Bagian 30

9.9K 998 50
                                    

AUTHOR POV

Victoria menatap boneka barbinya dengan sedih, suara hujan di luar kamarnya membuat fokusnya saat ini berubah. dengan langkah kecilnya dia berjalan menuju jendela kamarnya, boneka barbi yang sedari tadi ditatapnya kini berada di pelukkannya.

Dia sungguh merindukan Mommynya saat ini, ini sudah beberapa bulan dia tidak melihat mommynya. air mata merembes di pipi merahnya.

"Lia? kenapa menangis" sebuah suara dari arah pintu membuat dia menatap sang suara

"Lia kangen mommy..." ucapnya lalu setelah itu tangisnyapun meledak tidak tertahankan

Victor yang melihat itupun berjalan mendekati saudara kembarnya, dia juga sedih tapi dia seorang lelaki. dia tidak akan menangis, jika dia menangis siapa yang akan menghapus air mata adiknya.

"sudahlah, mommy pasti pulang" ucap Victor mencoba untuk memberhentikan tangis adiknya itu

"daddy saja .. ti..dak ingat kita, bagaimana mungkin di--a mengingat mommy" ucap Victoria lagi sesugukan karna tangisnya

Victor menepuk pundak adiknya itu dengan sayang, air matapun tak bisa di hentikannya kali ini. diapun akhirnya menangis.

tangis yang sarat akan kerinduan, kerinduan yang sangat mendalam.

***

"David..." teriakan dari seorang wanita itu membuat sang yang dipanggil tampak muak

dia memberhentikan langkah kakinya, tatapannya yang tajam langsung ditunjukkannya pada wanita yang berlari mengajarnya dengan pakaian minimnya

"David.." pangil wanita itu lagi dengan suara centilnya

David melihat wanita itu dengan kesal, beberapa karyawan yang menyaksikan itupun saling berbisik-bisik.

"sedari tadi aku memanggilmu, kenapa kau tidak mendengarnya" ucap wanita itu lagi dengan mimik wajahnya yang dibuat semanis mungkin

Cukup. David sangat muak melihat wajah itu.

Dia mendengus tidak suka, tangan kekarnya terlipat menatap wanita itu dengan tatapan sinisnya " bukankah hubangan kita sudah selesai, PERGILAH... aku tidak membutuhkan jalang sepertimu di hidupku" ucap David lagi dengan suaranya yang kuat

Wanita itu terkejut bukan main, wajahnya memerah karna malu. mereka sedang berada di kantor dan tatapan para karyawan David menatap kearah mereka saat ini

"David kenapa kau berkata begitu, biar bagaimanapun aku adalah ibu dari anak-anakmu" ucap wanita itu lagi dengan suara sedihnya

LAgi untuk keberapa kalinya David berdecah tidak suka "ibu? sekarang kau baru sadar dengan statusmu. Lalu kenapa waktu itu kau meninggalkan anakmu? bahkan saat kau pergi kau mengatakan kata-kata yang tidak pantas pada anakmu" ucap david dengan nada kesalnya, tatapan tajamnyapun tak berhenti sampai disitu

para karyawanpun semakin menatap kearah dua sejoli tersebut dengan tatapan aneh dan juga penasaran.

Wanita yang bernama Chyntia itu menatap David dengan sedih namun beberapa detik kemudian tatapan sedih itu berganti dengan mimik liciknya. tangannya kini terlipat dengan sombongnya

"David kau harus tau, surat itu berada di tanganku sekarang" ucap wanita itu langsung dengan suara beraninya

"surat apa?" tanya David tidak mengerti

"surat perjanjian sebelum kita menikah" ucap wanita itu yang kemudian tersenyum saat melihat wajah pucat David

David terkejut bukan main, tatapannya yang sedari tadi penuh dengan kesinisan kini berganti dengan kepucatanan

"ba--gaimana bisa? surat itu ada pada-"

"kau lupa? aku sudah mengambilnya dan sekarang surat itu ada di tanganku. ohhh iya aku lupa, kau sedang lupa ingatan, pantas kau tidak tau" ucap Chyintia lagi dengan mengejek

"apa kau ingin kehilangan anakmu? apa kau bisa merelakan mereka?" tanya wanita itu lagi, langkah kakinyapun mulai berani mengelilingi tubuh David yang terlihat tegang karna ucapan wanita tersebut

Chyntia bahkan berani menyentuh pundak David, dia sangat senang saat melihat David tidak dapat berkutik seperti ini

"pilihan ada ditanganmu david. ingat surat perjanjian kita dulu, jika suatu saat nanti kita bercerai, hak asuh anak itu ada ditanganku bukan padamu. apa kau sudah lupa dengan perjanjian itu?" tangan wanita itu mulai merambat di dada david.

"apa kau menginginkan hal itu terjadi?" bisik Chyntia lagi.

David membeku, dan Chyntia semakin berani menyentuh tubuh David dengan genit. beberapa karyawan melihat itupun tampak kaget, bagaimana bisa bos mereka hanya diam saja saat seorang wanita yang tidak diketahui mereka menyentuh seorang pria yang sudah berstatus menikah.

"aku akan memberimu pilihan David, aku juga tidak ingin memisahkanmu dengan anak-anak. bukankah aku baik padamu?" ucap wanita itu lagi tanpa tau malu

"menikahlah lagi denganku, kita akan hidup bersama-sama selamanya dan dengan itu kaupun dapat bersama anak-anak tentunya denganku juga. kita akan menjadi keluarga yang bahagia, bukankah itu adalah impianmu sejak dulu? sekarang aku telah memberimu mimpi yang dapat kau gapai? apakah kau mau melaksanakan impianmu itu bersamaku?" bisik wanita itu lagi, suaranyapun dibuat semerdu mungkin bahkan nyaris seperti mendesah

David masih terdiam namun detik berikutnya senyuman tidak simetri terbit di wajahnya . diapun meraih tangan Chyntia yang berada di dadanya lalu menghempasnya begitu saja dengan kasar. Chyntia menatap itu tidak percaya terlebih lagi saat melihat wajah David yang tidak seperti yang di bayangkannya

"apa kau pikir selama ini kau bisa membodohiku?" ucapan David dengan nada dinginnya

Chyntia memucat lantaran tidak mengerti dan juga ketakutan

David memiringkan kepalanya menatap wanita yang berada di hadapannya ini dengan jenaka. tatapannyapun beralih pada tubuh Chyntia dari kakinya hingga pada matanya, David terlihat seperti hendak menilai bagaimana penampilan wanita yang berdiri dihadapannya ini.

"well, kau masih memiliki tubuh yang sangat bagus seperti dulu, matamupun masih terlihat sama seperti dulu, bibirmu, pipimu , wajahmu bahkan lehermupun masih terlihat sama seperti dulu namun---" David menghentikan ucapannya lalu kembali menatap tubuh itu untuk kedua kalinya dengan tatapan mengejek

"Entah mengapa semua yang ada pada dirimu tidak membuatku bernafsu sedikitpun, jangankan menginginkannya memikirkannya saja membuatku jijik saat ini. aaaa dan apa kau tau? dulu mungkin aku mencintaimu tidak, mungkin juga saat aku belum lupa ingatan seperti ini, aku masih sangat menginginkanmu tapi apa kau tau sekarang bagaimana perasaanku?" David melangkahkan kakinya mendekati Chyntia

dia mencondongkan tubuhnya mendekati wajah Chyntia "Sangat memuakkan melihat wajahmu" bisiknya kemudian

Chyntia terdiam.

David meluruskan kembali tubuhnya, tatapan jenaka masih ditampikkannya pada Chyntia "kali ini jangan menampakkan wajahmu dihadapanku berang sedikitpun. aku terlalu muak dengan wajahmu dan untuk surat perjanjian itu? hahahah" suara tawa langsung membahana, membuat lagi-lagi para karyawan bingung dengan peristiwa tersebut termasuk Chyntia

"Chyntia Aner Lincon.... ah tidak tapi, Celsi Niar Lincon... apa kau sangat senang menjadi kakakmu saat ini?"

Deg

Chyntia langsung mundur saat mendengar nama tersebut diucapkan dari pria yang berada di hadapannya itu . wajahnya pucat bukan main, tangannya mulai gemetaran bahkan keringat dingin mulai menetes perlahan-lahan. jantungnyapun mulai berdetak dengan cepat. kali ini dia sudah kalah, KALAH TELAK.

***

VOTE AND COMMENT DON'T FORGET

THANKS FOR READING :)



HOT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang