Duapuluhlima

24 13 5
                                    

Sudah sekitar dua minggu Nanta dan Reza dekat dengan gebetannya masing-masing. Hubungan Fauzi dan Nadya pun masih berlanjut. Vino? dia bakal nembak gebetannya hari ini.

Salsa? masih single, Reva? tetap single, Zahra? otw taken, Fiola? gak bakal taken, Ghivia? masih menunggu.

"Kapan rencana lo nembak Stefani?". Ghivia menggoda Nanta seakan-akan dia tidak ada perasaan dengan Nanta.

"Cari tanggal baguslah".

"Nah dua Nan".

"Kalau lo pada nyari tanggal bagus, setiap tanggal juga bagus. Bilang aja lo belum siap untuk nembak mereka".

"Pacaran itu gak tergantung tanggal kali, bocah banget pemikiran lo".

"Yaelah selo aja kali, paling nanti malam gue udah nembak Rachel".

"Ya mungkin hari ini gue nembak Stefani".

"Cepet banget sih!". Ghivia menutup mulutnya karena dia berteriak kesal mendengar jawaban Nanta.

"Vi, aman?". Reva memegang kening Ghivia dan membandingkannya dengan pantatnya.

"A-aman kok aman". Ghivia menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal dan memberi cengirannya kepada teman-temannya.

"Siap ini ke mall yuk, udah lama gak main di timezone". Ajak Nanta.

Gue mah udah sering main di friendzone - batin Ghivia

"Yuk".

Sampainya di mall, mereka memang hanya menuju ke timezone. Mereka membeli kartu member dan mengisinya sebanyak mungkin.

Reva dan Vino hanya mengisi ulang membernya, karena mereka udah punya member.

Sekarang mereka menuju game basket. Tentu saja itu ide pertama dari Reva.

Mereka mulai menggesek kartu membernya dan siap untuk memainkannya. Tidak ada bola yang mengenai tepi ring saat Reva memasukkan bola itu.

"Yaudah kita mencar aja gih sekarang biar puas mainnya".

Mereka berpencar untuk memainkan lebig banyak game lagi. Reva bermain tembak-tembakan berasama Salsa.

Fiola bermain bola yang turun dari atas dengan tomol sebagai penekannya. Lalu bola itu akan turun dan berputar untuk memasuki lobang di angka-angka yang sudah ditentukan.

Zahra dan Ghivia juga sudah bersiap untuk mengambil boneka di mesin boneka.

Ghivia gagal untuk yang ke tiga kalinya. Begitu juga dengan Zahra. Mungkin hanya orang yang beruntung atau orang yang sudah ahli yang bisa mendapatkannya.

"Itu aja masa gak dapat". Nanta datang dari belakang.

"Susah tau, coba aja kalau lo bisa".

"Kalau bisa lo cium gue ya?".

"Najis!".

Nanta maju dan mengesekkan kartunya.

Who Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang