"Nama gue Ahmad Fauzi Danendra".
"Huuu". Sorak sebagian anak laki-laki dengan tepuk tangan. Yang di soraki hanya tersenyun.
"Silahkan duduk di bangku yang kosong". Suruh Bu Rini kepada anak yang disebut Fauzi itu.
Dia duduk di sebelah Salsa. Salsa yang berada di sebelahnya menggeserkan kursinya ke kiri, sedikit lebih jauh karena dia takut akan wajah yang Fauzi punya.
Bel pulang pun telah berbunyi, mereka sebagian dari mereka sudah keluar dan sebagian lagi masih merapikan bukunya.
"Woi lu pulang bareng kita yuk?". Ajak Nanta.
"Iya ayoklah gausah segan-segan. Oh iya gue Reza. Salam kenal bro".
"Gue Nanta".
"Gue Vino.
Perkenalan mereka itu hanya di balas dengan senyun oleh si anak baru. Terjadi hening beberapa detik.
"Kalian gak usah kaya gitu, gabaik. Sini kenalan juga".
"Sorry, gue Reva".
"Zahra".
"Fiola".
"Salsa".
"Annyeong haseyo amad, aku Ghivia".
Yang disapa hanya senyum dan mereka pun keluar dari kelas bersama-sama menuju parkiran.
"Cielah yang jadi anak ipa sekarang, aduh segan". Suara seseorang dari belakang.
"Bacot". Jawab Fauzi.
"Sementang jadi anak ipa, lo langsung pulang nih?".
"Gak, gue kerumah Sandi dulu mau ajak dia bantu gue permak motor".
"Oh yaudah gue luan ya".
"Lo dari ips?". Tanya Zahra.
"Iya".
"Kenapa pindah?".
"Gatau, mungkin biar rajin".
Zahra hanya membalas jawaban itu dengan mengangguk-anggukan kepalanya dan ber 'oh' ria.
Ahmad Fauzi Denandra, badboy sekolah yang bisa di bilang lumayan oke, tingginya sedang, kulit kuning langsat, hidung mancung, alis tebal, bulu mata yang sedikit lentik serta dada yang bidang.
⭐⭐⭐
"Itu cowok kemaren siapa lo?".
"Kepo".
"Gak juga"
"Nanta, lo bisa tolong antar gue gak? hari ini gue gak ada yang jemput". Tanya Zahra kepada Nanta dengan wajah yang sedikit panik.
"Boleh kok, rumah lo dimana?". Balasnya lembut, sangat lembut. teramat lembut.
"Di perumahan permai".
"Wah searah kita, ayuk berangkat sekarang. Vi, bilangin ke anak-anak, gue luan mau antar Zahra dulu".
"Iyop". Balas Ghivia singkat sambil mengacungkan ibu jarinya.
"Idih giliran yang lebih fisiknya mau di antarin pulang, lah gue yang terkadang di jemput juga terkadang naik busway dia gak pernah mau ngantarin gue pulang. Berteman juga udah 4 tahun. Dasar friend zaman now!". Gerutu Ghivia.
"Dijemput Vi?". Tanya Reva.
"Iya".
"Gak bareng?".
"Gak usah Va, udah dijalan yang jemput gue".
"Oh yaudah kami tungguin ya.
"Nanta mana?". Tanya Reza.
"Udah pulang sama Zahra". Jawab Ghivia tenang.
"Hm tu anak udah nyolong start aja ya". Balas Vino sambil menarik nafasnya.
Mereka terus bercerita sampai Ghivia dijemput, sekitar dua puluh menit menunggu yang menjemput Ghivia.
Ghivia pamit sama teman-temannya sambil mengucapkan terima kasih karena udah setia nungguin Ghivia sampai di jemput.
Mereka hanya membalas dengan senyuman dan juga menghidupkan mesin motor mereka masing-masing.