Materi bola basket itulah kesukaan Reva. Ia sangat mencintai olahraga basket.
Hari Kamis yang berbahagia ini, jadwal kelas Reva di pagi hari yaitu pelajaran olahraga.
Diantara cewek, hanya Reva yang sangat bersemangat. Ia cepat turun ke lapangan dengan wajah yang ceria.
Ya, Reva mengikuti ekskul basket maka dari itu ia sangat mencintai bakatnya itu.
pritt...
Suara pluit Pak Bambang sudah menggelegar di telinga mereka. Dengan sedikit berlari mereka menghampiri Pak Yono dan berbaris rapi tanpa diperintah.
"Hari ini materi kita basket, bapak sudah katakan kemaren kalian harus bisa menguasi materi ini.".
Semua siswa hanya mengangguk paham dan berdiri dengan sigap.
"Dari SD pasti kalian sudah tau bagaimana cara menggiring bola, melempar, dan memasukkannya. Jadi hari ini kita coba dulu latihan dan bentuk kelompok".
Kelompok dipilih oleh Pak Bambang. Kali ini Reva tidak sekelompok dengan Ghivia karena mereka berada di barisan yang beda.
Tapi Reva sekelompok dengan Fiola, Salsa, sedangkan Ghivia dengan Zahra. Latihan awal dimulai dari anak cewek.
"Siap?". Tanya Pak Bambang.
"Siap! Jawab serentak kedua tim.
Bola pun di lemar ke atas dan didapati oleh kelompok Reva. Salsa kelompok Reva mendribble bola dan mengoper ke Reva ketika sudah di garis three point.
Tidak butuh waktu lama ketika bola sampai di tangan Reva, Reva dengan lincah memasukkan bola kedalam ring dan...
Shoot.
Bola masuk ke dalam ring di garis three point dengan mulus membuat anak cowok berteriak kagum kepada Reva.
Kelompok Reva pun saling bertos ria dengan permainannya tadi. Sedangkan kelompok Ghivia? hanya pasrah dan saling menyalahkan satu sama lain.
Lima belas menit sudah berakhir dengan kelompok Reva unggul 18 point dan kelompok Ghivia dengan point 4. Ini masih latihan bukan ambil nilai.
Sekarang giliran anak cowok pun bermain basket. Berbeda dengan cewek yang banyak teriak, anak cowok lebih diam dan focus ke permainan basketnya.
Reza, Nanta, Farhan satu kelompok. Banyak yang memprotes karena Reza, Nanta dan Farhan tiga cowok yang jago olahraga di bidang apapun.
Dari segi kelompok sudah jelas kelompok Nanta akan memimpin permainan ini.
Kelompok sebrang hanya bisa bersemangat walaupun sudah pasti mereka kalah.
Lima belas menit tak terasa permainan mereka habis. Pak Bambang memang mengasih waktu lima belas menit lima belas menit kepada tim cewek dan cowok.
Kelompok Nanta menang dengan 28 point dan kelompok sebrang dengan 2 point.
Padahal baru latihan udah semangat aja, gimana kalau ambil nilai? bisa-bisa 30 lebih point di buatnya.
Selama permainan itu mata Ghivia tak lepas memandang Nanta yang mengoper bola, berlari, mendribble dan mengshoot bola.
Tidak ada yang sadar akan hal itu karena semuanya juga sudah fokus pada permainan anak cowok.
Keringat yang mengalir malah membuat Nanta terkesan sexy di mata Ghivia. Ah, cowok ganteng memang terlihat sexy jika berkeringat sekalipun.
Waktu olahraga sudah berakhir dan saatnya berganti baju dengan seragam batik. Jika tadi mengganti baju olahraga kelas di kuasai anak cowok, kini kelas dikuasi anak cewek.
Jika cewek sudah berganti pakaian, anak cowok mana pun harussabar menanti.
Merapikan pakaian, rambut, dasi, jilbab atau memakai bedak, parfum serta yang lainnya itulah yang di lakukan anak cewek di kelas Reva.
Sedangkan anak cowok bisa di bilang simple. Rambut mereka yang acak-acakan bisa di rapikan dengan tangan mereka atau malah sebagian dari mereka lebih suka rambut yang sedikit acak-acakan agar terlihat tampan.
kring kring...
Bel bertanda istirahat berbunyi membuat murid-murid cepat lari ke kantin agar tidak kehabisan tempat.
"Hoaaa". Reza menguap besar karena tidurnya yang nyenyak.
"Bangsat bau jigong". Umpat Nanta kepada Reza.
"Ah bacot ayoklah kantin."
"Yaudah ayok kebo".
Reva, Ghivia, Zahra, Salsa dan Fiola sudah sedari tadi berada di kantin karena setelah olahraga itu bawaannya lapar.
"Mau pesan apa sesekali aku deh yang pesenin".
"Fio baik banget dah, gue soto sama teh es".
"Gue nasi goreng sama air mineral dingin.
"Gue siomay sama lemon tea".
Setelah memesan kepada Fiola, mereka mengobrol sambil menunggu Fiola datang membawa pesanan.
"Eh Ra mantan lo berapa?". Tanya Reva membuka pembicaraan.
"Ah cuma 3".
"Banyak itu taik".
"Ara, lo cocok deh sama Nanta". Puji Ghivia.
"Eh iya lo cocok sama Nanta, mau kita bantu gak?".
"Ah enggaklah, gak usah di bantu mungkin aja sekarang dia udah suka luan sama gue hahaha".
"Iya juga ya soalnya Nanta perhatian banget sama lo".
Selama percapakan itu Ghivia hanya menahan sesak di dada, tetapi di luarnya dia tertawa lepas dan bersemangat dengan topik ini.
Dibalik tawaku yang lepas ada seribu sedih yang aku rasakan. - Ghivia Diva Ayu.
N Y E S E K.
ITULAH
YANG
DIRASAKAN
GHIVIA.
banyak banyak sabar ya viaa😍