"Nih, sorry lama ya guys".
"Iya gak apa kok, makasih ya, Fi".
"Iya sama-sama, yuk makan".
Mereka mulai memakan pesanan mereka dengan lahap.
Tidak ada yang sadar bahwa Ghivia tidak berselera untuk memakan pesanannya.
"Eh, Vi, kok gak dihabisin makanannya?". Tanya Fiola kepada Ghivia setelah selesai makan.
"Perut gue perih jadi gak selera makan".
"Perih kenapa? mau kami antar ke uks?". Tanya Zahra yang juga ikutan panik.
"Eh gak usah guys, paling tanda-tanda mau dapat nih, soalnya bulan ini belum dapat hehe".
Mereka mengganguk paham setelah mendengar jawaban Ghivia.
Bel masuk tinggal lima menit lagi, mereka pun segera meninggalkan kantin dan pergi menuju kelas.
"Hoi, kalian dari mana?". Tanya Vino saat Zahra, Salsa, Reva, Fiola, dan Ghivia masuk kedalam kelas.
"Dari kantinlah".
"Dih tunggal gak ngajak kami".
"Iyanih gak asik".
"Ya habisnya kami tu udah pada lapar, dan tadi juga Reza masih tidur, yakali kami mau nahan lapar demi nunggu Reza bangun".
"Dasar si beban". Saut Nanta sambil memukul bahu Reza.
Yang dipukul hanya memberi cengiran jelek versi dia.
"Bel tinggal 5 menit lagi, gimana nih? jadi ke kantin?". Tanya Vino kepada Nanta dan Reza.
"Jadi dong, yok!!!". Teriak Nanta sambil berdiri tegas dan berlari keluar kelas.
Larinya Nanta keluar kelas diikuti dua curut yang ngejar Nanta.
Warga di kelas XI IPA-2, tepatnya kelasnya Reva dan kawan-kawan, tertawa melihat tingkah Nanta yang gila sudah membuat dua temannya menjadi korban gila.
Bel masuk sudah berbunyi. Ketiga manusia itu belum kembali ke kelas.
Tak lama kemudian, guru Matematika pun masuk ke dalam kelas diiringi tiga manusia yang nekat ke kantin di saat sudah detik-detik mau masuk.
Mereka membawa tas serta buku milik Bu Nova ke dalam kelas.
Bu Nova adalah guru Matematika yang masih muda. Ia juga guru yang baik dan sangat tegas. Ia juga mengajar dengan sangat baik yang membuat muridnya paham dengan yang di ajarkannya.
Kring kring kring...
Suara yang sangat merdu pun telah berbunyi. Ya, itu suara bel sekolah. Suara yang sangat di nanti bagi semua murid.
"Nah sampai disini pelajaran kita, jangan lupa ulangi lagi pelajaran ini dirumah. Selamat siang". Kata Bu Nova sambil tersenyum dan meninggalkan kelas.
"Woi, antar gue pulang please. Gue gak ada yang jemput hari ini". Pinta Ghivia kepada teman-temannya.
"Gak". Jawab serentak mereka ber-delapan.
Ghivia pun melipat jidatnya menjadi empat belas lipatan dengan wajah yang bisa di bilang sok merajuk.
"Kerjaan lo nebeng mulu ya Vi, heran gue".
"Yaudah sih kalau gak mau gak usah sewot gitu!".
Ghivia meninggalkan kelas dengan api yang membara di tubuhnya.
"Kenapa sih lo itu suka banget buat orang kesal? apa gak bisa lo itu duduk manis dan diam aja? kesal banget gue kalau udah ngomong sama lo". Gerutu Via sambil berjalan menuju halte.
Tanpa ia sadari, seseorang yang sedang ia dongkolkan mengikutinya dari belakang sesekali terkekeh karena omelan Ghivia.
"Maaf deh maaf, gitu aja baper ih".
"Apa lo? sana gak usah dekat-dekat".
"Siapa juga yang mau dekat sama lo".
"Isssh diam lo!".
"Hahahahaha".
"Lihat tu, dimarahin malah ketawa. Dasar gila".
"Gila gini lo juga sayang kan".
"Gak, siapa bilang? pd banget!".
Selama perdebatan itu, teman-teman Nanta dan Ghivia hanya menggelengkan kepalanya serta senyum-senyum melihat tingkah sahabatnya itu.
JANGAN LUPA VOTMENT GAESSS
