"GILAK NANTA HAHAHAHAHAHA". Tawa Reza, Reva, Salsa dan Ghivia pecah ketika Nanta menceritakan sebuah
lelucon dengan muka polosnya.Disaat asik tertawa, makanan pun tiba ke meja mereka. Mereka masih saja tertawa memegangi perut mereka tanpa berniat menyentuh sendok yang sudah terletak di piring dan pipet yang sudah berdiri manis di gelas mereka.
"Ah gue lapar udahan anjir ketawanya".
"Iya nih aduh perut w sakit bat"
"Yaudah ayuk ah makan ntar lagi bunyi bel". Mereka akhirnya menghentikan tawanya dan memakan nasi pesanan mereka dengan lahap, bersih tanpa perlu di cuci pakai pembersih piring merk apapun.
Di sisi lain Zahra, Fiola dan Vino sedang duduk manis di kelasnya tanpa berniat membuka suara.
Bukan mereka tak ada teman, tapi mereka menolak ajakan teman-teman ke kantin dengan alasan yang bisa dimengerti teman-temannya.
Sekarang, di kelas memang hanya ada mereka bertiga. Karna memang murid di kelas yang mereka tepati tidak pernah betah berada di kelas.
"Hei kenapa kita di kelas aja? ayoklah main keluar". Ajak Vino. Tapi hanya dapat tatapan sekilas dari Zahra dan Fiola.
Tanpa ragu Vino menarik kedua tangan gadis itu paksa sampai akhirnya mereka berdiri dan meringis kesakitan karena tangan Vino terlalu kuat memegang pergelangan tangan mereka.
"Maaf guys gue gak sengaja gue cuma mau dapat temen aja kok disini dan juga kita sebagai anak baru harusnya cepat bertegur sapa satu sama lain bukan menolak dengan alasan seperti tadi. Kita juga harus melihat-lihat lebih detail sekolah kita. Bukan hanya kelas yang kita tepati tapi semua isi sekolah ini harus kita ketahui. Kita harus paham dengan keadaan disekolah kita. Jangan hanya numpang belajar tapi juga numpang membuat moment baru".
"Iya gue tau itu yaudah ayolah ke kantin bel istirahat masih ada 15 menit lagi". Ajak Zahra kepada Vino dan Fiola.
Akhirnya mereka keluar dari kelas menghirup udara segar. Di sepanjang perjalanan menuju kantin, banyak pasang mata yang melihat mereka merasa tidak asing.
Ada juga yang memuja memuji mereka, serta ada juga yang bilang kalau mereka kembar tak identik.
Tapi mereka lalui saja dengan senyuman di sepanjang jalan menuju kantin tanpa harus bersikap angkuh.
"Eh eh guys lihat tu lihat". Seru Reva kepada ke-empat temannya.
Dengan bersamaan mereka memutar kepalanya sembilan ouluh derajat melihat orang yang dimaksud Reva.
"Bo- bo- bo-". Ucap Fiola gugup
"Boleh gabung?". Potong Vino kepada Reva dan kawan kawan.
Dan dibalas dengan anggukan dari ke-empat umat yang masih terdiam itu.
Vino pergi memesan makanan dengan cepat agar tidak telat jika masuk kelas nanti.
"Kalian saudara tak identik"?. Tanya Ghivia.
"Ha?". Jawab mereka bersamaan.
"Jawabannya cuma iya dan tidak gak ada jawaban ha, loh". Balas Ghivia kesal.
Nanta menepuk jidat Ghivia sambil berkata "Polos apa bego? soalnya polos sama bego gak beda jauh. Kalau dia jawabnya begitu dengan ekspresi terkejut berati mereka gak saudaraan".
Ghivia mengembungkan kedua pipinya seakan akan merajuk dan mulai manja. Nanta hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya yang bocah itu.
"Gue ketinggalan cerita apanih". Seru Vino sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman yang sudah dipesan.
"Gak cerita apa-apa kok, yaudah kalian cepat makan gih ntar kita telat masuk kelas gak lucu loh".
Dan pada akhirnya mereka telat masuk kelas lima menit. Alhasil, mereka tidak masuk kedalam kelas karena diusir sama Bu Mita guru bahasa inggris yang galak dan kalau marah harus siapin ember dan helm agar air liurnya tidak keciprat ke wajah.
"Sorry guys". Fiola membuka mulut untuk meminta maaf kepada Reva dan kawan-kawan.
"Udah selow aja kali Fi, woi-woi dari pada bingung gini ayok ke atap sekolah nikmati angin sejuk". Ajak Reza dan disetuji oleh mereka.
Mereka sudah sampai di atap sekolah dan benar kata Reza di sini bisa nikmati angin yang sejuk.
Angin angin sejuk ini menerbangkan rambut Reva, Ghivia, Salsa dan Zahra sehingga mereka terlihat sangat cantik. Tidak dengan Fiola, hanya kerudungnya yang melayang-layang.
Zahra terlalu menikmati angin sejuk. Ketika ia hendak berbalik ke belakang dia menyandung batu besar sehingga ia pun...
1 detik
2 detik
7 detik
Tidak terjadi apa apa di badannya. Tak ada rasa sakit ditubuhnya yang ada hanyalah sesuatu yang empuk di punggungnya.
Zahra membuka matanya lalu melihat Nanta sudah berada di pelukannya saat ini. Nanta telah menyelamatkan Zahra dengan cepat.
Mereka saling tatap tanpa mereka sadari ada satu bocah yang melihat mereka merasakan sakit yang teramat.
Nah tau dong siapa bocah itu? tu bocah sakit yg teramat karena suka nanta apa karena takut sahabatnya direbut?
votment guys thanks🙏