Bab 3 - Orang Asing

1.1K 102 9
                                    

Aga tersenyum.

"Oke gue jujur, lo mirip banget sama adek gue yang udah meninggal beberapa tahun lalu. Tadi siang, ketika gue ngelihat lo ngelirik gue. Gue langsung keingat adek gue. Secara fisik, lo mirip banget dengan dia..." ujar Aga.

"...gak tau ada dorongan dari mana, gue langsung nyamperin lo. Dan ketika semakin dekat, entah kenapa, aura adek gue terlihat jelas di diri lo. Makanya gue nyuruh lo ke parkiran, supaya gue bisa lebih dekat dengan orang yang mirip adek gue. Gue lagi kangen banget sama dia, makanya gue ajak lo keliling-keliling untuk ngelepas rindu." lanjut Aga dengan wajah yang berubah menjadi sendu. Dia seperti ingin menangis dan tersenyum di waktu yang sama.

"Kak, maaf." ucap Anna sambil memandang ke arah Aga dari kaca spion.

"Kenapa lo minta maaf?"

"Gue minta maaf karena dari awal udah negative thinking ke kakak dan maaf karena ngebuat kakak sedih. Mulai sekarang, gue akan jadi adek kakak, dan gue akan nurut dengan kakak, pokoknya apapun deh.. asal kakak bahagia." ujar Anna sambil cengengesan.

"Lo lebay, Na. Haha."

Anna memanyunkan bibirnya.

Aga memutar kepala ke belakang dan mengacak-acak puncak kepala Anna.

"Hehe bercanda, Na. Ayo kita sholat, setelah itu pulang, ntar ibu kos lo marah karena gue karena nyulik anak kosnya sampe malam."

Anna mengangguk.

-flasback off-

"Lo lagi deadline tugas ya, Na?" Aga membuka obrolan.

"Ngebutan dikit kak, gue ntar telat." Anna tak menjawab pertanyaan Aga.

"Iya iya, ini juga udah ngebut. Gue nanya dijawab, Na. Harga kacang mahal sekarang."

"Kakak nanya apa?"

"Lo lagi deadline tugas ya?"

"Iya kak, tugas perancangan, ngerancang stadion, dan pagi ini di pin-up."

"Oh gitu, selesai?"

"Selesai sih kak, tapi lihat nih kantong mata gue, udah 3 hari gak tidur." ujar Anna sambil menunjuk lingkaran matanya dengan jari telunjuk ke arah spion.

"Lo sih ga bisa ngebagi waktu, gue udah nyusun tugas akhir semester aja jarang bergadang."

"Kok bisa?"

"Ntar deh gue kasih tipsnya, udah nyampe nih, betah amat di motor gue sampe gak inget turun."

"Eh udah nyampe? Maaf kak, gue ga fokus, butuh aqua, eh butuh tidur. Bye kak, makasih ya.

"Good luck, Anna."

Anna menarik napas dalam-dalam kemudian membuangnya perlahan.

Beberapa detik kemudian, Anna kembali berlari menyusuri selasar menuju gedung jurusannya kemudian melewati hall.

Hall yang dimaksud oleh mahasiswa, staff dan dosen adalah ruang yang didesain untuk memajang hasil-hasil karya mahasiswa berupa poster, gubahan massa, hingga maket kawasan tugas akhir, dan juga berfungsi sebagai titik kumpul, atau kawasan semi publik yang bisa diakses oleh seluruh penghuni jurusan.

Anna merogoh ponselnya dari saku celana kemudian memeriksa group line jurusan, mungkin saja ada pemberitahuan terbaru.

Pandangan Anna terfokus ke layar ponsel, tetapi dia juga mempercepat langkahnya menyusuri lorong, sedangkan di arah yang berlawanan seorang lelaki sedang membaca buku sambil berjalan dengan santai.

MoonattaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang