Limabelas

43 15 6
                                    

"Reza!!!! cepat bangun kamu udah telat 20 menit!!!".

Reza terbangun dari tidurnya dengan jantung yang masih dag dig dug, karena teriakan abangnya di depan pintu kamar.

Tanpa pikir panjang, Reza segera ke kamar mandi dengan cepat.

Hanya lima menit ia di kamar mandi, dan kembali ke kamar tidur untuk memakai seragam.

"Mati gue telat 20 menit, mati-mati". Gumamnya sambil memasang dasi.

Reza segera ke meja makan untuk pamit. Ketika ia ngos-ngosan menuju meja makan, ia melihat abang, adik, mama, dan papanya sedang santai menikmati makan paginya. Sangat santai.

Mereka melirik ke arah Reza sambil tersenyum.

"Nah gitu dong bangun pagi, sini sarapan". Ajak Jefri—papa Reza sambil tersenyum.

Reza melihat jam di tangannya, ia merasa bodoh sekali. Ini masih jam 05.55 pagi. Abangnya telah berbohong kepadanya.

"HAAAAAAAAAAAHHHH!!!!!!". Teriak Reza frustasi, jam segini seharusnya dirinya masih tidur dengan lelap.

Mereka yang berada di meja makan tertawa terbahak-bahak melihat ke frustasian Reza.
Reza menghampiri mereka dengan muka yang ditekuk.

Reza hanya memakan buah apel dan minum susu coklat.

"Telat 20 menit loh bang". Ejek Abil—adik Reza sambil terkekeh.

Mereka tertawa ringan. Reza melihat kesal ke arah manusia yang sudah mengerjainya dengan muka yang ditekuk. Orang yang di lihat hanya balas tatapan tajam Reza dengan senyum jeleknya dan menaik turunkan kedua alisnya.

"Aku berangkat dulu".

"Hati-hati ya nak, muka kamu jangan di tekuk gitu dong, jelek banget".

"Au ah!".

Selama di perjalanan menuju sekolah, ia masih menggerutu sendiri dengan tingkah abangnya itu.

Sekarang pukul 06.15 pagi, dan seharusnya ia masih tidur, bukan berangkat ke sekolah. Menyebalkan sekali.

Reza berhentiin motor karena ada lampu berwarna merah menyala di persimpangan, yang artinya pengendara harus berhenti.

Ketika sudah lampu hijau, Reza ingin melaju ke sekolah, tetapi mobil di depannya tak jalan-jalan, dan ia mendengar dari mesinnya seperti mogok.

Gue segera maju kesamping pengendara itu.

"Pak, mogok ya?".

"Iyanih nak, gak tau kenapa".

"Saya letak motor dulu disamping sana ya pak, ntar kita sama-sama dorong ke samping".

"Gak usah nak, ngerepotin kamu luan aja".

"Gak papa pak, bentar ya". Jawabnya sambil tersenyum ramah.

Beberapa detik kemudian, dia balik ke mobil gue. Dia segera ke belakang dan mendorongnya. Gue gak tega, gue pun turun dari mobil dan membantunya di belakang.

Gue melihat dia mendorong mobil, sambil menutup matanya, seolah-olah sedang mengumpulkan tenaga.

Melihatnya yang begitu, gue segera membantu dia, tak lama kemudian ada beberapa orang yang bantu kami.

Akhirnya mobil udah sampai di tepi dengan bantuan orang-orang. Gue ber-terima kasih kepada mereka sambil tersenyum tipis. Lalu menghampiri cowok itu dan berdiri disampingnya.

"Makasih ya".

Dia melirik terkejut ke arah gue. What?! dia gak sadar apa kalau gue dari tadi tu bantuin dia, dan gue ada di belakang supir.

"Huh, gue dari tadi ada di bangku belakang, bapak yang bawa mobil namanya Pak Budi, itu supir gue. Gue juga disini dari tadi bantu lo dorong".

"Oh, maaf gue ga lihat, makasih juga udah bantu".

"Rachel, sepertinya kamu naik taxi saja hari ini. Karena akan lama jika menunggu mobil diperbaiki".

"Iya pak saya akan naik taxi, saya pamit ya".

"Eh tunggu".

Gue melirik kepada cowok itu dengan tatapan bingung.

"Kita satu sekolah, lo berangkat sama gue aja, yah kalau mau". Tawarnya dengan senyum.

Gue melihat seragamnya, astaga gue gak sadar kalau seragam kami itu sama.

"Oke".

Gue naik keatas motornya sambil pamit sekali lagi dengan Pak Budi.

Selama di perjalan hanya ada keheningan di antara kami. Ya, wajar saja karena kami juga baru kenal beberapa menit yang lalu.

Tak terasa, kami udah sampai di sekolah, gue turun dan memberikan helmnya.

"Makasih ya, maaf repotin lo".

"Iya sama-sama, btw lo kelas berapa?".

"Gue 11 Ipa3".

"Na-".

Kring kring kring....

"Ah, udah bunyi bel, gue luan ya bye".

Rachel berlari untuk ke kelas sambil tersenyum sendiri, entah kenapa dirinya senang seketika di pagi ini. Sebelum melanjutkan langkahnya ke kelas, ia berhenti dan melihat ke arah parkiran.

Rachel melihat Reza sedang merapikan rambutnya dengan tangannya. Setelah itu Reza tersenyum ke kaca spion sambil mencubit pipinya sendiri.

"Oh my god, why you so cute?". Gumam Rachel sambil tersenyum melihat kelakuan Reza dan kembali melangkah untuk ke kelas.





TERASALAH BENIH BENIH CINTA BERMUNCULAN

GUYS, MAAF YA AKU NGETIKNYA BANYAK TYPO, HARAP MAKLUM UNTUK KALIAN YANG BACANYA.

PART 14 TENTANG VIFO, ITU SEHARUSNYA JAMNYA 19.00, KARNA ACARANYA MALAM.

HARAP DIMENGERTI, TERIMA KASIH

Who Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang