Bagian 39

12.7K 1.2K 90
                                    

"katakan" perintah david setelah melihat pria berkepala plontos tersebut memasuki ruang kerjanya 

"kedua anak laki-laki tersebut 99,9% adalah anakmu Tuan, dan Nyonya Lena masih berstatus istrimu sampai sekarang" ucap pria itu lagi sembari menyerahkan map coklat tersebut di hadapan David 

David hanya melirik sekilas map tersebut, tidak berniat untuk membukanya .

"lalu?" tanyanya lagi seakan tidak puas akan jawaban anak buahnya tersebut 

pria berkepala plontos tersebut mendesah pelan, bingung untuk menceritakan semua informasi yang telah dia dapatkan "Nyonya Lena mendaftarkan dirinya sebagai ibu tunggal di akte lahir mereka" ucapan Pria berkepala Plontos itu membangkitkan amarah David 

David menegakkan tubuhnya begitu mendengar berita tersebut. sudah seminggu mereka berada di Kota Eve dan dalam seminggu itu siapa yang menyangka wanita itu menghilang bersama kedua anak kandungnya yang baru dia ketahui. semua ini berawal saat David mengatakan akan membawa kedua bocah kembar itupada wanita tersebut dan sejak itu David tidak menemukan dimana wanita tersebut.

"bagaimana bisa dia melakukan hal itu? dan dimana wanita itu membawa anak-anakku" teriak david dengan amarah yang memuncak 

Dia terlalu kesal pada wanita tersebut, karna wanita itu sampai sekarang dia tidak bisa  meninggalkan kota tua ini dan harus berada disini meninggalkan semua urusannya di New york. 

David kembali mendesah, dia berusaha mengatur laju nafasnya. "apakah keadaan Victor dan Victoria aman disana?" tanya David lagi 

"mereka baik-baik saja Tuan, ibu dan ayah tuan menjaga mereka cukup baik" 

"kau tidak mengatakan apa-apa pada kedua orangtuaku kan?" selidik David lagi 

"TIdak, tentu saja tidak tuan kecuali,.." 

"kecuali apa?" 

"kecuali anak-anak tuan yang mengatakannya saya tidak bisa melakukan apapun" ucap pri aitu lagi namun seulas senyum merekah di wajahnya 

"sial" umpat David kemudian sesaat memikirkan kedua anaknya yang sangat suka berceloteh.

David kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi, kaki kanannya terangkat menimpa kaki yang satunya lagi, satu tangannya mengetuk-ngetuk meja kaca tersebut. dia tengah emmikirkan sesuatu. sesuatu yang membuat dia harus berbuat sesuatu dengan secepatnya 

"Dia masih berstatus sebagai istriku.." ulang David lagi dengan jari-jariya yang masih setia mengetuk-ngetuk meja kaca tersebut 

"benar tuan, dia masih berstatus sebagai istrimu" ulang pria berkepala plontos tersebut lagi 

"Dan hasil test DNA juga menunjukkan kalau mereka anakku.." ulang David lagi 

dan pria berkepala plontos itu lagi-lagi menjawab 

"dan yang terakhir dia tidak menuliskan namaku di akte kelahiran anak-anakku?" seketika wajah David kembali ceriah, tatapannya pun langsung jatuh pada anak buahnya tersebut 

"bukankah hal ini dapat kita tuntut" ucap David sumringah 

sedangkan pria plontos itu kembali mendesah pelan mendengar saran David tersebut "jika anda melakukannya 2 tahun yang lalu mungkin itu bisa tapi Tuan sudah meninggalkan mereka 3 tahun lebih dan yang paling penting... Dia mengurusi kedua anak tuan dengan sangat baik" jawab pria tersebut lagi yang sangat mengerti tentang hukum.

David kembali mendesah "Jadi bagaimana caranya aku membawa kedua anakku. SIALAN" geramnya algi-lagi 

tatapan tajamnyapun terarah pada anak buahnya itu " KATAKAN APA YANG HARUS AKU LAKUKAN, JIKA KAU TIDAK BISA MENYELESAIKAN INI AKU AKAN MEMECATMU SEKARANG JUGA" ancam David seperti biasanya 

HOT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang