"Osoli!". Umpat Ghivia kesal.
"Ini di indonesia Vi, jangan pake bahasa korea, gue ga ngerti".
"Dua".
"Tiga".
"Empat".
"Artinya bangsat, ah!".
"Lo bangsatin siapa sih?".
"ARMY INDONESIA DAPAT FOTO SAMA MEMBER BTS ISH SUMPAH GUE GA TERIMA".
"SUMPAH LO SUMPAH? MANA MANA? IH V GUE!".
"Ngapain sih kalian heboh banget dengat si sipit? gue disini kan ada".
Plak! plak! plak! plak! plak!
Nanta mendapat pukulan berderet dari kelima teman ceweknya. Ia mengumpat kesal kepada kelima temannya. Reza dan Vino tertawa melihat Nanta yang selalu habis di pukul atau pun di sumpahin dengan umpatan kasar dari temannya.
krinngggg...
Bel istirahat sudah berbunyi, Reva dan keempat temannya menuju kantin. Ketika sampai di kantin, mereka memesan makanan dan minuman mereka masing-masing.
"Woi ikutan color run yuk?".
"Ayuk!".
"Ajak anak cowok juga ya".
"Ya pasti, tapi kalau mereka mau".
"Ujian kapan?".
"Minggu depan, jadwalnya dibuat besok".
Reva menganggukan kepalanya sebagai balasan dari jawaban Salsa.
Mereka terus mengobrol sampai tibalah pesanan mereka. Tanpa menunda lagi, mereka langsung saja melahap makanan mereka dengan semangat.
⭐⭐⭐
Hari Sabtu, jam 07.00 pagi, Reva dan teman-temannya sudah berkumpul di halaman rumah Reva. Mereka akan pergi bersama untuk ke acara color run.
Setelah semuanya berkumpul, Mereka langsung saja berangkat menunu lokasi color run.
Sampainya mereka di lokasi, sudah terlibat banyak orang yang berkumpul di lapangan.
Mereka dengan semangat masuk ke kerumunan orang itu. Jam 08.00 pagi, acara sudah dimulai. Semua nya bersorak gembira dengan baju yang sudah terkena semprotan berwarna warni.
Ketika sedang asiknya suasana, Fiola izin kepada temannya untuk mencari toilet. Ia berlari kecil sehingga kakinya tersandung dan ia pun terjatuh. Ia berusaha untuk berdiri tetapi kakinya terlalu sakit untuk itu.
Fiola duduk di tanah dengan memijit-mijit kakinya agar rasa sakitnya berkurang.
Seorang laki-laki menghampiri Fiola dan duduk manis di hadapannya. Laki-laki itu ingin menyentuh kaki Fiola, dengan cepat, tangan cowok itu ditepis oleh Fiola.
"Lo pijit-pijit gitu ga bakal sembuh, sini gue bantu".
Dengan berat hati, Fiola membiarkan tangan cowok itu memijit kakinya. Fiola meringis kesakitan menahannya.
Setelah merasa cukup, laki-laki itu membantu Fiola berdiri.
"Adrian Adyatma". Katanya sambil mengulurkan tangan.
"Fiola".
"Fio, ba— eh lo Adrian tetangga kelas gue kan?".
"Eh Salsa, wait-wait kita satu sekolah ni?
"Iya".
"Wah salam kenal gue Adrian".
"Iya, salam kenal juga, kami balik dulu ya. Bye".
Zahra menyeret tangan Fiola cepat karena sesuatu sudah menganggu perutnya sehingga mereka harus segera balik.
Pukul sebelas siang, mereka sudah berada dirumah Reva. Zahra pun mengurus urusannya dengan perut. Salsa, Ghivia, Fiola dan Reva mengganti baju mereka dengan baju bersih.
"Lo kenal Adrian Fi?". Tanya Salsa setelah Zahra selesai dari urusannya.
"Gak, aku tadi mau nyari toilet sambil lari gitu, trus aku terjatuh. Kaki aku terkilir, aku pijit-pijit sendiri biar bisa sembuh. Lah dia nya tiba-tiba datang bantu pijitin. Dari situ kenalnya".
"Ooooooh". Jawab mereka berempat serentak.
"Tiati baper".
"Hooh"
Fiola hanya diam mendengar jawaban teman-temannya dan berpikir keras, karena dirinya sekarang merasa salah tingkah melihat kebaikan Adrian. Bagaimana pun juga, diperlakukan begitu terlalu manis baginya.
