam kelas. Matanya mencari sosok Guanlin, namun tidak ada lelaki itu disana. Hanya ada tas miliknya disana, ada beberapa buku dan satu kotak permen karet. Mina tersenyum, Guanlin memang biasa mengunyah permen karet saat jam pelajaran dan anehnya tidak ada guru yang menyadarinya.

"Mencari Guanlin?"

Mina menoleh, menatap Somi yang tersenyum jahil kearahnya. Mina buru-buru menggeleng lalu membuka tasnya dan mengeluarkan buku dari sana. Berpura-pura sibuk membuka buku dihadapannya.

LOVE GAME [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang