"Anjir, lo enak banget disamperin kak Aga, Na." ujar seseorang yang berada di samping Anna.
Dan suara desas-desus dari belakang kembali terdengar.
"Kok bisa ya? Padahal dia biasa aja."
"Cantikan gue lagi ah."
"Kak Aga mungkin Rabun, bisa-bisanya nyamperin dia."
Suara-suara tersebut berdengung di telinga Anna, tapi dia pura-pura tuli saja. Hatinya kesal, tapi dia tak memiliki keberanian untuk marah kepada orang yang tidak dia kenal. Anna biasanya hanya akan memandang sinis si pelaku atau mengumpat dalam hati.
"Udah, gak usah lo dengerin, mereka memang suka gitu." ujar seseorang yang berada di sampingnya lagi.
Anna menoleh dan tersenyum.
"By the way, gue masih iriii." seseorang yang berada di samping Anna nyengir sembari menarik-narik lengannya.
"Apaan, jantung gue deg-deg-ser gini tau."
"Loh kok? Lo suka sama kak Aga?"
"Ya enggak lah, gue jantungan karena gue takut, dia serem."
"Tapi cakep kan? Gue denger-denger ya, dia itu pendiam banget loh, susah ngomong, tadi sampe ketawa gitu pas ngobrol sama lo."
Anna mengedikkan bahu.
"Ga tau ah. Hehe ngomong-ngomong nama lo siapa? Dari tadi ngobrol tapi belum kenal satu sama lain." Anna mengalihkan pembicaraan.
"Stella Putri Nasution, ya panggil aja Stella."
"Gue Anna Mahendra. Lo suku batak? Sumpah, wajah lo kok kayak percampuran arab dan jawa?" tanya Anna dengan wajah antusias.
"Iya, gue batak. Nenek gue yang keturunan arab.. " jawab Stella.
"... hmm, ternyata gue salah sangka ya, gue kira lo sombong, soalnya dari tadi lo kebanyakan diem." timpal Stella lagi sambil cengengesan.
"Gue emang pendiem anaknya, stel hehe."
"Masa? hahaha." tanya Stella tak percaya.
Kemudian mereka saling tertawa.
***
Hari sudah beranjak sore. Lagaknya sang surya yang akan segera pergi, acara pengenalan mahasiswa baru tersebut pun harus diakhiri.
Anna kembali teringat dengan perkataan seniornya tersebut.
'entar selesai acara temuin gue di parkiran ya...Anna Mahendra'
Anna bingung harus menemuinya atau tidak. Dia takut jika seniornya itu melakukan hal yang tidak-tidak, karena jika dilihat dari wajahnya, lelaki itu begitu menyeramkan.
Setelah memikirkan matang-matang, Anna memutuskan untuk menunggu di gazebo kampus sampai seniornya tersebut merasa bosan dan memilih pergi meninggalkan parkiran.
Lima menit berlalu.
Anna mengotak-atik kembali ponselnya untuk menghilangkan kebosanan.
'Kira-kira dia uda pergi belum ya.' batin Anna.
"Lo ngapain disini? Gue nungguin lo dari tadi di parkiran." ujar Aga yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapan Anna.
"Gapapa kak, nyari angin aja, sambil nungguin abang gojek dateng." Anna mencari-cari alasan dengan memasang wajah sesantai mungkin.
"Nah, ini abang gojeknya udah di depan mata lo, ayo abang anter pulang."
"Gausah kak, aku dijemput Mama." tolak Anna dengan wajah menunduk, tangannya mulai gemetaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moonatta
Romance[Private Acak, Harap Follow dulu] Namanya Anna Mahendra. Dia adalah mahasiswi Arsitektur semester 5 jalur beasiswa program pemerintah. Dia gadis polos tanpa make up, tanpa high heels, tanpa kendaraan mewah. Dia berbeda. Suatu bulan, Ia jatuh ke bula...