Delapanbelas

34 14 4
                                    

Selesai gangguin dan goda Salsa, Fauzi kembali bergabung dengan teman lainnya.

Handphone Fauzi bergetar, ia mengambilnya di saku celana nya. Ada freecall di line dari pacar Fauzi.

"Hallo kenapa Nad?/ oh iya ntar Zi jemput / gak papa kok/ oke bye".

"Cielah lembut banget". Goda Nanta.

"Duh manis banget". Sambung Reza.

"Ribut lo pada".

Pulang sekolah, Fauzi langsung ke sekolah pacarnya untuk jemput dia.

Setelah nunggu lima menit, dia—Nadya keluar sambil tersenyum. Sebelum naik ke atas motor, Fauzi berhentiin langkahnya.

"Kenapa Zi?". Tanya Nadya bingung.

"Rok kamu makin kecil aja, bibir kamu merah banget, astaga kamu pake soflent?".

"Biasa kali kalau cewek kek gini".

"Tapi gak biasa bagi cowok, besok aku gak mau lihat kamu pake rok tk itu dan bibir yang aduh merah banget".

"Iya-iya".

Mereka singgah untuk makan di caffe tora. Fauzi memarkirkan motor dan jalan bersama Nadya masuk ke dalam caffe.

Ketika sedang mencari tempat duduk, Fauzi melihat ada Reva, Ghivia, Salsa, Zahra dan Fiola.

Fauzi menarik Nadya untuk berkenalan sama teman-teman mbya. Yang ditarik hanya terkejut dan pasrah.

"Hai guys".

"Eh Fauzi".

"Oiya, ini pacar gue Nadya. Nadya, ini teman-teman aku".

Ketika bersalaman dengan Ghivia, Nadya menatap Ghivia tajam. Lalu mendadak melepaskan salamannya dan melihat Reva, Salsa, Ghvia, Fiola, dan Zahra dengan teliti.

"Eh kalian yang foto-foto sama Fauzi kan? oh lumayan juga. Tapi sadar diri ya Fauzi udah punya pacar dan pacarnya itu gue!". Bentaknya.

"Apasih kamu, gila?". Tanya Fauzi kesal.

"Aku lihat ig kamu post foto bareng cabe ini, gatal banget".

"Astaga Nad, mereka sahabat aku. Sahabat". Balas Fauzi dengan penekanan kalimat sahabat.

"Eh ekor kuda, lu sadar gak sih, lo itu lebih cabe! lihat tu rok lu, lu pakai rok tk ya?". Kini Reva pun bangkit dari tempat duduknya dengan wajahnya yang menahan amarah.

"Sial lo, berani lo sama gue?".

"Ngapain takut sama cabe?". Sambung Ghivia.

"Ini yang kamu bilang sahabat?, hahahaha, lucu kamu punya sahabat kek gini".

"Hm, kita lucu ya? comel maksud kamu?". Tanya Fiola polos.

Reva, Salsa, dan Zahra pun tertawa mendengar ucapan Fiola.

"Uh kita lucu ketawa dulu jeng". Kata Zahra sambil menutup mulutnya seperti banci di salon dan di iringi ketawa mengejek dari yang lainnya.

"Sial lo semua! shit! awas aja kalian semua bakal tau rasa!".

"Yayayaya gue suka rasa bbq, jangan lupa dibawa ya". Kata Salsa tak kalah cuek. Lagi-lagi mereka tertawa.

"Lo semua memang dabest, maafin cewek gue ya, dia memang cemburuan. Sekali lagi maaf".

"Iya Zi, buruan sana lo kejar dia".

"Okeh".

"Gak jadi makan?". Tanya Fauzi tanpa dosa.

"Gue mau pulang! antar gue!".

"Iya-iya. Tapi..".

"Tapi apa lagi sih Zi?".

"Maafin aku udah buat kamu marah-marah, cemburu dan lainnya". Rayu gue dan mengacak rambutnya pelan.

Tak butuh waktu lama-lama lagi, Fauzi langsung mengantarnya pulang.

"Itu pacar Fauzi? seriusan? cabe banget".

"Fauzi itu agak mesum, lo liat aja body ceweknya gimana tadi".

"Yasih rada montok, bibirnya merah banget. Kebanyakan makan cabe kali ya".

Mereka—Reva, Ghivia, Salsa, Fiola, Zahra tertawa mendengar ucapan Fiola. Mereka tidak terlalu ambil pusing dengan Nadya. Toh, Fauzi itu tak kalah tampan dari gebetan mereka.



MAAF NGEBOSANIN CERITA AKU YAA🙏🙏

Who Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang