Bagian 28

10.5K 1K 154
                                    

I remember when it was "together 'til the end"
Now i'm alone again, where do i begin?
I cried a little bit, you died a little bit
Please say there's no regrets
And say you won't forget

~Remember When-- Avril Lavigne

***

"kau terlihat sangat bahagia?" seorang pria dengan pakaian kasualnya menatap wanita berambut pirang yang berada di sebelahnya

wanita itu tersenyum lebar hingga menampakkan gigi-giginya, kemudian dia mengangkat gelas kaca yang berisi Wine setelah itu meneguknya hingga tandas

"Tidak sia-sia bukan aku merubah semuanya?, akhirnya dia jatuh kedalam perangkapku" ucap wanita itu lagi dengan senyuman

pria yang berada di sebelahnya itu menaikkan alisnya "apa yang sudah kau lakukan?" tanya Pria itu penasaran

wanita itu meletakkan gelas kacanya, dia memutar kursinya menjadi berhadapan dengan pria yang selalu menemani dirinya minum " membuat Dia menjadi milikku seutuhnya" ucap wanita itu dengan kekehannya

Pria itu mengernyitkan dahinya, lalu sedetik kemudian wajah tampan itu kembali cemberut "Chintia jangan membuatku penasaran. apa yang sudah kau lakukan?" desak pria itu dengan penasaran

wanita yang bernama Chintia itu memiringkan kepalanya lalu tersenyum lagi "Mengancamnya dengan menggunakan titik kelemahannya, dan kau tau apa?" laki-laki itu menggeleng kuat

"anak-anaknya" jawab Chintia dengan senyuman yang selau menghiasi wajahnya

"bagaimana caranya? bukankah selama ini kau selalu gagal" saut pria itu lagi kali ini dia terlihat tidak peduli

wanita itu kembali menyesap Winenya kemudian menyanggah kepalanya dengan tangannya seakan telah berpikir "ingat waktu aku menyuruhmu untuk menyogok pegawai di perusahaan Dia?" pria itu kembali mengangguk

"yang pada akhirnya dia mati karna ketahuan bukan?"

"iya, tapi berkas itu sekarang berada di tanganku. apa kau tau? ternyata berkas itu sangat sangat berguna dan membuat rencanaku berhasil. berkas itu adalah sumber keberhasilan rencanaku" ucap wanita itu lagi menatap kosong

"Wow, kau sangat beruntung Lady. kuharap semuanya berjalan sesuai rencanamu. kurasa aku harus pergi " ucap pria itu yang kembali melihat jam di tangannya lalu pergi dengan terburu-buru meninggalkan Chintia yang tampak masih bahagia dengan keberhasilannya.

Chintia kembali menyesap Winenya tentunya dengan wajah yang gembira, gembira atas penderitaan seseorang .

inilah akhirnya.

***

Aku kembali menyeret koper berodaku, hujan semakin deras. air mata tidak bisa lagi kutahan Dengan wajah tertunduk aku berjalan, langkah demi langkah dan tetes demi tetes menghiasi perjalannku.

aku kembali melihat kebelakang, disana Pria paruh baya itu masih menatapku dengan tatapan anehnya. aku kembali berjalan dengan wajah tertunduk, semuanya sudah berakhir. apalagi yang aku harapkan? berharap ayah memanggilku dan meminta maaf karena tidak boleh memperbolehkanku untuk menginap? itu tidak mungkin, sangat tidak mungkin.

Aku tidak sadar dan tidak tau kemana langkah kakiku membawa tubuh ini yang aku tau aku menabrak sesuatu begitu keras hingga pada akhirnya aku bergerak mundur tanpa sadar.

"a--pa yang ka--u lakukan" ucapku kaget

Sungguh ini bukan rencana yang aku susun dengan matang, rencanaku adalah pergi jauh dari semua omong kosong ini, tapi pria ini. DIa datang ketempat ini, dengan sangat basah kuyup

HOT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang