NINETEEN

377 50 3
                                    

Menjadi pacar Guanlin itu ada banyak sekali pro dan kontranya. Keuntungannya, Mina punya pacar yang tampan, perhatian, dan juga baik sekali. Guanlin ini termasuk tipe lelaki idaman Mina. Sementara hal buruknya adalah ia masih sering mendapati tatapan sinis dari siswa lain. Dan juga kalau mereka sedang jalan berdua, pasti ada saja yang melirik kearah Guanlin dengan tatapan genit.

Satu bulan ini ia selalu menikmati waktu bersama Guanlin. Belum lagi Mom dan Dad yang sangat perhatian dan baik membuat Mina merasa sangat nyaman berada di dekat Guanlin.

Mina masih mematut dirinya didepan cermin, berusaha mencari pakaian yang paling cocok digunakan untuk malam ini. Hari ini Mina akan menghadiri acara ulang tahun Kakak Guanlin.

Ia beberapa kali berganti pakaian dan mencari baju mana yang paling cocok untuk ia kenakan. Setelah menemukan yang pas di tubuhnya, Mina kembali mematut dirinya di cermin. Mengoleskan make up tipis di wajahnya. Ia mengoleskan lisptik kemudian merasa malu pada dirinya sendiri. Ia tidak pernah menggunakan make up seperti ini didepan Guanlin, ia takut terlihat berlebihan.

Ponselnya berdering. Ada nama Guanlin disana.

"Halo,"

"Hai," ujar Guanlin terdengar santai. "Nanti aku jemput jam tujuh malam, ya. Di rumah, kan?"

"Jemput aku di cake shop saja. Selain lebih dekat, aku juga mau ambil kue dulu."

"Okay,"

Mina melirik jam, sudah jam enam. Perjalanan dari rumah ke cake shop bisa ditempuh dengan taksi selama dua puluh menit. Jadi dia harus cepat.

"Kau pasti sedang mengoleskan make up di wajahmu."

Mina menghentikan tangannya yang sedang menyapukan blush on. Pipinya memerah. Ia malu dan khawatir melihat reaksi Guanlin nanti.

"Kau pasti akan terlihat cantik sekali," Guanlin berhasil membuat pipi Mina kembali memerah. "Ah, aku jadi tidak sabar ingin segera menemuimu."

Mina mengulum senyumnya.

"Tapi noona bisa kesal kalau ada yang lebih cantik darinya di pesta ulang tahunnya sendiri."

Mina tertawa. "Noonamu pasti jauh lebih cantik."

"Tidak, bagiku kau yang tercantik."

Pipi Mina kembali memerah.

"Berhentilah menggodaku!"

"Aku tidak menggodamu," ujar Guanlin padahal nada suaranya jelas terdengar menggoda. Dan Mina selalu saja tergoda olehnya. "Aku mengatakan yang sebenarnya."

"Sudah jam enam lebih aku harus segera ke cake shop."

"Benar, aku juga harus merapihkan penampilanku agar aku tidak terlihat seperti Beauty and the Beast."

Mina melongo. Hah, yang ada Mina yang terlihat sangat jelek bersama Guanlin yang sangat tampan. Kalau saja Guanlin si buruk rupa, Mina penasaran seperti apa wajah sang pangeran.

"So, see you."

"See you."

Mina hampir memutuskan sambungan telepon tapi suara Guanlin memanggil namanya membuat Mina mengurungkan niatnya.

"Mina, tadi malam aku bermimpi tentangmu," ujar Guanlin, terdengar sedikit serius. "Matamu sembab seolah menangis semalaman, meskipun begitu kau masih sangat cantik."

Mina menahan nafasnya.

"Aku takut kau menangis karena aku menyakitimu," Guanlin menarik nafasnya. "Jadi, aku langsung menemui Mom. Aku meminta Mom untuk memukulku kalau aku menyakitimu."

LOVE GAME [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang