Sebelas

71 17 0
                                    

"Eh udah sampai halte, dah".

"NANTA! GUE MUAK SAMA LO! ARGHHH!". Teriak Ghivia kepada Nanta yang sudah menjauh.

Sekitar sepuluh menit Ghvia menunggu bus yang datang, tapi tidak datang-datang sampai saat ini.

Di lain sisi, Nanta dan teman-teman lainnya melihat Ghivia dari jarak jauh tanpa disadari Ghvia.

Mereka tertawa renyah melihat wajah Ghivia yang sudah merah karena panas bercampur kesal.

"Udah ah gue pulang dulu, lo cepat sana jemput Via". Kata Reza malas kepada Nanta.

"Hoh, gue pulang juga deh".

"Ya gue juga".

Dan akhirnya mereka semua pergi ke parkiran untuk mengambil kendaraan masing-masing.

Nanta pun segera menuju ke halte menjemput Via. Tapi nihil, Via udah gak ada di halte.

Ketika Nanta memutar motornya, dia melihat Ghivia duduk di motor bersama seorang laki-laki yang juga memakai seragam SMA.

Ghivia tertawa senang bersama laki-laki itu tanpa melirik ke arah Nanta.

Nanta menghampiri mereka. Ghivia dan seorang cowok itu melihat ke arah Nanta.

"Eh udah dijemput rupanya".

"Haha". Balas Ghivia sambil melihatkan wajah malasnya kepada Nanta.

"Padahal tadi gue mau jemput lo".

"Mat, buruan anter gue pulang".

"Oke tuan putri".

Mereka tancap dengan motor ninja merah milik si cowok yang dipanggil 'Mat' sama Ghivia.

Melihat itu, Nanta hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tadi itu temen lo?". Tanya seorang cowok yang ada di depan gue saat ini.

"Hmm".

"Lo pengen pulang bareng dia?".

"EWH! GAK! (translate= ya mau lah).

"YAUDAH NYANTAI".

"Yaudah iya".

Akhirnya Ghivia sampai di rumah dengan selamat sentosa. Ghivia segera mandi untuk menghilangkan rasa panas di badannya.

⭐⭐⭐

"HOOOOOOO YES YES YES!. GUE JADIAN SAMA GISELLLLLLL!".

"Biasa aja keles, elah lebay banget".

"Yang jomblo diam aja".

"Nyesal gue datang".

"Dih baperan si jones".

Setelah berdebat dengan Ryan, gue pun masuk ke dalam kamar. Ya, Ryan baru saja jadian.

Flashback on

"Kak buruan ah".

"Iya gue udah siap, lo yang lama".

Ryan dan Reva pun berangkat dari rumah menunu taman yang sudah dijanjikan.

Tepat sekali waktunya. Disaat kami baru sampai, Gisella pun baru turun dari mobilnya.

Ryan pun berlari mengejar Gisella. Dia memberi kode ke gue untuk mengikutinya.

Ryan menutup mata Gisella dengan sapu tangan hitamnya. Ryan membawa Gisella ke taman yang sudah di dekor.

Reva dengan hati yang sabar melakukan vidio di hp Ryan selama pertunjukkan romantis Ryan yang di lakukan ke Gisella.

"Sel, maaf kalau selama ini gue gak peka sama lo". Ryan membuka penutup mata Gisella.

Gisella melihat sekeliling dengan mata yang sedikit melebar, mungkin dia kaget atas semua dekorasi di taman ini.

Ryan menunduk sambil memberikan bunga kepada Gisella.

"Lo mau gak jadi pacar gue? kalau gak ya gak apa-apa, tapi mau dong jadi pacar gue, gue sayang lo pake banget".

Gisella yang mendengar itu tertawa renyah, terus dia mengambil bunga itu.

"Cuma ngambil bunga doang?". Ryan bangkit dan menatap Gisella dengan muka polosnya.

"Kalau gue ambil bunganya, lo tau kan jawaban gue?".

"Hm, gue diterima? sudah kuduga". Ryan diam selama 5 detik. "HA GUE DI TERIMA? THANKS SEL". Ryan pun ingin memeluk Gisella, tapi Gisella tepis sambil memberi tatapan tajam. dan di balas dengan cengiran Ryan.

"Ehem udah jadian nih". Kata Reva keluar dari tempat persembunyiannya.

"Eh ka...kak Reva? kok?". Tanya Gisella menahan malu.

"Kak buruan buka kameranya". Pinta Ryan kepada Reva.

Reva pun membuka kamera hp Ryan dan memotret mereka berdua.

"Lo nyuruh kakak lo kesini cuma untuk foto?".

"Enggak".

"Iya".

Jawab mereka berbarengan.

"Gue nyuruh kak Reva kesini untuk jadi saksi salah satu keluarga gue saat nembak lo yah sekalian untuk foto juga".

"Adek laknat". Saut Reva dan Gisella serentak. Lalu mereka pun tertawa.

Flashback off

Who Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang