Bagian 27

10.2K 1.3K 223
                                    

"Nyonya! Nyonya hendak kemana?" aku membalikkan tubuhku, menatap wanita paruh baya yang menatapku setengah kuatir 

aku tersenyum menenangkannya, hanya dia yang tau tentang kehancuran rumah tanggaku.

"bi, bisahkah bantu aku membawa koperku yang dikamar" ucapku dengan tersenyum 

wanita paruh baya yang sudah bekerja beberapa tahun di tempat ini menatapku bingung sekaligus tidak percaya, dengan cepat dia menghentikan pekerjaannya lalu berjalan mendekatiku 

"Nyonya ingin pergi? pergi kemana?" tanyanya cemas sembari menggenggam tanganku 

aku mengelus punggung tangannya, aku bahagia setidaknya ada seseorang yang mencemaskan aku " aku tidak pergi kemana-mana bi, hanya saja aku akan berkunjung kerumah ayahku beberapa hari " ucapku lembut 

"Nyonya akan kembali lagi bukan?" tanyanya lagi dan itu membuat aku menyunggingkan senyumku kembali 

"mungkin" kataku  pelan 

"baiklah Nyonya saya akan bantu, tapi Nyonya sudah mengatakan pada Tuan David kan?" aku mengangguk 

dia tersenyum penuh kelegaan lalu mengelus pundakku layaknya seorang ibu penuh kasih sayang pada anaknya  "Nyonya harus kuat, dalam berumah tangga masalah seperti ini memang sering terjadi .  kata orang jika rumah tangga Nyonya baik-baik saja terus, itu yang malah menjadi masalah. jadi nyonya harus kuat, waktu akan menjawab semuanya" ucap wanita paruh baya itu lagi 

hanya senyuman yang bisa aku sunggingkan di depan wanita paruh baya ini. 

aku kembali melangkah, ternyata Taxi yang aku pesan sudah tiba. aku sengaja memanggil taxi karna aku tidak ingin David mengetahui segalanya. wanita paruh baya itu sibuk memasukkan tas-tas yang sudah aku siapkan kedalam bagasi mobil. setelah selesai aku menjabat tangan wanita paruh baya tersebut

"tolong jaga anak-anak ya bik, mungkin saya akan lama pulang" atau mungkin tidak akan kembali

"pasti Nyonya, nyonya baik-baik disana. jangan lupa mengabari kalau sudah sampai" ucap wanita paruh baya itu lagi

aku mengangguk kemudian masuk kedalam mobil.

Mungkin ini adalah terakhir kalinya aku akan melihat rumah indah ini, rumah yang mungkin akan aku rindukan. selamat tinggal David, suamiku.

***

aku menatap keluar jendela, hujan mulai turun dengan derasnya, sepintas teringat masa lalu yang selalu menyesakkan dadaku. waktu itu sama seperti ini, aku duduk dikursi belakang dan hujan mengguyur mobil yang membawaku. 

"daddy kemana kita akan pergi?" gadis kecil dengan kepangan rambutnya menatap penasaran jalan yang dia lalui 

Pria yang di panggil daddy itu tidak menjawab, hanya tatapan tidak peduli yang dia layangkan pada putrinya itu 

mobilpun berhenti, hujan juga tampakanya sudah selesai  dengan tugasnya dan digantikan dengan sinar matahari yang terik 

gadis kecil itu turun dari mobil dan berlari mengejar ayahnya yang ternyata sudah lebih dulu berjalan , tangan mungilnya meraih jari-jari ayahnya, berharap ayahnya kini menggenggam tangannya. 

mereka sampai di meja, namun anehnya meja itu sudah di tempati oleh dua orang wanita. yang satu wanita yang tampak seumuran ayahnya dan satunya lagi  sama seperti dirinya hanya saja dia lebih tua. 

"Lena, ini adalah keluarga baru kita. mereka akan tinggal dirumah bersama kita" ucap pria tersebut langsung 

saat itu dia masih sangat kecil, dia hanya tersenyum menanggapi semua omong kosong itu. hatinya sedih, dia cukup tau arti tinggal bersama. dia sedih karna ayahnya tidak menanyakan tentang hal ini padanya .

HOT GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang