Bagian 17

21.7K 1.6K 58
                                    

Benar saja , pesanan yang sudah dipesan David akhirnya datang. Tapi anehnya kenapa begitu banyak makanan yang dipesan , beberapa orang masuk membawa bungkusan yang berisikan makanan yang berbeda-beda , aku melihat itu hanya bisa terpaku tidak percaya . Apa David begitu bodoh , bagaimana bisa aku memakan semua makanan ini.

Tiba-tiba deringan telepon rumah berbunyi , akupun berjalan menuju sumber suara

"Halo "

"...."

"Halo" kataku lagi tapi seperti sebelumnya tidak ada jawaban juga

"Halo"kali ini nada suaraku sedikit kesal

"Kenapa kau yang menjawab,dimana Lisa" Lisa adalah pembantu rumah tangga di rumah ini

"David? Oh Lisa.. dia... tadi aku menyuruhnya untuk membagikan makanan " jawabku

"Membagikan makanan?"

"Iya , kau memesan makanan terlalu banyak . Aku tidak bisa memakannya jadi aku memberikan Lisa semua makanan itu untuk dibagi pada orang-orang yang membutuhkan . Memangnya kenapa? "

"Oh." Aku menyernyitkan dahiku , hanya kata itu yang keluar dari bibirnya dan itu menyebalkan

"Kenapa? Bilang saja padaku nanti aku akan memberitaukan padanya " kataku lagi

"Apa dia masih lama ?"

"Kurasa iya, soalnya di baru saja berangkat "

"Oh"

"Apakah ada yang bisa kubantu?"kataku  yang mulai kesal dengan jawaban yang tidak berkaidah itu

"...."hening yang cukup lama , kenapa dia tidak menutup saja sambungannya jika tidak mau berbicara

"Baiklah kalo tidak ada lagi , aku akan menutup teleponnya "kataku , tapi saat aku hendak menutup teleponnya suara David terdengar lagi membuat aku menempelkan kembali telepon itu pada telingaku

"Lena..."

"Iya"

"Bisahkah kau mengambil dokumenku dikamar ? "

"Oke,lalu?"

"Aku Meletaknya di meja kerja , mapnya berwarna merah dan tolong bawa kekantorku " ucapnya lagi

"Baiklah, apakah ada lagi ?"

"Tidak tapi cepatlah kemari aku sangat membutuhkannya untuk bahan presentasiku " sambungan itupun langsung tertutup saat dia mengatakan perintah itu dengan sangat dingin

Sekarang apa lagi? Kenapa dia berubah-ubah sih

Dengan segera akupun masuk kekamar David, kamarnya cukup rapi dan berwarna . Biasanya seorang lelaki akan menghias kamarnya dengan warna gelap dan menakutkan tapi kali Ini aku harus benar-benar memuji David . Kamarnya dipadu dengan warna putih dan hijau bahkan beberapa arsitektur seperti lukisan-lukisan membuat kamar ini tidak hanya nyaman untuk ditiduri tapi juga tidak akan bosan untuk ditempati .

Ah aku sangat menyukai langit-langit dindingnya , disana berwarna biru dongker dengan beberapa gambar bintang dan juga bulan saat lampu dimatikan gambar bintang dan bulan itu bersinar . Benar-benar keren tapi bukankah ini terlalu kekanak-kanakkan ?

Akupun membuka lemari laki-laki itu ,aku membelakan mataku saat melihat betapa rapinya pakaiannya itu . Tidak ini tidak hanya sekedar rapi tapi sangat sangat rapi . Bagaimana bisa seorang lelaki seperti dia bisa serapi ini , baju-bajunya disusun sesuai warna dan jenisnya membuat ruangan ini terpenuhi lemari  dan ditengah-tengah ruangan ini terdapat sebuah lemari lebar tapi pendek dan di atasnya kaca putih sehingga dapat membuat kita melihat isi yang ada di lemari itu . Dasi,jam,cincin bahkan tali pinggang semua tersusun sangat rapi dan bermerek sepertinya .

HOT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang