Bagian 23

17.8K 1.4K 147
                                    

Selama dua puluh empat tahun aku hidup, Baru kali ini untuk pertama kalinya aku membenci perasaan yang bahagia dalam hidupku. Membenci perasaan yang membahagiakan? mungkin orang gila akan mengatakan aku gila karna membenci perasaan yang membahagiakan tapi itu lah yang terjadi padaku.Aku memaki diriku karna terlalu senang dengan perasaan yang menggebu-gebu seperti ini, karna aku tau perasaan ini sungguh sangat salah, sangat-sangat salah. Tapi entah mengapa untuk kali ini saja, iya untuk terakhir kali ini saja aku ingin membuang kebencian itu, aku tau suatu hari nanti aku akan menyesal karna perasaan bodoh ini tapi aku hanyalah seorang manusia yang bisa kapan saja untuk berbuat egois untuk diriku. kali ini saja aku memohon pada diriku sendiri juga pada Tuhan untuk memberikan aku merasakan sebuah Cinta yang tulus, kali ini saja.

"Selamat pagi " suara serak khas bangun tidur itu membuat seluruh ragaku tersadar

Aku mengerjapkan mataku berulang-ulang lalu memalingkannya, terlalu malu untuk menatap orang yang telah memergoki aku.

"apa tidurmu nyenyak, karna aku merasakan nyenyak yang luar biasa" jantungku berdebar dengan kencang saat lagi-lagi David menyentuh bahu telanjangku

Sungguh ini perasaan yang aneh dan David juga aneh. astaga.

"ten-tentu" jawabku tersendat

aku membalikkan tubuhku, menarik selimut yang menutupi tubuh telanjangku hingga batas dadaku. ini gila tapi perasaanku sungguh aneh.

David juga ikut membalikkan tubuhnya menjadi memelukku dari belakang , dia membelai pelan bahu telanjangku lalu kembali memainkan rambut-rambutku mengusapnya dengan begitu lembut dan juga menggelikan

"David" panggilku ragu

"hmmm"

"tentang semalam-" kataku lagi dengan ragu

"semalam? " ulang David

aku membasahi bibirku berharap aku bisa mengatakan apa yang berada di pikiranku

"i-ya... Semalam apakah kita benar-benar melakukkan itu" tanyaku, aku tau jawabannya hanya saja aku ingin memastikan apakah itu benar-benar terjadi

aku menahan napasku saat tidak ada jawaban dari pria yang berada di belakangku

"semalam adalah malam yang penuh gairah" jawaban yang di lontarkan David itu membuat pipiku terasa panas

jadi semalam adalah kenyataan dan aku benar-benar melakukannya, sepintas ingatan-ingatan semalam langsung memenuhi pikiranku

"Lena..." panggilan itu membuat pikiranku kembali pada sosok yang sedang memanggilku

"iya" jawabku

"aku... ingin kita..." aku menunggu ucapan David selanjutnya berharap dia tidak mengatakan menyesal tentang semalam

"Lena tentang .."

Aku membalikkan tubuhku berharap dapat melihat langsung wajah David yang hendak mengatakan sesuatu

"aku rasa kita harus... maksudku kita" aku menatap David dengan penasaran. Hari ini dia terlihat aneh tidak tapi sejak beberapa hari yang lalu

"apa yang ingin kau katakan?" ucapku lagi dengan mata yang fokus padanya

David menghembuskan napasnya panjang lalu kembali lagi menatapku kali ini tatapannya seperti seseorang yang hendak mengatakan sesuatu yang sangat penting namun sangat sulit untuk di utarakan

"aku sudah memikirkannya, ayo kita jalanin hubungan ini dengan benar" aku terdiam

Mataku masih fokus pada retina matanya dan dia-pun sama, entah-lah aku rasa aku masih di dunia mimpi.

HOT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang