Bab 11 - Menginap

658 52 7
                                    

Atta bahagia setelah tau Anna ikut bersama mereka, namun Ia masih ragu perihal Aga, apakah kali ini Aga akan benar-benar menepati ucapannya jika tahu Anna pergi bersamanya?

***

Sehari sebelum keberangkatan mereka, yaitu tepatnya hari kamis sore seusai pulang kuliah, Stella meninta Anna menginap di rumahnya karena Stella ingin Anna menemaninya berbelanja di mall.

"Na, kita ke kos lo dulu ya, lo siap-siapin deh bawaan lo. Kalo ada yang kurang, kita cari sekalian di mall entar." Ujar Stella sembari membereskan bukunya.

"Oke." Jawab Anna singkat.

"Cie, yang mau liburan." goda Mecca.

Stella tertawa, "Cie, yang ga bisa ikut."

Mereka bertiga berjalan menuju parkiran, kemudian berpisah karena Mecca sudah dijemput oleh Mamanya.

"See ya! Have fun ya kalian hehe." Mecca melambaikan tangan kemudian membuka pintu mobil.

Kaca mobil pengemudi terbuka perlahan.

"Tante dan Eca balik duluan ya, Stella dan Anna."

"Iya, hati-hati di jalan, Tan." jawab mereka serempak.

Setelah mobil Mama Mecca berlalu, mereka pun menyusul keluar dari parkiran menuju kosnya Anna.

"Na, gue baru inget, kalo jalan Jamin Ginting macet parah jam segini. Ini kan jam pulang kantor. Duh, gimana ya?" ucap Stella sambil berpikir keras.

"Lewat jalan pintas Sumber aja, nah kos gue kan ga jauh dari situ. Lo tunggu di mobil aja nanti, gue gak lama kok." jawab Anna sambil mengenakan seatbelt.

Stella menoleh kemudian mengangguk.

Setelah mereka tiba di persimpangan jalan Sumber, Anna turun dari mobil dan berjalan cepat melintasi sepeda motor, angkot dan mobil yang adu klakson.

Percuma sih adu klakson, gak bakal mengurangi kemacetan, yang harus diubah itu sebenarnya mind-set manusia-manusianya, kayak pengemudi yang suka lawan arah dan angkot-angkot yang suka berhenti di tengah jalan untuk menunggu penumpang.

Jalan pintas yang berlokasi di dalam kampus ini merupakan jalan tidak resmi yang hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan pejalan kaki.

Lokasi yang akan macet pada jam-jam sibuk ini disebut dengan nama Sumber oleh warga setempat. Dan di sisi kanan dan kiri jalan, terdapat ruko-ruko yang menjual segala kebutuhan mahasiswa.

Perjalanan dari Sumber menuju kos Anna menghabiskan waktu sekitar 5 menitan, tergantung pada kebaikan pengendara memberi jeda pejalan kaki untuk menyebrang.

Setelah tiba di kos, Anna masih harus menaiki puluhan anak tangga karena kamarnya berada di lantai tiga.

Anna membuka kunci kamar dan mengambil beberapa pasang baju dan celana, sandal, peralatan mandi, dan ibadah. Hanya itu, kira-kira cukup di dalam satu buah ransel jinjing ukuran besar.

***

"Hhh, hh." deru napas Anna berdetak lebih kencang diikuti dengan tetes-tetes peluh membasahi wajahnya.

Anna mengentuk kaca mobil Stella, dan membuka pintu setelahnya.

"Lo lari ya, Na?" tanya Stella dengan wajah bingung.

"Iya, gue takut lo nunggu lama."

Stella menoleh jam tangannya, "Lo baru pergi sekitar 15 menitan, lho. Dan lo, udah selesai packingnya?"

MoonattaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang