SEVENTEEN

413 55 3
                                    

Mina tidak pernah menyangka bahwa hari ini akan datang. Saat dimana Guanlin memintanya untuk menjadi kekasih lelaki itu. Mina ingat betul bahwa mereka bahkan tidak pernah saling bicara sebelumnya. Semuanya bermula karena permainan bodoh dan juga projek tim yang mereka lakukan.

"Aku antar pulang, ya." ujar Guanlin sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

Orang tua Guanlin sudah pulang beberapa menit yang lalu. Ada urusan mendesak yang membuat keduanya tidak bisa menemani Guanlin lebih lama.

"Tidak usah, mulai hari ini aku kembali ke dorm." Mina tersenyum, duduk di samping tas milik Guanlin.

"Benarkah? Eomma mengizinkanmu?"

Mina mengangguk. "Lagipula, Soyeon-sunbae tidak akan menggangguku lagi. Sidang internalnya dimulai besok."

Guanlin mengangguk. "Tenang saja, sekarang ini kau punya aku. Aku akan melindungimu dari para perempuan gatal itu."

Mina tertawa kecil. "Kau jadi banyak bicara, ya."

Guanlin menyengir lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin menyengir lebar. Kemudian mencangklong tasnya.

"Sepertinya ada benih-benih cinta yang akhirnya tumbuh," ujar Seonho yang entah darimana tiba-tiba muncul, ia tersenyum jahil ke arah Guanlin. "Akhirnya Mina menerima cintamu, ya."

"Heh, aku tidak pernah ditolak." Guanlin berseru galak. Ternyata, Seonho masih berpikir bahwa saat makan malam waktu itu Mina memang menolak cinta Guanlin.

"Benarkah?" kali ini giliran Jihoon yang bicara. Ia baru saja kembali dari ruang ganti. "Akhirnya Guanlin si MVP kita punya pacar."

Guanlin hanya tersenyum lebar dan Mina tersipu dibuatnya. Kemudian ia menepuk bahu Seonho dan Jihoon.

"Aku pergi dulu."

"Okay, sampai jumpa saat makan malam nanti."

Guanlin hanya memberi kode dengan jempolnya. Ia lalu berjalan dengan Mina yang kali ini berjalan di sampingnya. Mereka keluar dari area lapangan basket. Guanlin masih mengenakan kaus basketnya, bahkan ia masih menggantung handuk di bahunya.

"Aku ada makan malam bersama tim basket nanti malam, kau jangan merindukanku, ya." ujar Guanlin, menyeringai lebar.

Mina tak bisa menahan tawanya. Lelaki ini narsis sekali. "Siapa pula yang akan merindukanmu."

"Yakin?" Guanlin menyenggol bahunya, menggoda.

"Tentu saja," Mina mengangguk pasti.

Guanlin kemudian merangkul Mina. "Sepertinya aku yang akan merindukanmu."

"Apa, sih," Mina menyenggol bahu Guanlin. Lelaki ini senang sekali menggodanya. Tapi ia memang tergoda, sih.

Mereka terus mengobrol sampai akhirnya keduanya berhenti di depan dorm perempuan. Mina menatap Guanlin, tersenyum. Ia masih tidak menyangka bahwa lelaki tampan itu kini adalah kekasihnya.

LOVE GAME [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang