Bagian 40

11.2K 1K 81
                                    

Lena menatap keluar jendela dengan tatapan kesal. dia kembali mendesah pelan saat melihat kerumuan orang yang berada tepat di halaman rumahnya bukannya berkurang malahan makin bertambah. 

"aku tidak tau lagi, sungguh tidak tau lagi..." ucapnya pada dirinya sembari menyesap minuman paginya

Lena masih sibuk memandangi keluar rumahnya, pikirannya berkelana mencari sebuah cara agar dia bisa keluar rumahnya tanpa diketahui para wartawan gila tersebut. namun semuanya sia-sia. tidak ada jalan keluar, tidak ada tempat  yang tidak terlihat dan itu berarti secara tidak langsung dia telah terkurung dirumahnya sendiri.

"mommy..." panggilan itu membuat Lena mengalihkan pandangannya pada suara yang cukup akrab di pendengarannya 

Dua orang bocah saling berdempetan dengan cairan berwarna hijau di sekujur tubuh mereka. lagi untuk keberapakalinya dalam hari ini dipagi hari yang sunyi dan senyap ini dia harus mendesah untuk kesekian kalinya 

"ada apa dengan kalian?" tanya Lena yang tidak tau ingin berkata apa lagi saat melihat penampilan kedua anaknya 

Sean tersenyum lebar, tangankecilnya menunjukkan warna-warna hijau itu kehadapan Lena "kami sangat bocan, tidak ada taman, tidak ada daun disini dan tidak ada pohon. jadi kami berdua membuat semua ini dirumah " ucap Sean dengan cengengesannya 

Lena mengerutkan dahinya kemudian. lalu kembali mengulangin ucapan anaknya yang terdengar ganjal " tidak ada taman, tidak ada daun dan tidak ada pohon. lalu kalian--- astaga jangan bilang kali--" Lena tidak sanggup untuk berkata-kata lagi.

dengan langkah lebar dia langsung begegas kekamar dua bocah tersebut. dan saat dia tiba, letupan-letupan emosi sudah berkibaran dikepalanya. 

"OH MY GOD" teriak Lena dengan suara kencangnya 

kedua bocah itu hanya tersenyum lebar lalu kembali berlari-lari disekitar kamar mereka yang dipenuhi dengan wara hijau. 

Lena mengusap dahinya dengan kasar saat meliahat pemandangan yang dipenuhi warna hijau dikamar anaknya. dinding yang awalnya berwarna putih kini terlihat seperti lumut, karpet-karpet coklat yang berada di lantai sekarang telah berubah warna menjadi hijau. kasur , bantal, selimut, lemari semuanya berwarna hijau. 

"aku sungguh tidak tau lagi, sungguh-sungguh tidak tau lagi" ucap Lena lagi pada dirinya sendiri 

hingga suara bel rumahnyapun berbunyi. Lena mengerutkan dahinya. siapa diantara para wartawan itu yang kini berani menekan bel rumahnya? pikirnya

kakinyapun melangkah dengan lebar,sebelum membuka pintu rumahnya terlebih dahulu dia mengintip dari celah jendela dan betapa kagetnnya dia siapa sosok yang saat ini berada didepan rumahnya 

"masalahpun kembali lagi..." gumam Lena dengan kesal lalu kemudian membuka pintu rumahnya dengan lebar 

saat itu juga lampu-lampu kamera mulai membabibuta dirinya.

***

Pria yang berpakaian kemja toska tersebut langsung saja mendorong pintu rumah Lena dengan lebar, kaki panjagnya langsung  masuk tanpa peduli kekesalan Lena saat ini. Lena menutup pintu rumahnya dengan kasar hingga membuat para wartawan tersebut sedikit telonjak kebelakang. kaki kecilnya mengikuti langkah pria tersebut. 

"katakan padaku apa maumu?" ucap Lena yang langsung menghalangi jalan pria tersebut 

pria itu menaikkan alisnya lalu kembali berjalan, matanya memutar seluruh area rumah tersebut. kakinya kembali melangkah hingga akirnya di menemukan sesuatu yang dicarinya diapun berhenti. kedua bocah yang masih mewarnai lantai-lantai kamarnya itu terlihat memberhentikan aktifitasnya saat melihat siapa yang datang kerumahanya saat ini 

HOT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang